Home / Romansa / Suami Miskinku Ternyata Konglomerat / Chapter 331 - Chapter 340

All Chapters of Suami Miskinku Ternyata Konglomerat: Chapter 331 - Chapter 340

395 Chapters

Part 330 Tidak Bisa Terima

Part 330Langkah Riswan dan Risma menjejak cepat halaman parkir dari Rumah Sakit Sumber Waras ini. Kabar mengejutkan yang disampaikan oleh Darman, membuat mereka cepat-cepat berangkat ke Jakarta, dari tempat tinggal mereka di atas bukit Desa Cibungah. Wajah kekhawatiran terpancar jelas pada raut muka mereka berdua. Sebuah pesan lanjutan dikirimkan Darman saat mereka sedang berada di dalam perjalanan ke Jakarta, bahwa Yuli putri mereka sudah dipindahkan ke ruang perawatan, tidak lagi berada di IGD. Dan menurut dokter, kondisi Yuli sudah jauh lebih membaik hanya tinggal masa pemulihan. Satu jam yang lalu Yuli pun sempat sadar, dan itu membuat dokter Gunawan dan Darman merasa jauh lebih tenang. Makanya diputuskan untuk mulai dipindahkan ke ruang perawatan. Masa kritis sudah terlewatkan. Yuli ditempatkan di ruang perawatan kelas VVIP, ruangan terbaik di rumah sakit ini yang hanya berisi satu pasien saja, tanpa bercampur dengan pasien lain. Lewat pesan juga Darman mengirimkan nama dan n
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more

Part 331 Mengunjungi Kawan Lama

Part 3315 Hari Kemudian. Susan mengusap air matanya yang terus mengalir di dalam sebuah bus di jalur jalan Pantura. Matanya menatap kosong ke arah luar jendela. Dadanya masih terasa sesak sekali. Sepagi ini, dia melakukan perjalanan untuk menghilangkan rasa sedih dan kecewanya atas peristiwa yang tidak terduga tadi malam. "Ya, Allah. Mengapa begitu berat cobaan yang Kau berikan. Aku pikir, saat bahagiaku sudah akan tiba," ucapnya lirih, sambil mengusap air matanya yang terus saja mengalir. Terdengar suara isak tangisnya. Susan benar-benar tidak menyangka, jika hal ini terjadi kepadanya. Semalam, di saat dia dan Subroto baru saja keluar dari toko perhiasan, selepas membeli cincin pernikahan mereka, beberapa orang pria dewasa mencegat mereka tepat di depan toko. Rencana pernikahan mereka yang akan dilaksanakan 10 hari ke depan, membuat Susan dan Subroto sibuk untuk mempersiapkan segala kebutuhan untuk acara akad nikah nanti. Susan sudah meminta kepada Subroto, agar pernikahan mer
last updateLast Updated : 2023-07-26
Read more

Part 332 Kampung Maksiat

Part 332POV Sarah15 tahun yang lalu di Desa Haur GeulisSelepas maghrib, sebuah mobil bernomor seri plat B berhenti tepat di rumah Mak Neti, dua orang pria pengemudi mobil tersebut mulai masuk ke dalam rumah Mak Neti. Masyarakat sekeliling rumah si mak sudah mulai ramai, karena kedatangan tamu yang berkelas, tamu dari kota, yang ingin menikmati tubuh Asmunah, anak putri Emak Neti.Kehebohan terjadi bukan karena tentang melanggar norma asusila ataupun norma agama, tetapi rasa iri, karena betapa beruntungnya anak si emak mendapatkan pelanggan dari kota besar. Norma agama sudah tidak bernilai di desa ini, semua aspek kehidupan dinilai dari kecukupan materi. Makin banyak perhiasan emas yang sering digunakan, dan dipamerkan, maka akan semakin menaikan derajat si pemakainya.Begitupun dengan Emakku, ucapan rasa iri pun terlontar dari mulutnya, kenapa tamu-tamu dari kota itu tidak mencari Astuti, kakakku yang juga berprofesi sama dengan Asmunah,Yang sering menerima tamu bermobil dari luar
last updateLast Updated : 2023-07-26
Read more

Part 333 Belajar Mengaji

Pemuda bernama Zulham itu, membangkitkan keinginanku untuk belajar mengaji, tetapi bagaimana caranya? Sedangkan di kampung ini tidak ada yang mengajarkan, ada beberapa anak-anak dari desa ini yang belajar mengaji, itupun tidak banyak, hanya beberapa anak, dan mereka harus ke desa tetangga. Sedangkan aku tidak pernah sama sekali, begitupun dengan Iroh.Zulham sudah selesai membaca kitab suci, sepertinya pemuda tampan itu tahu, jika ada aku dan Iroh yang terus memperhatikan dari kaca jendela. Zulham langsung menoleh ke arah di mana aku sedang memperhatikannya, mata kami pun langsung bersitatap, dan pemuda itu semakin terlihat cakep saat memberikan senyuman. Aku benar-benar jatuh cinta. Kurasakan paras wajah ini mulai menghangat, dan terasa jantungku berdetak lebih kencang. Tidak, aku tidak membuang muka, terus saja menatap wajahnya, malah Zulham yang terlihat sekarang menunduk, menutup kitab yang terbuka di atas lekar kayu. Sepertinya aku mewarisi darah emak dan kedua kakak perempuanku,
last updateLast Updated : 2023-07-27
Read more

Part 334 Sudah Dipersiapkan

Part 334"Waalaikum salam," hampir berbarengan aku dan Iroh menjawab salam Zulham, tubuhku masih gemetar, terlebih lagi debar jantungku. Keberanian yang tadi di awal saatku akan mendekatinya, kini hilang entah kemana. Perlahan, aku mencoba untuk menguasai diri.Iroh pun berdiri, dan aku mengikuti, pemuda bernama Zulham itu menolak secara halus, saat Iroh mencoba untuk bersalaman, tetapi senyum di wajahnya terus mengembang."Perkenalkan, nama saya Zulham, saya baru beberapa hari tinggal di desa ini," ucapnya memperkenalkan diri."Iya, kami berdua sudah tahu, kamu anaknya Kang Danu, kan?" tanya Iroh, Zulham hanya mengangguk, mengiyakan."Perkenalkan, aku Iroh, dan ini Sarah, ini rumahku, sedangkan rumah Sarah tidak jauh dari sini, tepat di depan toko isi ulang milik Mak Neti," jelas Iroh, dan aku hanya terdiam saja, masih mencoba menguasai debar jantung yang malah semakin berdetak semakin kencang."Oh, berarti Sarah, adiknya Astuti yah?" tanya Zulham, meyakinkan. Aku mengangguk.'Kenapa
last updateLast Updated : 2023-07-27
Read more

Part 335 Aku Bisa Apa

Part 335"Terima kasih ya, Roh," ucap Zulham, lalu menuangkan teko berisi air teh dingin itu ke dalam gelas dan meminumnya perlahan, aku pun melakukan hal yang sama."Ubi rebusnya dimakan, Kak," tawar Iroh, Zulham mengangguk lalu mengambil ubi rebus yang sudah dihidangkan Iroh, dan mengunyahnya pelan saja."Kak?" tanya Iroh, kepada Zulham."Kenapa, Roh." Iroh terdiam sejenak, sepertinya dia ragu-ragu untuk memulai pertanyaan. " Tanya saja, Roh, tidak apa-apa," jelas Zulham."Hmm ... jika kita sudah berbuat dosa besar, apakah Allah akan mengampuni dosa-dosa kita, Kak?" "Tentu saja, Roh. Allah itu Tuhan yang maha pengampun, asal kamu mau bertobat, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi." Zulham kembali meminum es tehnya."Jika kita melakukannya karena keinginan orang tua bagaimana, Kak? Bukannya kita harus berbakti kepada kedua orang tua kita?" kali ini aku yang bertanya. Zulham menoleh ke arahku, sembari tersebut. Rasanya wajah ini bersemburat merah karena malu dan grogi."Berbak
last updateLast Updated : 2023-07-27
Read more

Part 336 Jangan Bicara Dosa

Part 336Setengah lima sore setelah selesai mandi, masih dengan memakai handuk dan sedang mengeringkan rambutku yang masih basah, emak masuk ke kamarku, dan langsung duduk di dipan kecil tempat tidur. Matanya terus saja memperhatikan aku, sesekali mengusap-usap gelang-gelang emas miliknya.Aku yang merasa terus diperhatikan emak, jadi merasa serba salah."Haidmu sudah berhenti, Sarah?" tanya emak, jemarinya merapikan bandul kalung miliknya."Belum, Mak. Baru empat hari," jawabku, masih terus mengeringkan rambut dengan handuk kecil."Coba sini emak lihat," katanya, matanya terus menatap tubuhku dari kepala hingga kaki."Lihat apa, Mak?" tanyaku, masih belum mengerti maksudnya."Emak mau lihat 'punya' kamu," jelasnya. Memerah rasanya paras wajahku, terlihat jelas di muka cermin."Ihh ... Emak, malu atuh, Mak," ujarku, sungkan.Emak langsung menarik handuk yang kukenakan, hingga terlihat hanya tubuh polosku, refleks aku langsung menutupi sesuatu yang kuanggap vital."Lepas tanganmu," uca
last updateLast Updated : 2023-07-27
Read more

Part 337 Berapa pun Harganya

Part 337Tidak beberapa lama, terlihat Kang Wawan dengan kendaraan motornya singgah di kedai kopi tersebut. Selang beberapa menit, gantian Kang Jaja menyusul. Duit besar sudah ada di depan mata, dan mereka harus pandai-pandai bernegosiasi. Belum lagi perempuan yang tidak memakai calo, bersikap aktif sedikit genit adalah salah satu cara mereka untuk bisa mendapatkan pelanggan. Terlihat dari luar, jika kedai kopi yang biasanya sepi kini terlihat ramai sekali.Wajah-wajah orang Jakarta itu terlihat sangat jelas dari tempat kami berkumpul di seberangnya, karena lampu kedai yang terang. Dua pria paruh baya dengan pakaian casual tetapi terlihat mahal sedang asyik berbincang dengan ditemani oleh Kang Wawan dan Kang Jaja. Dua orang calo birahi itu memang pandai dalam menarik lawan bicaranya, juga tipe orang yang mudah bergaul dan mudah akrab. Ada yang bilang jika mereka berdua memakai susuk di bibirnya, jadi apa pun perkataan yang keluar dari mulut mereka, akan terdengar sangat menarik, dan
last updateLast Updated : 2023-07-28
Read more

Part 338 Sejarah Baru

Part 338Paras wajah emak terlihat senang bukan main, saat pria itu bilang menginginkan aku. Begitupun dengan bapak dan Kang Wawan, hanya Teh Astuti yang memasang wajah cemberut, entahlah kenapa kakakku bersikap seperti itu. Apakah masih marah karena peristiwa di pinggir jalan tadi? Aku paham maksud dari pria kota tersebut, dan aku tidak bisa berkata dan berbuat apa-apa, selain hanya berdiri terdiam. Teh Astuti mendorong-dorong pelan tubuhku, seperti menyuruh untuk berkenalan dengan orang kota tersebut, tetapi aku tetap diam.'Apa aku bisa melakukannya?' bisik hatiku."Sarah, sini duduk di samping emak." Sembari menoleh ke arahku dengan raut wajah bahagia, dan aku mengangguk mengikuti keinginan emak untuk duduk di sampingnya. Tepat di depan Kang Wawan dan pria kota tersebut. Sementara bapak memilih duduk sendiri terpisah. Dia tidak punya kuasa apapun di rumah ini, semuanya dikuasai Sarmenah, emakku. Pria paruh baya bertubuh tinggi itu terus saja memperhatikan aku. Kulitnya putih, s
last updateLast Updated : 2023-07-28
Read more

Part 339 Uang Muka

Sekali lagi aku menjelaskan, jika saat ini sedang mendapatkan tamu bulanan, dan justru cubitan yang keras yang kudapatkan dari emak hingga aku mengaduh kesakitan. Kembali raut kekhawatiran terpancar jelas dari wajah emak, bapak, dan Kang Wawan, ketakutan jika si juragan dari kota besar ini akan membatalkan keinginannya untuk mendapatkan kegadisanku. Sedikit rasa khawatir, emak akhirnya ikut bicara."Sarah memang sedang mendapatkan haid, Tuan, tetapi sudah tidak banyak. Mungkin besok pun sudah selesai," ungkap emak menjelaskan."Tetapi jika tetap "Ingin" sekarang juga tidak apa-apa, Tuan, toh tinggal sedikit lagi, hanya serupa bercak-bercak," jelasnya lagi, sebisa mungkin memberikan alasan. Terkejut aku mendengar perkataan emak, bahkan di saat tamu bulanan datang menghampiri, emak tetap mempersilahkan pria itu untuk tetap bisa menyentuhku, di saat haid pertamaku. Setega itu ternyata emak terhadapku. Uang dan perhiasan yang bisa dibelinya nanti dari hasil menjual tubuhku, ternyata leb
last updateLast Updated : 2023-07-28
Read more
PREV
1
...
3233343536
...
40
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status