Home / Romansa / Suami Miskinku Ternyata Konglomerat / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Suami Miskinku Ternyata Konglomerat: Chapter 191 - Chapter 200

395 Chapters

191. Ada Masalah Ada Jalan Keluar

Risma terdiam mendengar permintaan dari dua orang pengacara Julius tersebut untuk menarik laporan tentang peristiwa penculikan kemarin, atau mungkin meminta perdamaian agar kasus itu tidak berlanjut."Anda berdua menawarkan Restorative Justice dalam kasus penculikan kemarin?" tanya Pak Setya kepada kedua pengacara muda tersebut. Risma yang baru mendengar tentang istilah tersebut memilih diam saja mendengarkan. "Benar, Pak. Itu pun jika Bu Risma dan keluarga menyetujuinya?""Tetapi Anda berdua tau, kan, jika pun itu ter
last updateLast Updated : 2022-04-22
Read more

192. Maafkan Saya

"A-aku takut, Ran ...."Maharani tersenyum, dia bisa memaklumi ketakutan yang Susan rasakan, mengingat apa yang dia lakukan dulu terhadap istri dan anak-anak Julius. Maharani mengenggam telapak tangan Susan yang terasa dingin. "Kita pulang saja ya, Ran? Lain waktu saja kita ke sini lagi?" pinta Susan kepada Maharani, dia benar-benar merasakan ketakutan itu. Dan itu terdengar oleh pria pengawalnya, karyawan Riswan bagian pengamanan. "Kenapa mesti takut, Mbak? Insya Allah ada saya yang menjaga," ujar bodyguard tersebut. Maharani mengusap lembut tangan Susan, memberikan kekuatan dan berharap Susan menjadi tenang. "Lebih baik sekarang, San? Mumpung kita sudah ada di sini, dan mumpung Allah masih memberikan kesempatan buat kamu untuk meminta maaf?" jelas Susan, perlahan. "Maksudnya, Ran?""Maksudnya, jika kamu menunda-nunda. Takutnya tidak ada lagi kesempatan buat kamu untuk meminta maaf.""Loh kok gitu
last updateLast Updated : 2022-04-23
Read more

193. Tante Jahat

"Tidak ada yang bisa mengubah masa lalu, Mbak? Tidak ada yang bisa?""Jika memang tidak bisa, lalu apa gunanya meminta maaf, Mbak? Dan mengapa juga saya harus memaafkannya?" Hesni tetap bersikokoh untuk tidak ingin memaafkan Susan. "Apa selama ini Mbak merasa lebih tentram karena menyimpan dendam dan kemarahan?" tegur Maharani pelan, sementara Susan sudah menangis tertunduk di bangku, kedua telapak tangannya menutupi wajahnya. Hesni terdiam, hanya air matanya yang terus mengalir perlahan. 
last updateLast Updated : 2022-04-24
Read more

194. Gadis Kecil Yang Sakit Hati

Susan tertunduk saja saat putri sulung Julius menyebutnya sebagai Tante Jahat. Hatinya merasakan sakit. Benar apa yang Maharani bilang saat di apartemennya dulu, jika perbuatannya sama saja jahatnya seperti saat sang ibu tirinya merebut papa dari keluarganya, hingga hidupnya terpisah dengan ibu dan adik-adiknya hingga saat ini. Luka yang tergoreskan di hatinya dulu, sama seperti dengan luka yang dia torehkan kepada Citra. "Papaku mana, Tante!" teriak Citra lagi secara tidak terduga sambil menarik hijab yang dikenakan Susan, hingga kepalanya Susan tertarik. 
last updateLast Updated : 2022-04-27
Read more

195. Robot Pencetak Uang

"Jika pakaian Tante Susannya sudah berubah seperti itu, Citra tau sayang artinya apa?" Citra terdiam, seperti sedang mencerna pertanyaan dari si Tante Baik, mata polosnya menatap lekat Maharani. "Tidak tau, Tante," jawabnya. Kembali Maharani tersenyum. Berbicara dengan nada lembut seperti biasa. "Itu berarti Tante Susan sudah berubah, Sayang? Sedang berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik," jelas Maharani. 
last updateLast Updated : 2022-04-28
Read more

196. Ayah Penghisap Keringat Anak

Dody Sudrajat dan Elvira, nama dari ayah dan Ibu sambung dari Susan. Bergegas menghampiri dengan tergesa-gesa, seperti orang yang melihat duit dalam jumlah besar tergeletak di jalan. Wajah Susan terlihat tidak nyaman, dan Maharani bisa melihat. Sedikit banyak dia tahu orang seperti apa Dody Surajat tersebut. Dody langsung mencengkram lengan Susan, membuat gadis yang sekarang berhijab itu meringis kesakitan. "Kamu kemana menghilang berminggu-minggu, bikin susah papah saja!" sentak Dody dengan nada geram. Sementara sang istri menatap wajah Susan dengan tajam, juga terlihat sangat geram. Seorang bodyguard yang paling dekat dengan Susan, segera mencengkeram tangan Dody, memintanya untuk melepaskan pegangan tangannya dari Susan. "Apa-apaan, Ini!" bentak Dody, saat seorang lagi bodyguard yang menjaga Maharani dan Susan menelikung tangannya. "Anda jangan berlaku kasar? Mbak Susan tanggung jawab kami," ucap bodyguard yang menelikung lengan Dody, dekat belakang telinganya. "Saya papahny
last updateLast Updated : 2022-05-09
Read more

197. Cinta Pertama Anak Perempuan

Entah kekuatan apa yang membuat Susan dengan cepat menangkap lengan tangan sang Papah, tepat sebelum telapak tangan itu mengenai pipinya. Tinggi mereka yang hampir sama hingga membuat wajah mereka sejajar. Dody pun terkaget melihat putrinya berhasil menangkap tangannya."Cukup, Pah," ucap Susan dengan suara bergetar. mata sudah berkaca-kaca."Apa Papah belum puas menampar, jika aku dianggap membangkang, atau jika keinginan Papah tidak bisa kupenuhi? "Aku yang mencari uang untuk Papah. Aku yang menghidupi Papah dan istri muda Papah. Pernah tidak Papah sekali saja memberikan aku uang atau hadiah dari hasil keringat Papah. Tidak pernah 'kan, Pah? Tidak pernah?"Air mata mulai jatuh kedua pipi Susan. Hatinya benar-benar sakit. Dia merasakan lelah yang teramat sangat pada phisik dan pikirannya.Susan melepaskan tangannya dari lengan sang Papah. Menatap tajam dengan terluka. Mata yang mewakili perasaan hati."Seandainya saja aku tidak bertemu Rani, mungkin aku sudah mati bunuh diri. Aku ca
last updateLast Updated : 2022-05-11
Read more

198. Apa Salah Saya

Terlihat oleh Riswan, ada tiga orang yang berpakaian seperti dirinya di ruangan ini, termasuk Julius, pakaian tahanan berwarna oranye. Selain Julius, Riswan tidak mengenali mereka satu per satu. Dia sendiri, selama beberapa minggu di rumah tahanan ini tapi baru mengetahui jika berada satu gedung dengan bekas dari orang kepercayaannya tersebut. Seorang penjaga Rutan terlihat berjaga di depan pintu, mengawasi Riswan dan empat orang lainnya.Ruangan itu berbentuk segi empat memanjang, dengan Julius duduk di sebuah kursi besi sudut ruang. Terlihat hanya diam termenung tanpa memperhatikan sekitar. Pandangannya lurus ke arah luar ruangan berkaca. Dengan taman dan rumput hijau sebagai pemandangannya. Begitupun dengan doa lainnya. Tidak ada yang berbicara satu sama lain, mereka sibuk dengan pikirannya sendiri. Julius sama sekali tidak mengetahui kehadiran Riswan di situ, karena memang masing-masing dari mereka tidak saling mengetahui keberadaan mereka di gedung ini satu sama lain. Dan Riswan
last updateLast Updated : 2022-05-16
Read more

199. Pebisnis Kotor

Sesaat Julius terdiam, lalu melihat Riswan dengan pandangan mata yang redup, berucap pelan. "Saya menyesal, Pak. Saya terjerat dan terjebak.""Maksudnya?""Saya melakukan penculikan juga fitnah terhadap bapak karena terjerat hutang, Pak?" jelasnya lagi. "Terjerat hutang, hutang apa? Bukannya gaji yang kamu dapatkan sudah sangat besar di perkebunan dengan jabatan kepala pabrik?""Saya yang salah, Pak. Tidak menyadari jika saya memang sengaja dijebak untuk masuk perangkap," jelas Julius, masih dengan suara perlahan. "Siapa yang sudah menjebakmu, ceritakan saja?" Riswan terus mencecar Julius. Dan Julius pun sepertinya sudah mulai terlihat nyaman. Tadinya dia berpikir jika Riswan pasti akan marah besar terhadapnya. "Seorang konglomerat media, Pak Soeb--""Maaf, Pak? Anda berdua sesama tahanan dilarang berbicara satu sama lain. Silakan Pak Riswan berpindah tempat." Suara berat terdengar. Dua orang petugas rumah tahanan sudah berada di samping mereka tanpa mereka sadari. Saking asyiknya
last updateLast Updated : 2022-05-18
Read more

Part 200. Memulai Pencarian

Amran memilih melewati jalan Kampung untuk menuju rumah Pak Kardi yang bersebelahan dengan kantor kepala desa. Amran pikir akan mudah untuk menemui Pak Kardi, mengingat hari ini adalah hari Minggu, di mana kantor kepala desa tempat beliau bekerja sedang tutup. Benar saja, Amran melihat keadaan tempat pemerintahan desa itu dalam keadaan sepi. Dia masuk halaman kantor, memilih jalan pintas lewat tembok pagar yang sengaja di pugar selebar dua meter untuk akses cepat menuju rumah kepala desa. Dari depan teras, rumah kades itu terlihat sepi, tetapi dari tempat Amran berdiri dia bisa mendengar suara degung Sunda dari dalam rumah, berarti ada orang di dalamnya. "Assalamu'alaikum." Amran mengucapkan salam dengan nada yang cukup kencang, takut suaranya tidak terdengar karena musik khas daerah diputar dari dalam rumah. Ada tiga kali Amran mengucapkan salam, sampai akhirnya terdengar balasan salam dari dalam rumah. Pak Kardi sendiri yang membukakan pintu, sedikit terkaget juga beliau melihat
last updateLast Updated : 2022-05-23
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
40
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status