Tak lama kemudian, Rahman datang. “Uangnya sudah saya kasih ke bapaknya Mas Umar,” ujar Rahman sopan. “Iya, Pak. Alhamdulillah, berkat doa saya, Dek Fani lulus dengan mudah. Saya selalu menyebut namanya saat acara pengajian dengan Kyai saya. Saya juga minta air keberkahan untuk Dek Fani. Dan Alhamdulillah, Dek Fani lulus tepat waktu,” ucap Umar bangga. “Oh ya? Terus airnya dikasih Fani berarti?” Rahman bertanya kaget. “Enggak, Pak. Airnya saya minum sendiri.” Rahman memijit pelipisnya mendengar jawaban unik dari calon mantu gagalnya. “Oh iya, terima kasih. Maaf, Mas Umar, saya mau ada acara,” ujar Rahman berbohong dengan niat mengusir tamunya. “Oh, iya, silakan, Pak, hati-hati di jalan,” jawab Umar ramah. Rahman kebingungan. Niat hati ingin mengusir, yang diusir tidak tahu diri.&n
Read more