Share

Teman pertama

Author: Q
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ayudisha terus bermain bersama dengan Sina dan juga Saka. Mereka terlihat begitu harmonis layaknya ibu dan anak kandungnya. Hal itu membuat Bayan sedikit berdelusi bahwa itu adalah gambaran dari keluarga kecilnya di masa depan. Sina yang galak angkuh dan sombong sangat mudah tersulut emosi, sangat mirip dengan dirinya. Begitu pula dengan Saka, anak laki-laki itu terlihat pendiam dan mengikuti kemanapun sinar pergi sambil tersenyum kecil. Sangat mirip dengan Ayudisha.

Ketiga orang itu bermain di bawah pohon beringin sambil memainkan boneka yang dibuat dari pohon pisang. Hanya saja pemandangan itu membuat Bayan sedikit iri, karena ia tak bisa terlibat di dalamnya. Ia juga iri karena Ayudisha saat ini lebih memperhatikan orang lain dibandingkan dirinya sendiri.

"Benar-benar membuat iri."

Suara itu berasal dari seorang anak kecil yang duduk di atas tangga sambil melihat ke arah Ayudisha Sina dan Saka. Sangat terlihat jelas bahwa anak laki-laki itu iri dan kesal melihat keharmonisan mereka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri manis Jenderal Perang   Orang-orang dalam kegelapan

    Suara gamelan terus terdengar di mana-mana, semua orang sibuk berpesta ria dan menikmati malam dengan menari sambil merayakan keberhasilan dan kejayaan kerajaan Malaka. Suara petasan dan kembang api terdengar dimainkan oleh anak-anak kecil yang berlari-lari dan tertawa. Hal itu terlihat begitu harmonis dan damai hingga membuat Amor tersenyum sinis."Kasihan..."Walaupun Amor terdengar mengatakan sesuatu seolah ia bersimpati, namun terlihat jelas di wajah laki-laki itu bahwa ia sama sekali tidak peduli. Salahkan ia karena telah lama pergi dari tempat ini dan berkelana, sehingga membuatnya tak lagi memiliki rasa nasionalis yang tinggi terhadap kerajaannya sendiri. Saat ini yang ia pedulikan hanya satu orang yaitu adik perempuannya yaitu Ayudisha.Saat semua orang tenggelam dalam kegembiraan, ada orang-orang tertentu yang saat ini berkeringat dingin dan berlari menuju kegelapan. Orang-orang itu terus menelusuri jalan yang gelap sambil mengawasi agar tak ada yang melihat mereka.Setelah i

  • Istri manis Jenderal Perang   Kambing Hitam

    Bayan menggendong Sina di tangannya, anak begitu gembira sambil memainkan boneka yang baru saja mereka beli. Sedangkan Ayudisha memegang dua anak laki-laki lainnya. Mereka berlima berlima menonton pertunjukan wayang kulit sambil memakan kacang. Jika orang-orang tak mengenal mereka mungkin akan dianggap sebagai pasangan yang memiliki 3 anak kembar.Bayan selalu tersenyum saat menggendong Sina, perasaan ini terasa seperti seorang ayah yang menggendong putrinya sendiri. Bayan pun sesekali melihat perut Ayudisha sambil berdoa semoga anak mereka terlahir sebagai seorang perempuan."Apakah kamu menyukai boneka ini?" ucap Bayan lembut."Ya, aku menyukainya.""Kalau begitu paman akan memberikanmu sepuluh boneka lagi sebelum kamu pulang ke Senggrala.""Benarkah?!""Ya, tapi ada syaratnya.""Apa syaratnya?""Panggil aku ayah."Mendengar hal itu Sina langsung terdiam. Ia tidak pernah memanggil seseorang dengan sebutan seperti itu, bahkan ketika ia memanggil ayah kandungnya sendiri. Ayahnya adala

  • Istri manis Jenderal Perang   Penjara bawah tanah

    Ayudisha menampar Bayan di penjara dan di tonton oleh AmorKali ini Bayan dipenjara di bawah tanah. Tempat ini adalah tempat para penjahat kelas kakap untuk diisolasi dan diinterogasi. Sangat berbeda dengan penjara yang ditempati olehnya dan Ayudisha saat itu. Penjara ini juga dijaga dengan ketat oleh banyak prajurit.Ayudisha dan Amor langsung mengunjungi Bayan dan terlihat jelas bahwa mata Ayudisha sedikit bengkak saat ini. Hal itu membuat Bayan merasa bersalah, ia harusnya mendengarkan peringatan Ayudisha saat itu. Ia terlalu cemburu pada Tanjung hingga membuatnya tidak bisa berfikir jernih. Apalagi mengingat bagaimana ia begitu kasar pada Ayudisha untuk melampiaskan kemarahannya, hingga ia lupa untuk sejenak bahwa istrinya saat ini dalam keadaan hamil."Ayu..."Plakkkk!!!!Ayudisha menampar wajah Bayan dengan keras. Ayudisha sangat marah dan sedih saat ini. Ia tidak menyangka Bayan akan masuk penjara lagi. Begitu cepat hingga membuat Ayudisha tak bisa mengontrol emosinya dengan ba

  • Istri manis Jenderal Perang   Perjalanan Panjang

    Di langit biru yang tenang, burung elang sedang terbang sambil menggendong surat yang berisi berita kematian Patih Muda Senggrala. Berita itu akan sampai ke kerajaan Senggrala sebentar lagi.Saat ini kereta yang kerajaan Senggrala dijaga dengan ketat oleh banyak prajurit dan telah melewati perbatasan. Dalam perjalanan Sina terus memeluk Jarka yang menangis kehilangan ayahnya. Sina bahkan tidak tidur sepanjang malam hanya untuk membujuk Jarka agar tak terlalu sedih. Sedangkan Saka hanya duduk diam dan menonton saudara perempuannya bertindak.Sina adalah anak yang sombong, karena kecantikan yang dimilikinya serta darah keturunan yang ia miliki membuatnya sering memandang rendah orang lain. Akan tetapi dibalik sikapnya yang terlihat tidak manusiawi, ia adalah yang paling perhatian pada semua orang. Ia adalah orang yang sedih kalau melihat orang lain sedih dan bahagia ketika orang lain bahagia. Sedangkan Saka adalah tipe orang yang acuh tak acuh. Ia tak pernah melihat orang lain sebagai s

  • Istri manis Jenderal Perang   Bagaimana jika...

    Di tengah hutan belantara terdapat sebuah rumah indah yang telah dijaga ketat oleh banyak tentara. Rumah itu telah dilindungi dengan perlindungan terbaik, hal ini untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada Ayudisha dan keluarganya. Apalagi saat ini Ayudisha sedang hamil seorang anak, beruntung kali ini ia ditemani oleh banyak pelayan dan kedua orang tuanya juga ikut menemani. Hanya saja sangat disayangkan bahwa Bayan tak berada di sampingnya saat ini."Semua ini akan baik-baik saja." ucap Amor meyakinkan.Amor pun mendekat dan mencium kening adiknya. Ia tersenyum dan meyakinkan Ayudisha bahwa Bayan akan kembali pulang dan menjemputnya dengan segara."Perang akan berlangsung dalam waktu yang singkat, jadi ia pasti akan datang kemari untuk menemanimu melahirkan.""Apakah aku bisa memegang janjimu?""Tentu saja, aku adalah kakakmu. Kapan aku menjanjikan sesuatu dan tidak menepatinya?"Ayudisha bangun dari tempat duduknya dan memeluk kakaknya. Ia tidak ingin kehilangan Baya

  • Istri manis Jenderal Perang   Politik Kerajaan

    Saat kereta sampai di perbatasan, banyak prajurit datang dengan raut wajah yang sedih dan marah. Mereka tidak menyangka prajurit tangguh yang paling mereka hormati akan pergi meninggalkan mereka dengan begitu cepat. Apalagi dengan cara yang begitu licik seperti yang dilakukan oleh Bayan.Mereka menahan tangis dan amarah sambil berjanji akan memenggal kepala orang yang membunuh Patih muda mereka. Mereka tak terima dengan apa yang terjadi dan tak akan memaafkan Malaka dan siap untuk pergi berperang serta mendapatkan kembali kehormatan mereka."Aku akan memenggal kepala Bayan dengan tanganku sendiri!""Tidak, akulah yang akan memenggal kepalanya!"Semua prajurit yang dulunya berada di komando Patih muda merasa marah dan berlomba-lomba untuk mendapatkan kepala Bayan. Mereka tak akan puas sampai ada pertumpahan darah di antara mereka. Di dalam kereta itu pula, Jarka masih menangis dan berpelukan dengan tubuh hangat Sina. Ia merasa bahwa hidupnya telah berubah begitu banyak dalam waktu yan

  • Istri manis Jenderal Perang   Persiapan perang

    Di dalam penjara bawah tanah, Bayan terus berlatih dan membentuk kekuatan serta bersiap untuk melakukan pertempuran. Tembok-tembok di sekelilingnya sedikit rusak karena telah menjadi korban dari ambisinya untuk berlatih menjadi lebih kuat. Ia tidak tahan dan ingin segera turun ke medan perang. Bahkan sel penjara telah membengkok dan rusak parah. Sebenarnya jika Bayan ingin pergi dari tempat ini sekarang juga maka itu adalah sesuatu yang mudah untuknya. Akan tetapi ia memilih tetap diam dan menjalankan semua rencana yang telah disusun oleh Amor.Kali ini Bayan akan memenggal kepala Badra. Ia berjanji akan memamerkannya di alun-alun kota, sebagai bentuk peringatan pada orang lain untuk jangan mengganggunya."Kamu menginginkan kematian anak ku, maka jangan salahkan aku untuk membinasakan semua garis keturunan mu."Bayan merupakan seorang tentara perang yang tangguh dan kejam. Ia bukan orang suci yang akan mengampuni setiap dosa orang padanya. Di medan perang ia pernah membunuh banyak sek

  • Istri manis Jenderal Perang   Meminta restu

    Amor pergi ke rumah kediaman keluarga besar Bayan. Ia ingin bertemu dengan dua Gada untuk meminta dukungan dan mulai menyusun strategi untuk melawan Senggrala dan menggulingkan Badra. Akan tetapi dalam perjalanan ia melihat banyak batu dan kerikil bertebaran. Semua itu dilempar oleh warga sebelumnya. Mereka kesal dan marah karena menganggap bahwa perang ini sepenuhnya salah dari Bayan dan akhirnya merekalah yang mendapat getahnya. Jadi kekesalan tersebut mereka lampiaskan dengan melempar batu dan mencaci maki keluarga Bayan dari kejauhan.Amor merasa kesal melihat keluarga yang sangat mudah dimanipulasi dan tersulit emosi. Padahal jika mereka ingat keluarga Bayan telah menjadi seorang tentara dan melindungi kerajaan selama 3 generasi penuh, semenjak kerajaan ini berdiri. Akan tetapi sepertinya mereka lupa bahwa orang yang mereka lempari batu adalah orang yang akan menjadi kunci dari keselamatan mereka."Menjijikkan." ucap Amor menghina.Ia pun terus lanjutkan perjalanan, setelah sampa

Latest chapter

  • Istri manis Jenderal Perang   Bahagia (EXTRA)

    Ayudisha menggendong putrinya sambil melihat Lo Gading yang sedang duduk dan menatap tanah. Hal tersebut membuat Ayudisha merasa heran melihat putranya itu. Apalagi Lo Gading masih tidak bergerak bahkan setelah beberapa jam."Lo Gading, apa yang sedang kamu amati? Hari sudah mulai terik, kemarilah."Akan tetapi Lo Gading masih tetap berjongkok dan terus menatap ke tanah. Setelah beberapa saat ia pun melihat ibunya dan bertanya."Bu, kenapa semut berjalan seperti bebek?""Hah?"Ayudisha pun langsung heran, sejak kapan semut berjalan seperti bebek?Lo Gading selalu bertanya pada sesuatu yang sulit ia mengerti. Akan tetapi rasa ingin tau anak itu begitu besar, sehingga ia selalu menanyakan sesuatu yang bahkan tidak pernah ditanyakan oleh orang lain."Bebek tidak berjalan seperti semut anakku. Mereka berbeda, bebek memiliki dua kali sedangkan semut memiliki lebih.""Tapi aku melihat cara mereka berjalan sama."Untuk beberapa saat Ayudisha terdiam, dan akhirnya mengingat kembali kenangan k

  • Istri manis Jenderal Perang   Kelahiran Putri (EXTRA)

    3 tahun kemudianBayan menatap putranya dengan tatapan tak percaya. Ia panik saat ini karena Ayudisha akan melahirkan seorang anak, tapi lihat putra nya yang berbakti itu. Dia bahkan sempat menguap saat mendengar jeritan ibunya yang kesakitan."Apakah kamu tidak khawatir ibumu kenapa-napa?"Mendengar pertanyaan Ayahnya, Lo Gading pun mengangguk."Aku khawatir." ucap Lo Gading dengan suara kecilnya.Akan tetapi raut wajahnya masih terlihat santai dan malas. Hal tersebut membuat Bayan menjadi semakin kesal."Lalu kenapa kamu terlihat seperti itu? Tidak ada raut khawatir di wajah mu, biasanya anak-anak akan menangis jika mendengar jeritan ibunya.""Apakah menangis itu berguna saat ini? Apakah tangisan ku dapat mengurangi rasa sakit yang ibu rasakan? Kalau memang begitu, aku akan menangis sekarang."Bayan pun terdiam, ia merasa putranya tidak normal. Terlalu malas dan tidak ada jejak kekanakan yang tersisa. Padahal jika diingat saat ia masih bayi, Lo Gading cenderung imut bahkan ketika di

  • Istri manis Jenderal Perang   Perdamaian

    Hari begitu cerah dan kehidupan di Malaka menjadi begitu membahagiakan. Tak ada lagi perselisihan dan keributan yang berarti dan kehidupan masyarakat jauh lebih sejahtera dari sebelumnya. Sejak kelahiran Pangeran mahkota keberuntungan selalu menghampiri Malaka tidak ada akhirnya. Seolah bayi lucu itu memang ditakdirkan untuk membawa banyak keberuntungan untuk semua orang.Ayudisha menggendong putranya sambil menatap ke arah pohon mangga tempat ia biasa duduk bersama dengan Bayan. Tempat yang biasa ia gunakan untuk mengelus perutnya yang sekarang nyeri dan tak nyaman. Akan tetapi kali ini ia sudah tak merasakan sakitnya lagi dan menikmati kebahagiaan tanpa beban yang berarti."Kamu adalah anugerah terindah yang diberikan tuhan padaku di kehidupan ini." ucap Ayudisha pada anaknya.Entah anak itu mengerti apa yang diucapkan oleh ibunya, atau dia terlalu senang dalam gendongannya, tapi dapat Ayudisha melihat dengan jelas bahwa anak itu tersenyum. Sangat tampan dan manis. Hal tersebut memb

  • Istri manis Jenderal Perang   Matahari Malaka

    Suara tangisan seorang bayi yang terdengar nyaring telah berhasil membuat semua orang di istana merasa bersyukur. Mereka pun langsung tersenyum dan mengucapkan selamat pada masing-masing anggota keluarga. Tak lupa mereka mengucapkan syukur yang mendalam pada Tuhan yang telah menitipkan sebuah kehidupan baru untuk keluarga mereka.Setelah itu pintu ruang persalinan pun terbuka dan Bibi Bayan menatap semua anggota keluarganya dengan senyum merekah. "Seorang bayi laki-laki telah lahir dengan selamat.""Bayi laki-laki?!!"Setelah itu ibu Ayudisha pun keluar dan membawa bayi di pelukannya yang telah bersih oleh air hangat. Hal tersebut membuat semua orang langsung bersorak bahagia. Bayi itu berkulit putih dengan hidung yang mancung. Mengingatkan Putri Minah dengan Amor ketika dilahirkan pertama kalinya.Sian, Daka dan Jiru pun tak kalah girang. Mereka melihat keponakan mereka untuk pertama kalinya dan itu membuat mereka bersyukur dengan suara yang keras."Syukurlah dia tidak mirip Kakak B

  • Istri manis Jenderal Perang   Terimakasih

    Semua orang khawatir akan keadaan Ayudisha, mereka takut karena merasa Ayudisha lemah dan tak tahan dengan rasa sakit. Akan tetapi hanya Ayudisha yang tau bagaimana ia menikmati rasa sakitnya dengan perasaan bahagia. Rasa sakit itu membuatnya sadar bahwa bayi di dalam perutnya benar-benar hidup. Bayi itu benar-benar ada dan itu terjadi dalam hidupnya di kehidupan ini.Hampir setiap detik dalam hidup Ayudisha di kehidupan sebelumnya, ia merasa kesepian dan cemburu melihat anak orang lain. Ia mengalami banyak kesedihan dan rasa sakit hanya karena ia tidak bisa memiliki anaknya sendiri. Terkadang wanita menjadi begitu tidak berharga ketika mereka tidak bisa memiliki seorang anak untuk suaminya. Seolah mereka adalah sebuah benda yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Seolah ia adalah benda yang cacat dan mereka sangat menyesal setelah membelinya.Akan tetapi sekarang ia memiliki seorang laki-laki yang menerimanya bahkan jika ia tidak akan memiliki anak seumur hidupnya. Ia memiliki lak

  • Istri manis Jenderal Perang   Rasa sakit

    Bayan memeluk Ayudisha dan membuat tubuh Ayudisha lebih nyaman saat berbaring. Setiap malam Bayan akan mengatur cara Ayudisha tidur karena Ayudisha sudah tidak nyaman dengan perut besarnya. Terkadang Ayudisha akan memiliki nafas yang sedikit pendek karena kesulitan saat bernafas."Lebih nyaman?" tanya Bayan lembut.Ayudisha pun mengangguk dan tersenyum. Ia benar-benar dilayani oleh suaminya dengan sangat baik. Setiap ketidaknyaman yang ia alami selalu Bayan perhatikan. "Kalau begitu selamat tidur istriku yang cantik." ucap Bayan sambil mencium kening istrinya."Selamat tidur juga suamiku yang tampan."Keduanya saling merayu tanpa ada rasa malu terlihat di wajah mereka. Sangat berbeda ketika mereka masih pengantin baru. Sekarang mereka lebih leluasa dalam mengungkapkan rasa cinta hingga tidak ada kecanggungan.Setelah itu keduanya tertidur sambil berpelukan. Malam ini sangat ramai mengingat hampir setiap anggota keluarga berada di tempat yang sama. Ayudisha sebenarnya tidak terlalu ny

  • Istri manis Jenderal Perang   Keluarga

    Para anggota keluarga kini telah berkumpul. Walaupun tidak semuanya tapi itu cukup ramai mengingat sebentar lagi mereka akan menyambut kedatangan anggota keluarga yang baru. Apalagi anak Ayudisha dan Bayan akan menjadi cucu pertama di keluarga masing-masing.Umur kandungan Ayudisha sudah sembilan bulan dan tinggal menghitung hari untuk melihat bayi itu dilahirkan ke dunia. Hal tersebut membuat anggota keluarga sangat antusias untuk mempersiapkan banyak hal untuk kelahiran nanti. "Apakah persiapannya sudah cukup?"Mendengar pertanyaan ibunya, Amor pun menggelengkan kepala dengan pasrah."Ibu telah menanyakan itu sebanyak tiga kali dan jawabannya masih tetap sama. Persiapan sudah cukup dan kita hanya tinggal menunggu Ayudisha melahirkan."Putri Minah yang melihat Amor dengan tatapan tidak suka. Ia sering bertanya-tanya terus menerus karena ia sebenarnya sangat gugup. Maklum saja ini pertama kalinya ia akan menjadi nenek, walaupun ia sangat berharap bahwa cucu pertamanya akan berasal da

  • Istri manis Jenderal Perang   Istana kerajaan

    Di Senggrala hampir semua tabib dikumpulkan untuk menyembuhkan penyakit Raja. Akan tetapi hingga kini masih belum ada solusinya. Menurut keterangan tabib, hal tersebut dikarenakan ada ulat bulu langka yang menyerang burung Yang Mulia. Hal tersebut membuat Sang Raja pun tak terima dengan tuduhan itu. Ia sangat yakin bahwa wanita itu menaruh racun di tubuhnya hingga membuat tubuhnya menjadi seperti ini."Maaf Yang Mulia, tapi hasil dari pemeriksaan saya hampir sama dengan tabib yang lainnya."Mendengar hal tersebut, Raja Senggrala langsung berteriak marah. Ia memarahi semua orang, akan tetapi ia masih terbaring lemah dan tak bisa bangun untuk melampiaskan nya secara fisik.Tak lama Raja merintih lagi, ia kesakitan dan hal tersebut membuat para tabib menjadi panik dan khawatir. Ulat bulu memang dapat membuat gatal-gatal, akan tetapi entah kenapa sangat sulit disembuhkan hingga membuat bengkak dan panas. Jadi para tabib semakin bingung bagaimana cara menyembuhkannya. Mereka pun berusaha u

  • Istri manis Jenderal Perang   Menghadapi Bayan

    Matahari telah terbit dibalik bukit perbatasan Malaka. Akan tetapi mereka masih berdiri sambil menunduk dan berdoa pada orang-orang yang telah meninggal di bukit ini.Ratusan prajurit telah gugur di medan pertempuran tanpa ada kemenangan yang mereka bawa. Keduanya meninggal tangis dan luka pada orang-orang yang telah mereka tinggalkan.Keempatnya menangis dalam diam sambil mengingat kakak mereka yang telah meninggal dengan cara yang begitu menyakitkan. Setelah itu, Yuda pun menatap ketiga adik Bayan sambil mengucapkan perpisahan."Senang berkenalan dengan kalian.""Kami juga senang berkenalan denganmu.""Ya, aku harap kita akan bertemu lagi tapi tidak di medan perang."Jiru, Daka, Sian dan Yuda. Mereka adalah calon prajurit tangguh yang akan memimpin pasukan di kerajaan mereka masing-masing. Selama perjalanan mereka telah berkenalan dan sudah saling mengenal. Akan tetapi mereka selalu tau bahwa persahabatan mereka ditakdirkan untuk berlalu dalam waktu yang sangat singkat.Keempatnya a

DMCA.com Protection Status