Semua Bab Istri manis Jenderal Perang: Bab 51 - Bab 60

103 Bab

Pemandu kerajaan

Bayan tangan Ayudisha dengan lembut, ia ingin meyakinkan Ayudisha bahwa semua akan baik-baik saja. Tidak peduli siapa yang akan mencoba mengganggu mereka, Bayan dapat yakin bahwa ia bisa melindungi Ayudisha seorang diri."Kamu percaya padaku?" "Aku percaya padamu..." ucap Ayudisha lembut.Mereka saat ini berada di atas kereta dan berangkat menuju istana untuk yang kedua kalinya. Kegiatan mereka kali ini menyangkut ulang tahun kerajaan yang akan diselenggarakan dengan besar-besaran. Berbagai tamu dari kerajaan yang berbeda satu persatu telah memenuhi undangan. Hal ini membuat Ayudisha memiliki tugas tambahan yaitu menjamu para tamu terutama para putri-putri kerajaan yang ikut dalam delegasi.Di pulau Mirah Adhi terdapat kerajaan sebanyak 7 bagian. Masing-masing kerajaan memiliki nama sesuai dengan letak mereka berdiri, misalnya Timur, Barat, Tengah, Selatan, Utara dan Pusat. Kerajaan Malaka sendiri terdapat di daerah Utara yang berbatasan dengan Barat, Pusat dan Timur. Utara disebut
Baca selengkapnya

Teman pertama

Ayudisha terus bermain bersama dengan Sina dan juga Saka. Mereka terlihat begitu harmonis layaknya ibu dan anak kandungnya. Hal itu membuat Bayan sedikit berdelusi bahwa itu adalah gambaran dari keluarga kecilnya di masa depan. Sina yang galak angkuh dan sombong sangat mudah tersulut emosi, sangat mirip dengan dirinya. Begitu pula dengan Saka, anak laki-laki itu terlihat pendiam dan mengikuti kemanapun sinar pergi sambil tersenyum kecil. Sangat mirip dengan Ayudisha.Ketiga orang itu bermain di bawah pohon beringin sambil memainkan boneka yang dibuat dari pohon pisang. Hanya saja pemandangan itu membuat Bayan sedikit iri, karena ia tak bisa terlibat di dalamnya. Ia juga iri karena Ayudisha saat ini lebih memperhatikan orang lain dibandingkan dirinya sendiri."Benar-benar membuat iri."Suara itu berasal dari seorang anak kecil yang duduk di atas tangga sambil melihat ke arah Ayudisha Sina dan Saka. Sangat terlihat jelas bahwa anak laki-laki itu iri dan kesal melihat keharmonisan mereka
Baca selengkapnya

Orang-orang dalam kegelapan

Suara gamelan terus terdengar di mana-mana, semua orang sibuk berpesta ria dan menikmati malam dengan menari sambil merayakan keberhasilan dan kejayaan kerajaan Malaka. Suara petasan dan kembang api terdengar dimainkan oleh anak-anak kecil yang berlari-lari dan tertawa. Hal itu terlihat begitu harmonis dan damai hingga membuat Amor tersenyum sinis."Kasihan..."Walaupun Amor terdengar mengatakan sesuatu seolah ia bersimpati, namun terlihat jelas di wajah laki-laki itu bahwa ia sama sekali tidak peduli. Salahkan ia karena telah lama pergi dari tempat ini dan berkelana, sehingga membuatnya tak lagi memiliki rasa nasionalis yang tinggi terhadap kerajaannya sendiri. Saat ini yang ia pedulikan hanya satu orang yaitu adik perempuannya yaitu Ayudisha.Saat semua orang tenggelam dalam kegembiraan, ada orang-orang tertentu yang saat ini berkeringat dingin dan berlari menuju kegelapan. Orang-orang itu terus menelusuri jalan yang gelap sambil mengawasi agar tak ada yang melihat mereka.Setelah i
Baca selengkapnya

Kambing Hitam

Bayan menggendong Sina di tangannya, anak begitu gembira sambil memainkan boneka yang baru saja mereka beli. Sedangkan Ayudisha memegang dua anak laki-laki lainnya. Mereka berlima berlima menonton pertunjukan wayang kulit sambil memakan kacang. Jika orang-orang tak mengenal mereka mungkin akan dianggap sebagai pasangan yang memiliki 3 anak kembar.Bayan selalu tersenyum saat menggendong Sina, perasaan ini terasa seperti seorang ayah yang menggendong putrinya sendiri. Bayan pun sesekali melihat perut Ayudisha sambil berdoa semoga anak mereka terlahir sebagai seorang perempuan."Apakah kamu menyukai boneka ini?" ucap Bayan lembut."Ya, aku menyukainya.""Kalau begitu paman akan memberikanmu sepuluh boneka lagi sebelum kamu pulang ke Senggrala.""Benarkah?!""Ya, tapi ada syaratnya.""Apa syaratnya?""Panggil aku ayah."Mendengar hal itu Sina langsung terdiam. Ia tidak pernah memanggil seseorang dengan sebutan seperti itu, bahkan ketika ia memanggil ayah kandungnya sendiri. Ayahnya adala
Baca selengkapnya

Penjara bawah tanah

Ayudisha menampar Bayan di penjara dan di tonton oleh AmorKali ini Bayan dipenjara di bawah tanah. Tempat ini adalah tempat para penjahat kelas kakap untuk diisolasi dan diinterogasi. Sangat berbeda dengan penjara yang ditempati olehnya dan Ayudisha saat itu. Penjara ini juga dijaga dengan ketat oleh banyak prajurit.Ayudisha dan Amor langsung mengunjungi Bayan dan terlihat jelas bahwa mata Ayudisha sedikit bengkak saat ini. Hal itu membuat Bayan merasa bersalah, ia harusnya mendengarkan peringatan Ayudisha saat itu. Ia terlalu cemburu pada Tanjung hingga membuatnya tidak bisa berfikir jernih. Apalagi mengingat bagaimana ia begitu kasar pada Ayudisha untuk melampiaskan kemarahannya, hingga ia lupa untuk sejenak bahwa istrinya saat ini dalam keadaan hamil."Ayu..."Plakkkk!!!!Ayudisha menampar wajah Bayan dengan keras. Ayudisha sangat marah dan sedih saat ini. Ia tidak menyangka Bayan akan masuk penjara lagi. Begitu cepat hingga membuat Ayudisha tak bisa mengontrol emosinya dengan ba
Baca selengkapnya

Perjalanan Panjang

Di langit biru yang tenang, burung elang sedang terbang sambil menggendong surat yang berisi berita kematian Patih Muda Senggrala. Berita itu akan sampai ke kerajaan Senggrala sebentar lagi.Saat ini kereta yang kerajaan Senggrala dijaga dengan ketat oleh banyak prajurit dan telah melewati perbatasan. Dalam perjalanan Sina terus memeluk Jarka yang menangis kehilangan ayahnya. Sina bahkan tidak tidur sepanjang malam hanya untuk membujuk Jarka agar tak terlalu sedih. Sedangkan Saka hanya duduk diam dan menonton saudara perempuannya bertindak.Sina adalah anak yang sombong, karena kecantikan yang dimilikinya serta darah keturunan yang ia miliki membuatnya sering memandang rendah orang lain. Akan tetapi dibalik sikapnya yang terlihat tidak manusiawi, ia adalah yang paling perhatian pada semua orang. Ia adalah orang yang sedih kalau melihat orang lain sedih dan bahagia ketika orang lain bahagia. Sedangkan Saka adalah tipe orang yang acuh tak acuh. Ia tak pernah melihat orang lain sebagai s
Baca selengkapnya

Bagaimana jika...

Di tengah hutan belantara terdapat sebuah rumah indah yang telah dijaga ketat oleh banyak tentara. Rumah itu telah dilindungi dengan perlindungan terbaik, hal ini untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada Ayudisha dan keluarganya. Apalagi saat ini Ayudisha sedang hamil seorang anak, beruntung kali ini ia ditemani oleh banyak pelayan dan kedua orang tuanya juga ikut menemani. Hanya saja sangat disayangkan bahwa Bayan tak berada di sampingnya saat ini."Semua ini akan baik-baik saja." ucap Amor meyakinkan.Amor pun mendekat dan mencium kening adiknya. Ia tersenyum dan meyakinkan Ayudisha bahwa Bayan akan kembali pulang dan menjemputnya dengan segara."Perang akan berlangsung dalam waktu yang singkat, jadi ia pasti akan datang kemari untuk menemanimu melahirkan.""Apakah aku bisa memegang janjimu?""Tentu saja, aku adalah kakakmu. Kapan aku menjanjikan sesuatu dan tidak menepatinya?"Ayudisha bangun dari tempat duduknya dan memeluk kakaknya. Ia tidak ingin kehilangan Baya
Baca selengkapnya

Politik Kerajaan

Saat kereta sampai di perbatasan, banyak prajurit datang dengan raut wajah yang sedih dan marah. Mereka tidak menyangka prajurit tangguh yang paling mereka hormati akan pergi meninggalkan mereka dengan begitu cepat. Apalagi dengan cara yang begitu licik seperti yang dilakukan oleh Bayan.Mereka menahan tangis dan amarah sambil berjanji akan memenggal kepala orang yang membunuh Patih muda mereka. Mereka tak terima dengan apa yang terjadi dan tak akan memaafkan Malaka dan siap untuk pergi berperang serta mendapatkan kembali kehormatan mereka."Aku akan memenggal kepala Bayan dengan tanganku sendiri!""Tidak, akulah yang akan memenggal kepalanya!"Semua prajurit yang dulunya berada di komando Patih muda merasa marah dan berlomba-lomba untuk mendapatkan kepala Bayan. Mereka tak akan puas sampai ada pertumpahan darah di antara mereka. Di dalam kereta itu pula, Jarka masih menangis dan berpelukan dengan tubuh hangat Sina. Ia merasa bahwa hidupnya telah berubah begitu banyak dalam waktu yan
Baca selengkapnya

Persiapan perang

Di dalam penjara bawah tanah, Bayan terus berlatih dan membentuk kekuatan serta bersiap untuk melakukan pertempuran. Tembok-tembok di sekelilingnya sedikit rusak karena telah menjadi korban dari ambisinya untuk berlatih menjadi lebih kuat. Ia tidak tahan dan ingin segera turun ke medan perang. Bahkan sel penjara telah membengkok dan rusak parah. Sebenarnya jika Bayan ingin pergi dari tempat ini sekarang juga maka itu adalah sesuatu yang mudah untuknya. Akan tetapi ia memilih tetap diam dan menjalankan semua rencana yang telah disusun oleh Amor.Kali ini Bayan akan memenggal kepala Badra. Ia berjanji akan memamerkannya di alun-alun kota, sebagai bentuk peringatan pada orang lain untuk jangan mengganggunya."Kamu menginginkan kematian anak ku, maka jangan salahkan aku untuk membinasakan semua garis keturunan mu."Bayan merupakan seorang tentara perang yang tangguh dan kejam. Ia bukan orang suci yang akan mengampuni setiap dosa orang padanya. Di medan perang ia pernah membunuh banyak sek
Baca selengkapnya

Meminta restu

Amor pergi ke rumah kediaman keluarga besar Bayan. Ia ingin bertemu dengan dua Gada untuk meminta dukungan dan mulai menyusun strategi untuk melawan Senggrala dan menggulingkan Badra. Akan tetapi dalam perjalanan ia melihat banyak batu dan kerikil bertebaran. Semua itu dilempar oleh warga sebelumnya. Mereka kesal dan marah karena menganggap bahwa perang ini sepenuhnya salah dari Bayan dan akhirnya merekalah yang mendapat getahnya. Jadi kekesalan tersebut mereka lampiaskan dengan melempar batu dan mencaci maki keluarga Bayan dari kejauhan.Amor merasa kesal melihat keluarga yang sangat mudah dimanipulasi dan tersulit emosi. Padahal jika mereka ingat keluarga Bayan telah menjadi seorang tentara dan melindungi kerajaan selama 3 generasi penuh, semenjak kerajaan ini berdiri. Akan tetapi sepertinya mereka lupa bahwa orang yang mereka lempari batu adalah orang yang akan menjadi kunci dari keselamatan mereka."Menjijikkan." ucap Amor menghina.Ia pun terus lanjutkan perjalanan, setelah sampa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status