Arya semakin curiga. Apalagi bila mengingat prestasi Ilma di kampus, juga karakternya yang terkenal alim. Tentu saja Arya paham. Sebagai seorang yang masih berstatus bujangan, tidak menampik bila dirinya akrab dengan beberapa mahasiswa, termasuk Ilma. Terlebih, gadis itu terkenal dengan kecerdasannya. "Aku mau masuk," "I-iya, silakan!" Dengan masih memendam rasa curiga dan penasaran, Arya memasuki rumah yang kecil tapi terlihat apik. Setelah mengucapkan salam, Arya dipersilakan duduk oleh Ilma. Netranya tidak lepas mengawasi gadis alim yang mengumpulkan tumpukan kertas yang berantakan. "Pak Arya mau minum apa?" tanya Ilma gugup. "Wah, sepertinya kamu sudah terbiasa sekali di rumah ini ya?" Arya Belik bertanya. "Eh, itu, Pak, iya, anu, aku han
Read more