Berbekal nomer Dinda, aku mulai melancarkan misi. "Din, kamu bilang, Fani suka sekali menulis di buku diary?" tanyaku padanya melalui sambungan telepon. "Iya, Mbak. Kenapa?" * Hari itu juga aku meluncur ke tempat kost Fani tanpa sepengetahuannya. Sejenak melupakan masalah rumah tanggaku. Untung saja, lemari dia tidak terkunci karena pergi dalam keadaan sakit. "Aku tidak berani membuka, Mbak. Karena itu rahasia dia. Mbak Nia janji, ya? Jangan bawa-bawa aku. Nanti Fani marah ...," ucap Dinda penuh ketakutan. "Iya, Din. Jangan takut! Buku ini akan Mbak bawa. Jadi, kalau Fani tahu, barang ini ada di aku, dia pasti gak akan marah sama kamu," "I-iya, Mbak ...." Setelah mendapat barang yang kucari, aku pulang.
Last Updated : 2022-02-07 Read more