Setelah obrolan konyol antara aku, Anjar, dan Mas Fajar karena ulah Kian, kami kembali ke kubikel masing-masing. Aku berpesan pada mereka berdua untuk tutup mulut dengan iming-iming akan memberi tahu siapa duda kesayanganku suatu saat nanti. "Awas lo berdua sampai nyeplos kalau Ki...ah maksudku Pak Asmen nyamperin gue. Itu tadi gue yakin cuma candaan." "Lo yakin Drey nolak cowok sekeren, seganteng, dan semapan Pak Asmen? Nggak nyesel lo?" "Ck...udah deh Njar, gue nggak mikirin Pak Asmen. Gue mikirin cowok gue aja." "Apa Pak Asmen kurang bernilai sampai lo nggak tertarik?" Aku menonyor kepala Anjar. "Diem!" Hubunganku dengan Kian tetaplah harus disembunyikan. Aku tidak mau mendapat teguran dari HRD atau mendapat cemoohan dari rekan kantor yang lain sebagai perempuan penggoda, perempuan tidak tahu diri, anak emas atasan, gadis simpanan, dan sebagainya. My beloved Kian (A) : Katanya ada urusan? Kok makan siang sendirian di kantin? (K) : Urusannya b
Last Updated : 2022-06-28 Read more