Share

Apakah kami akan ....?

Penulis: Juniarth
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-29 15:49:30

"Kalian tata dulu. Gue ke atas. Mau mandi."

"Oke mas bos."

Sebenarnya, aku ingin tahu lebih dalam tentang ucapan anak buah Kian yang mengatakan bahwa aku adalah kekasihnya yang baru. Apakah Kian sering membawa kekasihnya kemari? Hingga anak buahnya mengerti dengan pasti?

Tanpa bisa bertanya, aku pun ikut naik ke lantai atas. Sedang kedua anak buahnya malah tertawa cekikikan.

Di lantai dua ada banyak kotak kaca aquarium yang kosong, berbagai perlengkapan merangkai aquascape. Ada sebuah sofabed besar, home theatre mini, heater, beberapa bahan minuman ringan lengkap dengan sendok garpu, bahkan kulkas mini.

"Sha?" Teriak Kian di dalam kamar mandi.

"Apa?"

"Ambilin baju ganti gue di mobil."

Bayanganku kembali dengan kejadian saat kami di Jogja. Dia tidak menyuruhku mengambilkan celana dalamnya juga kan?

"Baju aja kan Kian?"

"Iya."

Selesai memberikan baju yang Kian minta, aku membuat secangkir kopi hitam untuk diriku sendiri.

"Bikin apa Sha?" Tanya Kian yang baru keluar dari kamar m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Juniarth
pak duda masih takut
goodnovel comment avatar
Juniarth
tiap hari selalu update kak
goodnovel comment avatar
Juniarth
mau apa hayooo
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Kian, aku takut

    Kian mengambil lap yang kubawa lalu meletakkannya asal. Tatapan teduhnya mampu menghipnotis bahkan seketika pandanganku hanya dipenuhi dirinya saja. Seolah poros kehidupanku yang baru hanya akan bermuara padanya.Tangan kirinya mulai menarik pinggangku mendekati tubuhnya yang tinggi. Dan tangan kanannya perlahan membelai pipiku dengan wajah dimiringkan ke kanan. Lalu tatapannya seperti memindai seluruh wajahku ke dalam panglihatannya dan berakhir di bibirku. Pandangan Kian membuat dahaga di sanubariku berteriak meminta pelepasnya. Kian, dia wujud lelaki sempurna penghapus dahaga kaum hawa yang lemah akan cinta sepertiku. Menikmati ciuman dan belaian darinya seperti membuat oase di tengah gersangnya padang pasir.Demi apapun, setiap tatapan teduh matanya seolah memiliki mantra pengendali jiwa ragaku, apapun yang ia lakukan pada ragaku selalu saja tidak ada penolakan. Kian mulai mendekatkan wajahnya dengan aku masih menikmati belaian lembut jemari seksinya di pipiku. Astaga Tuhan, ini

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-30
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Ronde 1,2,3

    Kian menggeleng dengan suara berbisik. "Nggak usah takut. Kita udah pernah ngelakuinnya kan?"Aku masih menahan dada Kian, lalu tangan kanannya meraih tanganku perlahan kemudian mencium telapak tanganku dengan kecupan sensual penuh godaan. Betapa panasnya dudaku satu ini. Dia pandai menyembunyikan wujud aslinya dibalik sosok tegas dan killer yang terihat seperti tidak memiliki keinginan untuk sekedar jatuh cinta. "Awalnya pasti sakit, tapi nggak akan sesakit kemarin Sha.""Kian, aku ---""Gue janji bakal pelan-pelan."Dengan cepat Kian melepas kemaja berikut pakaian dalamku. Negosiasi yang kukira akan membawa perubahan, nyatanya tidak menyurutkan keputusan Kian untuk menyatukan tubuh kami kembali. Dia sudah berkabut gairah dan tidak menginginkan hal lain lagi selain merengkuh kenikmatan bersamaku di malam itu. Dan mulailah penjelajahan kami di malam itu. Aku gagal menghentikan nafsu Kian yang telah menggulung bak ombak pantai laut lepas dan gagal membendung hasratku sendiri.Malam i

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-01
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Naughty Paralio!

    "Let's make out on the table." Kian mengendikkan dagunya ke arah meja yang tidak jauh dari tempat kami berdiri. Aku sedikit menoleh ke arahnya yang memelukku dari belakang sambil memikirkan ucapannya dengan 'melayaninya' di atas meja. 'Memang bisa? Yang bener aja?' Batinku bertanya. Karena sejauh ini yang kutahu tempat terbaik untuk bercinta adalah di atas ranjang, bukan di atas meja. Atau jaman sudah bergeser dengan menjadikan meja sebagai tempat bercinta? Atau aku yang ketinggalan jaman?"Tapi ---"Belum sempat aku memprotes keinginannya yang tidak bisa kumengerti sama sekali, Kian sudah membawa tubuhku ke atas meja. Dia mencium leherku sembari membaringkan tubuhku perlahan-lahan dengan tangan kirinya menahan punggungku dan tangan kanannya bertumpu pada meja untuk menahan tubuh kami.Setelah mendapatkan gairahku, tanpa malu-malu Kian membuka lebar kedua kakiku dan kembali mengajariku cara bercinta yang luar biasa. Dan benar saja, di atas meja pun kami bisa melakukan itu tanpa kes

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-02
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Kissmark sialan

    Kian menatapku dengan pandangan yang sama seperti tadi malam. Kini ia setengah memelukku di dalam lift dengan kami saling berpandangan. Bohong jika aku tidak terhipnotis dengan wajah tampannya yang terlihat lebih tampan sehabis mandi dan mencukur jambang tipisnya. Juga sepasang mata tajamnya yang terlihat teduh ketika menatapku. Bukan tatapan intimadatif yang membuatku kabur tulang langgang. Kian makin mengeratkan rengkuhannya di pinggangku saat lift merangkak ke lantai 6. "Kian kamu mau apa ke lantai 6?" Kian memajukan sedikit wajahnya hingga hidungnya menyentuh hidungku pula. "Menurut lo?" Aku meneguk ludah kasar ketika bibirnya tepat berada di depan bibirku. "Kian, kita mestinya masuk ke tempat masing-masing. Kita kan udah telat." "Gue tahu. Tapi masa bodoh." Aku tidak percaya jika Kian bisa menepikan apapun demi sesuatu yang bernama 'nafsu'. Ah...aku lupa jika lelaki memiliki dua otak. Satu di atas dan satu di bawah. Aku bergerak sedikit agar Kian melepas peluk

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-03
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Gangguan kedua

    'Dudaku nakal dudaku binal.'Tawaku menguar setelah mengganti nama Kian yang tersimpan di kontak ponselku. Ada-ada saja. Tentu!Kejadian semalam saat di ruko, lalu menjelang pagi, dan ditambah di lantai 6 kantor cukup memberiku gambaran betapa beringasnya Paralio Kian Mahardika. Arsitek kesayanganku yang telah lama kupuja dan kucintai. Dia tenang, tegas, dan killer namun panas. Ouwh... andai Anjar tahu betapa kuatnya Kian di ranjang hingga aku kewalahan karenanya. "Kenapa lo Drey ketawa sendirian?" Celetuk Anjar. Lalu senyumku berganti wajah serius di depan laptop. "Duda lo minta jatah lagi?""Konyol. Siapa juga sih Njar yang cipokan?""Nah tuh tuh tuh." Anjar membuka sedikit kemejaku dengan tiba-tiba hingga posisi kami nampak seperti hendak bercinta. "Njar!" Aku menahan tangannya bersamaan dengan Kian yang kini berjalan melewati kubikel kami hendak memasuki ruangan Bu Fatma. Pandangan kami bertemu juga dengan Anjar yang terlihat seperti sedang nafsu padaku. Sialan! Aku tidak ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-04
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Kerikil pertama hubungan kami

    Aku masih tertawa sambil melihat Kian yang berekspresi kesal. Bukannya mengangkat panggilan itu, Kian malah melempar ponselnya ke meja hingga terdengar suara benturan meja kaca dengan ponsel mahalnya. "Eh sayang ponselnya kan Kian." Aku meraih ponsel itu lalu mengusapnya. "Gue nggak habis pikir kenapa Pak Affar mesti ganggu acara kita saat lagi panas-panasnya." Geramnya sambil berkacak pinggang. Yeah, Affar lah pelakunya. Bila tadi pagi dia menelfon kami saat Kian sedang mencumbuku, kini dia menelfon Kian kembali saat tangan nakalnya hendak menelusup dibalik rokku. Well. Dudaku ini sangat nakal namun aku juga bangga karena akhirnya dia bisa melupakan mantan istrinya. Walau harga diriku sebagai taruhannya "Temuin lah Kian. Ntar Affar mayah-mayah. Ini kan masalah kerjaan." Ucapku sambil memainkan kerah bajunya. Kian menatapku tajam sambil memegang kedua tanganku. "Lo jangan nakal Sha. Atau gue habisin lo disini." Aku segera menjauh sebelum Kian merealisasikan ucapannya. Dia t

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Aku ingin Kian tahu

    Jangankan bilang maaf karena telah menelantarkanku di tempat makan, Kian juga tidak memberi kabar apakah sudah sampai rumah mamanya atau belum. "Terakhir dilihat aja tiga jam yang lalu." Aku merebahkan kasar tubuhku ke ranjang lalu membayangkan Kian kembali. Baru saja aku sampai kos setelah memesan taksi online sendiri. Luar biasa bukan kekasih duda sialanku itu?! "Serumit apa sih sampai dia menomorduakan gue? Emang, ada apa sebenarnya?" Aku beralih memeluk guling demi meredakan keingintahuanku. Namun sia-sia saja. "Gimana caranya gue bikin Kian mau ngomongin rahasianya ya? Gue kepo tapi nggak mungkin maksa Kian jujur kan?" Aku mancal-mancal di atas ranjang karena kesal tidak bisa memaksa Kian menceritakan rahasianya padahal aku ini kekasihnya. Kekasih rasa istri karena sudah berkali-kali ditiduri. "Kalau aja nggak inget hubungan kami, udah gue paksa dia ngomong ada apa." *** Pagi yang cerah ini, aku sudah siap untuk berangkat bekerja memakai setelan pakaian kerja yang b

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Haruskah Kian dimata-matai?

    Aku berurai air mata saat di toilet karena Kian mengatakan satu hal yang tidak sepantasnya seorang kekasih ucapkan. Sekalipun kami sedang berada di jam kerja. Mau bagaimana lagi, Kian tidak akan menjawab pesanku dengan cepat jika aku tidak menemuinya di ruangan secara mendadak. Kedatanganku adalah kejutan untuknya dan jawabannya mengejutkan perasaanku. "Silahkan keluar kalau lo cuma mau bahas masalah kenapa gue nggak kirim pesan ke lo." Aku tergelak dengan hati tertusuk karena Kian mengusirku dari ruangannya. Padahal solusi atas masalah kami belum ditemukan."Gue sibuk dan banyak pikiran. Kalau lo cuma datang buat nuntut jawaban romantis dari gue, maka jawabannya gue nggak bisa. Gue nggak ada waktu mikirin lo saat ini Sha."Aku berlalu pergi dengan hati tertusuk perih sedang Kian tidak menghalangi kepergianku sama sekali. Dramatis. "Perlu tisyu?" Anjar mengangsurkan kotak tisyunya padaku. "Thanks." Aku kembali ke kubikel dengan mata sedikit berair. "Lo mendadak sedih kenapa? Ad

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08

Bab terbaru

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Terlanjur mencintai kakak ipar

    POV RADO Tak terasa, sudah tiga bulan lamanya, Mbak Sasha tinggal di rumah ini bersama aku dan Mama. Berkat kegigihan dan terapi yang setiap hari dilakukan bersama tenaga medis yang selalu datang ke rumah, akhirnya Mbak Sasha bisa berjalan dengan lancar. Selama tiga bulan itu juga, ketika Mas Kian tidak memiliki waktu pulang ke rumah karena dituntut pekerjaan yang padat, akulah yang menggantikan perannya sebagai ayah untuk Shakira dan .... suami untuk Mbak Sasha. Mau bagaimana lagi, Mama sudah berusia lima puluh tahun lebih, wajar jika tidak bisa ikut membantu Mbak Sasha begadang bila Shakira rewel. Entah karena demam setelah imunisasi, tidak mau tidur malam, mengganti popok, dan lain sebagainya. Aku tidak keberatan karena dengan begitu akhirnya Mbak Sasha bisa lebih dekat denganku. Bukankah jika aku menemani Mbak Sasha, itu artinya aku bisa satu kamar dengannya? Bahkan dia mulai bergantung padaku jika membutuhkan sedikit banyak hal. Aku tidak keberatan jika dia repotkan karena m

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Bahagia setelah pernikahan

    POV PARALIOKetika Sasha mengucap kata cintanya padaku setelah pertikaian dan perpisahan kami selama ini, betapa bahagianya aku. Hatiku seperti disiram air surga. Hanya sekedar kata cinta dan pelukan tulus darinya saja, aku begitu bahagia. Ya, hanya untuk sekedar kembali mendapatkan ketulusan cinta Sasha, banyak yang harus kuperjuangkan dan kukorbankan. "Aku mencintaimu, Mas."Aku mengurai pelukan kami lalu menangkup wajahnya yang menggemaskan. Maklum, usia Sasha terpaut sebelas tahun denganku. Betapa beruntungnya aku memiliki istri daun muda seperti dirinya. Mau menerima duda sepertiku dengan segenap cinta tulusnya. Dan kali ini aku tidak akan melepaskannya lagi.Aku menarik pelan wajahnya lalu kusatukan kening kami berdua. Saat hatinya dipenuhi oleh cinta untukku, aku tidak akan melepaskan kesempatan ini untuk makin merayunya. "Jangan ragu sama cintaku, Sha. Kali ini aku sungguh-sungguh.""Sebenarnya, aku kadang masih ragu sama kamu, Mas. Tapi, aku sadar kalau perasaanku ke kamu

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Cinta di hati keduanya

    POV RADO Satu botol berisi obat penenang yang kusimpan baik-baik akhirnya kukeluarkan setelah beberapa minggu ini kutinggalkan. Aku tidak kuat menahan ledakan di dalam dada akibat melihat Mas Kian yang mulai bersikap sangat manis pada Mbak Sasha. Aku tidak terima!!!Aku segera mengeluarkan satu pil itu dari wadah lalu menelannya dengan sisa air yang ada di tas sekolah. Setelah tertelan dengan benar, aku terduduk di tepi ranjang dengan menundukkan wajah. Tidak lama berselang seulas senyum disertai kekehan pelan keluar dari bibirku. Ini artinya reaksi obat telah bekerja dengan baik menenangkan syarafku akibat ledakan emosi yang tidak bisa kukendalikan. "Mas Kian sialan! Ngapain dia sok manis ke Mbak Sasha. Kemarin bilang nggak mau ujung-ujungnya doyan!" "Kenapa harus kamu sih, Mas? Kenapa harus kamu yang ketemu Mbak Sasha? Kenapa bukan aku?!" "Tapi nggak masalah, aku bakal cari cara buat deketin Mbak Sasha. Waktuku sama dia lebih banyak ketimbang sama kamu. Lihat aja nanti, Mas!"

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Aku, kau, dan suamimu

    POV RADO "Apa maksudmu tanya kayak gitu, Do? Memangnya siapa yang benar-benar suka sama aku?" Tanya Mbak Sasha yang masih setia duduk di kursi rodanya. Aku mengambil kursi lalu memposisikan di dekat kursi roda Mbak Sasha. Lalu duduk di sebelahnya dengan tatapan begitu lekat lengkap dengan seragam sekolah putih abu-abu yang sudah kukenakan di pagi hari ini. "Seseorang, mungkin." Kepala Mbak Sasha menggeleng. "Nggak ada, Do. Kamu ini bercanda aja sukanya." "Dari pada Mbak Sasha nggak bahagia sama Mas Kian." "Sebelum Masmu nikahin aku, statusku ini cuma perempuan hamil tanpa suami. Bayangin, betapa jeleknya aku di mata orang. Lalu seseorang dari masa laluku nawarin pernikahan karena anaknya butuh kasih sayang seorang ibu dan anakku butuh sosok ayah. Intinya kami saling melengkapi tapi nggak ada rasa cinta." "Kalau kamu sekarang tanya kenapa aku kayak nggak bahagia sama Masmu, gimana aku bisa bahagia kalau dia adalah orang bikin aku nggak bisa percaya sama apa itu cinta dan kesetia

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Nekat melakukan pendekatan

    POV RADO Masih menggenggam tangan Mbak Sasha dengan tidak tahu malunya sembari menatap wajahnya yang masih setengah lesu itu, aku kembali berucap. "Ya karena aku sayang sama kamu, Mbak." "Sayang?" Beonya dengan nada tidak mengerti. "Sayang yang gimana maksud kamu Rado? Aku nggak ngerti." "Kamu berubah baik, berubah hangat, dan ... membingungkan." Wajar jika Mbak Sasha bingung menghadapi perubahan sikapku yang terlalu mendadak ini. Sedang perasaanku sendiri juga berubah begitu cepat setelah berulang kali aku menciumnya tanpa tahu siapapun. "Sayang ... sebagai ..." "Rado, maaf." Mbak Sasha kemudian menarik tangannya dari genggamanku. "Kita ini ipar dan nggak seharusnya kamu pegang tanganku kayak gini." Imbuhnya. Binar cinta dimataku untuk Mbak Sasha meredup karena ucapannya kemudian kepalaku tertunduk lesu karena seperti menelanjangi diriku sendiri dihadapan Mbak Sasha. Aku melupakan pelajaran mengendalikan diri dan emosi yang biasa dokter Rafael ajarkan padaku. Bahwa ledak

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Pulangnya si cinta pertama

    POV RADO Sejak Mbak Sasha dinyatakan sadar dari tidur panjangnya, aku dan segenap penghuni rumah sangat berbahagia. Akhirnya, penantian dan doa yang terus kami panjatkan membuahkan hasil. Apalagi jika itu bukan karena bayi mungil yang belum memiliki nama ini sangat membutuhkan Mbak Sasha. Mas Kian melarang kami memberi dia nama karena itu akan menjadi hak Mbak Sasha sepenuhnya. Apapun itu aku tidak masalah asal Mbak Sasha siuman dan bisa segera pulang. "Mama mau ke rumah sakit sekarang?" Ini sudah dua hari sejak Mbak Sasha siuman, dan kemarin Mas Kian sudah kembali ke kota untuk bekerja. "Iya, besan mau pulang ganti baju. Giliran Mama yang jaga sekarang." "Titip salam buat Mbak Sasha ya, Ma." "Iya, Rado ganteng. Kamu sanggup kan sama si mungil di rumah?" "Sanggup, kan ada pengasuhnya juga." "Ya udah, Mama berangkat dulu. Taksinya udah nungguin." Tanpa Mama, Mas Kian, bahkan orang tua Mbak Sasha sekalipun, mereka tidak tahu jika aku sudah berulang kali mencium bibir Mbak Sa

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Cemburu cium pipi, boleh?

    POV PARALIO Apakah Sasha bahagia karena aku menikahinya? Senyum saja tidak. Kedua matanya hanya menatap jemari yang terpasang cincin pernikahan yang kusematkan. Pantaskah aku berpikiran bahwa Sasha tidak bahagia dengan pernikahan kami? Padahal aku sangat bahagia memiliki dia yang sudah lama memendam cintanya untukku. Bahkan saat aku berulanag kali menyakitinya entah sengaja atau tidak sengaja sekalipun, Sasha masih menyimpan aku di ruang hatinya. Kini, ketika aku merasakan hatinya telah mati untukku, aku merasa.... menyesal. Hari ini, ketika Sasha sudah dinyatakan stabil kesehatannya, dokter memutuskan memindahkan ia kembali ke kamar rawat inap agar aku bisa menjaganya. Kini, setelah kami sudah tiba di kamarnya, Sasha akhirnya membuka suara. "Dimana anakku, Kian?" Tanyanya dengan suara lirih dan serak. Aku yang sedang membetulkan selimutnya, kemudian beralih menatap kedua bola mata indahnya yang sayu. "Dia di rumah, sama Rado, Mama, dan Mamamu. Tapi aku ada videonya. Mau

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   Ketika matanya terbuka

    POV PARALIOSudah dua minggu, istriku dirawat di rumah sakit dengan kondisi yang sama. Tidak ada perubahan sama sekali dan itu membuatku hampir putus asa. Sebenarnya ada apa dengan Sasha?Mengapa setelah melahirkan, kondisi kesehatannya memburuk seperti ini?Tidak hanya aku dan orang rumah yang sedih melihat keadaan Sasha yang tak kunjung membaik. Tapi, bayi kami pun ikut terdampak. Kata Mama, bayiku sering menangis dan malam harinya rewel hingga pengasuhnya lelah. Karena itu pula, kinerjaku memburuk. Aku bahkan tidak bisa fokus pada pekerjaan saat rapat dengan customer besar yang memintaku secara langsung untuk mengerjakan bestek pesanannya. Melihat perubahanku yang tidak baik, entah angin dari mana Pak Affar dengan baik hatinya menawariku satu solusi demi kesembuhan Sasha. Kami pergi ke salah satu panti asuhan anak yatim piatu lalu mengajak mereka berdoa bersama demi kesembuhan Sasha dan menyantuni mereka dengan beragam kebutuhan yang diperlukan. Dan setelah acara itu, hubunganku

  • Aku Bukan Perempuan Mainanmu   First kiss

    POV RADO Apa aku harus mencium kakak iparku sendiri? Padahal aku tidak pernah berciuman dengan siapapun sebelumnya. Memiliki kekasih saja tidak. Memang, siapa yang sudi mencintai pemuda yang memiliki gangguan mental sepertiku?Begitulah pemikiranku ketika melihat Mbak Sasha yang masih setia terlelap dalam tidurnya di rumah sakit ini. Mataku masih setia menatap wajahnya yang setengah pucat dengan selang makan yang dimasukkan melalui sudut mulutnya. Sedih, kasihan, dan terbayang-bayang dengan bayinya yang berada di rumah tanpa belaian dari Mbak Sasha sebagai ibunya. Tatapanku berpindah ke tangannya yang kugenggam dengan erat karena suhu tubuh Mbak Sasha yang lebih rendah dari tubuh manusia normal. "Mbak, bangun. Bayimu nungguin kamu. Semua yang ada di rumah nunggu kamu sehat lagi. Jangan tidur terus.""Aku tahu kalau kamu kayak gini itu juga ada andil salahku, Mbak. Tapi aku janji bakal berubah. Aku bakal tebus kesalahanku. Aku bakal sayangi kamu sama bayimu, Mbak. Aku janji. Tapi

DMCA.com Protection Status