Semua Bab Istri manis Jenderal Perang: Bab 31 - Bab 40

103 Bab

Siapa kamu?

Raja menangis sepanjang malam dan itu menjadi hiburan tersendiri untuk Raka dan Bayan. Mereka merokok sambil menikmati kepanikan orang-orang. Bahkan hingga pagi menjelang masih terdengar jelas suara langkah kaki para abdi istana yang sedang panik."Panas..."Suara Badra mulai serak dan hilang, hal itu dikarenakan ia telah berteriak sepanjang malam. Bahkan istrinya pun menangis dan takut akan keadaan Badra. Apalagi tangisan itu terdengar menyakitkan dan menyayat hati.Beruntung para tabib istana sedang merawat Tanjung, jadi mereka hanya pindah ke kamar Raja untuk mengobati. Hanya saja selama semalam suntuk tak ada perubahan yang signifikan. Raja masih saja ingin menggaruk kemaluannya sambil berteriak panas. Dengan terpaksa mereka mengikatnya di ranjang, agar tak terjadi luka yang tidak diinginkan.Ratu Malaka pun akhirnya bertanya pada tabib tentang apa yang sebenarnya terjadi pada sang suami. Awalnya mereka tidur nyenyak semalam, hanya saja tak lama Raja mengeluh panas dan gatal. Lalu
Baca selengkapnya

Amor

Amor menatap Bayan dari atas sampai bawah, dan ia langsung menilai bahwa Bayan tidak pantas menjadi suami adiknya. Jika boleh membandingkan Bayan dengan laki-laki di sampingnya, maka laki-laki itu jauh lebih enak dipandang."Siapa namamu?" ucap Amor sambil menunjuk ke arah Raka.Raka pun menatap ke arah Bayan dengan tatapan bingung. Laki-laki di depannya ini terlalu tampan, hingga membuatnya bingung dalam bersikap. Jika Ayudisha adalah wanita paling cantik yang pernah ia lihat, maka Amor adalah laki-laki paling tampan yang pernah ia lihat sepanjang hidupnya."Na-namaku Ra-Raka." ucapnya sambil terbata-bata."Raka?"Saat Amor menyebut namanya, entah kenapa Raka merasa begitu senang. Hal itu membuat wajahnya merah padam. Bayan yang melihatnya langsung memukul kepala Raka. Ia cemburu kakak iparnya lebih memperhatikan sang sepupu dibandingkan dirinya."Jangan bertingkah aneh, biasa saja." ucap Bayan kesal.Amor langsung tersenyum ringan. Sekarang ia tau kenapa sang adik memilih untuk mene
Baca selengkapnya

Pilihan selalu di tanganmu

Amor menatap perumahan keluarga Bayan dengan tatapan tak menyangka. Rumah ini begitu besar dan indah, hanya saja isinya sama sekali tidak normal. Saat masuk saja ia disambut oleh laki-laki yang bergelantungan di pohon mangga sambil tertawa.Amor adalah seorang bangsawan yang sering berpelesir ke luar pulau dan bertemu dengan banyak orang. Hanya saja manusia jenis ini baru pertama kali ia lihat.Amor pun mengurungkan niatnya untuk bertemu sang adik dan memilih untuk pergi. Tapi baru saja ia akan berbalik, seseorang menghampirinya dengan sekejap mata. Sangat cepat hingga Amor tidak punya waktu untuk merespon selain kaget."Hey siapa kamu? Kenapa kamu sangat tampan? Kamu juga sangat tinggi dan kulitmu sangat putih. Apakah kamu laki-laki yang turun dari kayangan, atau jangan-jangan kamu perempuan yang berpakaian seperti seorang laki-laki?"Mendengar hal itu Amor langsung marah, ia tidak pernah bertemu dengan orang yang begitu vulgar dan tak tau malu. Akan tetapi laki-laki itu begitu cerew
Baca selengkapnya

Persidangan

Setelah berhari-hari masa sulit berlalu, akhirnya sidang untuk Bayan dan Raka akan digelar. Sidang akan dipimpin oleh hakim agung yang berpengalaman, hal ini dikarenakan Raja masih belum sanggup untuk memimpin persidangan. Hal itu tentu saja menguntungkan bagi pihak Bayan dan Raka, mengingat tabiat Raja yang menurut mereka terlalu bias ke satu pihak.Ayudisha duduk bersama sang kakak secara berdampingan, ia juga ditemani oleh keluarga besar Bayan. Hanya saja entah kenapa jarak diantara mereka terlihat begitu nyata, hal ini dikarenakan aura Amor yang begitu sulit untuk didekati. Ia bersikap seolah-olah akan menikam siapapun yang berani mendekat pada adiknya. Tentu saja itu membuat orang lain merasa tidak nyaman, terutama ketiga sepupu nakal Bayan."Dia tampan, tapi sangat menyebalkan.""Ya, dia memonopoli Kakak Ayu seorang diri.""Dia bahkan lebih buruk dari Kakak Bayan. Setidaknya Kakak Bayan bisa ditipu dengan pujian-pujian berlebihan. Tapi laki-laki itu sangat sulit dibujuk, bahkan
Baca selengkapnya

Kebebasan Bayan

Suasana persidangan kini telah menjadi lebih tenang. Bayan dan Raka duduk berdampingan dengan tubuh yang tegak dan berwibawa. Begitu pula dengan Amor serta Ayudisha yang terlihat kebangsawanannya.Melihat hal itu Hakim Agung pun langsung memulai persidangan."Hari ini adalah persidangan yang dilaksanakan dalam upaya keadilan untuk terlukanya sastrawan negara yang bernama Tanjung Sinarta. Yang mana pelakunya dituduhkan pada Prajurit Tingkat tinggi negara, sekaligus calon Patih Muda yaitu Raden Bayan Malaka. Adapula penganiayaan yang telah dilakukan oleh prajurit tingkat tinggi bernama Raden Raka, yang telah mengakibatkan Sastrawan Tanjung Sinarta mengalami luka parah dan harus berbaring selama berhari-hari. Maka dari itu persidangan ini resmi saya buka."Tok tok tokSuara palu pun terdengar, semua orang mulai menahan nafas menjadi lebih serius. Akan tetapi sebelum suara Hakim Agung terdengar, Amor lebih dulu mengangkat tangannya.Hakim Agung pun langsung menatap Amor dengan tatapan tid
Baca selengkapnya

Makan besar

Bayan dan Raka telah resmi keluar dari penjara. Mereka pun segera merayakannya dengan makan besar di rumah Keluarga Bayan. Suasana di rumah keluarga Bayan pun menjadi begitu ramai dan semarak. Semua orang bersuka cita atas bebasnya dua cucu paling dewasa dalam keluarga.Berkumpulnya keluarga ini bukan hanya untuk menunjukkan rasa syukur mereka terhadap bebasnya Bayan dan Raka. Namun juga sebagai bentuk doa agar Raka dapat menjalankan tugas dengan baik di perbatasan nanti. Mengingat perbatasan merupakan tempat paling rawan terjadinya serangan dan perang. Walaupun mereka yakin Raka akan baik-baik saja, tetap saja mereka khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak terduga.Bayan pun memeluk sepupunya dengan perasaan enggan."Raka, aku harap kamu tidak mati di perbatasan. Kalau kamu sampai mati, maka hilang sudah orang waras di rumah ini." ucap Bayan mengeluh.Mendengar keluhan anaknya, Gada pun langsung memukul kepala Bayan dengan keras. Ia sebagai salah satu penghuni rumah ini pun langsung
Baca selengkapnya

Berita bahagia?

Bayan menatap ke arah kiri dan kanan dengan tatapan yang begitu teliti, sambil memasang pendengaran nya setajam mungkin. Setelah memastikan bahwa semua orang telah kembali ke kediaman masing-masing, akhirnya Bayan dapat bernafas lega. Ia pun tersenyum kecil dan masuk ke kamarnya kembali.Suasana rumah yang begitu ramai sebelumnya, sekarang menjadi begitu hening dan sepi. Hanya ada suara binatang malam yang menyertai malam mereka saat ini.Bayan menatap wajah istrinya yang terlihat begitu cantik dengan cahaya api yang menyala. Wajahnya yang putih terlihat bersinar dan matanya berkilauan. Selama ada di penjara, Bayan merasa begitu merindukan istrinya yang begitu cantik ini. Jujur saja, ia merasa gerah melihat Raka setiap hari. Selain Raka yang terlalu religius hingga selalu berdoa sepanjang malam, ia juga malas bersama Raka karena Raka sibuk memuji kakak iparnya.Sekarang hanya tinggal mereka berdua di ruangan ini. Hanya ada Bayan dan Ayudisha. Tentu saja tidak ada yang bisa dilakukan
Baca selengkapnya

Kehidupan Harmonis

Semua anggota keluarga menjadi begitu antusias dan bahagia. Mereka berharap cucu pertama dalam keluarga ini terlahir sehat dan kuat. Hanya saja kehamilan Ayudisha masih terlalu muda untuk disiarkan pada orang lain. Hal ini dikarenakan ada mitos dan tradisi dalam keluarga mereka untuk merahasiakan kehamilan sebelum berumur 3 bulan. Apalagi ketika umur anak itu masih di bawah 3 bulan dianggap rentan keguguran. Sehingga keluarga akan berusaha keras untuk menjaga serta melakukan yang terbaik agar bayi dapat terlahir dengan selamat.Keluarga Bayan pun telah melakukan kesepakatan bersama untuk menjaga Ayudisha. Serta memberikan makanan-makanan terbaik untuk wanita itu. Selain keluarga Bayan, keluarga Amor pun merasa begitu bahagia saat mendengar Putri mereka akan memiliki seorang anak.Amor telah mengirim surat malam itu juga untuk kedua orang tuanya. Ia ingin mengabarkan bahwa cucu pertama dalam keluarga mereka sebentar lagi akan lahir. Hal itu membuat Amor tak lagi kesal pada adik iparnya
Baca selengkapnya

Anak itu miliknya

Ayudisha terus menatap perutnya yang masih datar dengan perasaan linglung dan tak percaya. Selama dua kehidupan, ini adalah pertama kalinya ia merasakan menjadi seorang ibu. Ini rasanya seperti mimpi indah yang telah dilapisi oleh madu yang sangat manis.Sejak semalam ia hanya menutup matanya tapi tak kunjung juga tertidur terlelap. Ia masih tak percaya keajaiban benar-benar datang padanya. Ia ingat ketika menikah bersama Tanjung selama puluhan tahun, tak ada satupun anak yang lahir di antara mereka. Sedangkan saat bersama Bayan, dengan rentang waktu pernikahan yang begitu singkat, mereka akan memiliki seorang anak yang akan lahir tak lama lagi.'apakah ini benar-benar nyata?''apakah ini bukan mimpi?''apakah aku benar-benar akan menjadi seorang ibu?'Pertanyaan-pertanyaan itu terus terngiang dalam pikirannya. Seolah menghantui setiap sendi dalam hidup Ayudisha. Terkadang Ayudisha akan menampar atau mencubit dirinya sendiri untuk memastikan bahwa rasa sakit itu benar-benar ada. Sehin
Baca selengkapnya

Terlalu mesra

Ayudisha tersenyum bahagia, selama beberapa hari ini ia mendapatkan semua hal yang ia mau. Bayan akan langsung mengabulkan semua permintaannya dengan senang hati. Bahkan laki-laki itu terlihat begitu bahagia saat melakukannya."Apa lagi yang kamu inginkan, ayo sebutkan. Aku akan mengabulkannya untukmu."Melihat antusiasme Bayan, ayu pun berusaha mencari sesuatu yang benar-benar ia inginkan. Terkadang momen semacam ini memang sering dimanfaatkan untuk meminta sesuatu yang tak pernah didapatkan ketika masih gadis. Dengan alasan hamil dan ngidam maka suami dengan senang hati memaklumi semua permintaannya."Aku ingin memeluk Raka!"Mendengar permintaan istrinya, Bayan langsung terdiam. Ia menggelengkan kepalanya dengan keras."Tidak, tidak boleh. Yang lain!""Sian?""Apalagi yang itu.""Kalau begitu bolehkah aku memelukmu?" ucap Ayudisha lembut.'tidak! Istriku semakin hari semakin pandai merayu. Aku tak bisa mengimbanginya'Telinga Bayan langsung memerah. Ia merasa telah kembali lagi saa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status