Home / Romansa / Suami Miskinku Ternyata Konglomerat / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Suami Miskinku Ternyata Konglomerat: Chapter 201 - Chapter 210

395 Chapters

201. Mencari Petunjuk

Mereka berdua dengan berboncengan motor menuju Desa Cimelati. Jarak Desa yang dituju tidaklah terlalu jauh karena tidak mengenal macet dan masih dalam satu kabupaten yang sama dengan Desa Cibungah. Motor yang dikendarai Pak Kardi berhenti tepat di perbatasan Desa Cimelati. Sedikit bingung terlihat Pak Kades, melihat Desa yang dia datangi dulu sudah berbeda sama sekali. Sudah banyak bangunan rumah, toko-toko mini, dan warung-warung di sepanjang pinggir jalan memasuki desa. "Kok nggak seperti terakhir saya kemari ya, Mran?" tanya Pak Kardi dengan polosnya. "Memang Bapak terakhir kali kemari kapan?""Saat bersama Kemung dulu.""Ya Allah, Pak, itu kan sudah puluhan tahun yang lalu? Saya pun mungkin masih balita.""Lah terus, cara mencari informasi tentang Pak Dadang bagaimana?" tanya Pak Kardi lagi, terlihat kebingungan. "Memang Pak Kades tidak tahu nama uwa dari Pak Kemung?" Pak Kardi menggeleng, sembari menjawab, "Mana saya ingat Mran, itu kan sudah puluhan tahun yang lalu," jawabny
last updateLast Updated : 2022-05-26
Read more

202. Jangan Mudah Menyakiti

202Amran mengangguk, menyetujui ajakan Pak Kardi untuk segera menuju rumah yang mereka maksud. Lingkungan sekitar terlihat sepi dan lengang, tidak terlihat seorang pun berada di luar rumah, bahkan anak-anak sekalipun."Assalamu'alaikum!" Pak Kardi berucap salam pertama, tapi belum juga ada jawaban. Kembali mengucapkan salam, sembari mengetuk pintu rumah yang dimaksud. Amran pun ikut mengucapkan salam, tapi tetap belum ada yang menjawab salam mereka. Amran dan Pak Kardi sewaktu-waktu bertatapan, kebingungan juga bagaimana cara agar bisa bertemu si pemilik rumah. Berkali-kali mereka mengucapkan salam, tetap tidak ada yang merespon. "Penghuninya tidak ada, Pak? Sedang berkumpul semua di balai desa." suara dari belakang mereka, Pak Kardi dan Amran menoleh bersamaan ke arah suara itu berasal. Seorang pria paruh baya seumuran Pak Kardi berdiri menghadap mereka sambil membawa pacul. Mungkin baru atau selesai dari kebun. Pak Kardi dan Amran segera mendekati bapak tersebut, kurang sopan r
last updateLast Updated : 2022-05-29
Read more

203. Lelah Hati dan Pikiran

Selesai menelepon Amran, dan menceritakan tentang cerita mimpi Samsiah. Risma langsung kembali ke kamarnya setelah memastikan kedua putrinya Yuli dan Neti aman bersama pengasuhnya. Tubuhnya merasa lelah sekali. Bukan karena pertemuan dengan kedua pengacara Julius atau karena kerja keras, tetapi lebih karena lelah pikiran. Lelah otak akan sangat berpengaruh terhadap kondisi tubuh. Semakin mendekati waktu masa persidangan, membuat Risma semakin memperhatikan Riswan. Rindunya sudah sangat membuncah. Ingin bertelpon untuk sekadar melepas kangen, suaminya dilarang memegang ponsel selama masa tahanan. Jujur saja, walaupun sudah banyak penipuan, keculasan, dan upaya rekayasa dalam kasus hukum suaminya. Hatinya tetap merasakan keresahan. Dia tahu, selama ini belum pernah ada yang lolos dari jerat hukum sidang tipikor. KPK selalu bisa membuktikan keterlibatan orang-orang yang pernah mereka tangkap. Apalagi dalam sidang nanti, hakim yang akan sidang Riswan adalah Artidjo Kautsar. Seorang hak
last updateLast Updated : 2022-05-31
Read more

204. Bukan Orang Sembarangan

204"Percaya dengan mimpi?" Umi Hasanah seperti memastikan. "Iya, Umi.""Kok tumben nanya soal mimpi?" tanya Umi Hasanah lagi sembari tersenyum. “Memangnya Risma mimpi, apa?”"Bukan saya yang mimpi, Umi, tapi Samsiah." Risma menceritakan tentang mimpi yang dialami adik bungsunya tersebut, dan Umi Hasanah serius sekali mendengarkan penjelasan dari Risma. "Menurut Umi, bagaimana?" tanya Risma setelah selesai. "Secara pribadi, Umi sendiri tidak bisa mengatakan kita harus percaya atau tidak percaya. Karena itu semua rahasia Allah. Bisa saja itu sebuah petunjuk atau hanya sekedar kembang mimpi.""Begitu ya, Umi. Berarti mimpi itu bisa diikuti juga tidak?""Entahlah Ris, apakah kualitas mimpi kita sekelas Nabi Yusuf, atau hanya sekedar permainan alam bawah sadar kita.""Iya, Umi. Risma juga pernah mendengar tentang kisah Nabi Yusuf dan mimpinya, sehingga diangkat menjadi pejabat tinggi istana.""Mimpi rasul Allah itu menceritakan tentang sesuatu yang belum akan terjadi. Tentang kemarau
last updateLast Updated : 2022-06-03
Read more

205. Ampuni Hamba Ya Allah

205Risma kembali duduk di hadapan Umi Hasanah, setelah sebelumnya meminta izin sedikit untuk menerima telepon dari Amran. Risma masih kepikiran, apakah putra dari Pak Dadang yang ternyata sudah menjadi wakil bupati masih mau menerima permintaan maaf untuk bapaknya, setelah Risma mengetahui tentang orang tersebut melalui Pengacara Julius. Risma sendiri tidak menyangka jika orang yang dicarinya memiliki jabatan yang cukup tinggi di pemerintahan. Meskipun Risma paham, tidak ada yang tidak mungkin dan cukup mudah bagi Allah untuk mengubah nasib dan jalan hidup siapa saja yang melawan-Nya.Manusia yang di sudut pandang kebanyakan orang sebagai kaum rendahan, yang tersingkirkan karena hidup dalam nyatanya tidak ada yang bisa menebak masa mendatang. Yang pasti orang itu berusaha berusaha keras agar bisa mengubah kehidupan, dan bukan hanya diam berpangku tangan. Allah tidak akan mengubah suatu kaum jika kaum itu sendiri tidak akan mengubahnya. "Kamu kenapa, Ris? Kok jadi bengong begitu?"
last updateLast Updated : 2022-06-05
Read more

206. Cintai Yang Kekal

Risma masih menangis dipelukan Umi Hasanah, sebagian gamis yang dipakai Umi basah di bagian depan karena air mata Risma. Sang guru mengaji itu membiarkan sambil mengusap usap lembut bahu Risma. Sebagai sesama istri, Umi Hasanah memahami betul apa yang dirasakan oleh Risma. Jauh dari suami dan tidak bisa dihubungi, tanpa tahu kapan sang pendamping hidup akan berkumpul bersama lagi. Setelah beberapa saat membiarkan, Umi Hasanah mulai berbicara kembali kepada Risma. Lebih tepatnya berbisik di dekat telinga murid mengajinya tersebut. "Percayalah, Ris. Apa pun yang kita rasakan. Baik sedih, susah, kepedihan, penderitaan, Allah tahu kita pasti bisa menghadapinya. Karena Allah tahu sampai di mana batas kemampuan hambanya dan tidak akan lebih dari itu. "Segala ujian atau pun musibah yang datangnya dari Allah, itu adalah cara Allah untuk menguji ketaqwaan hamba-hambanya. Untuk naik tingkat istilahnya, asal kita sabar dan tidak berburuk sangka kepada Allah. "Karena, tidak ada rencana yang
last updateLast Updated : 2022-06-06
Read more

207. Firasat seorang Suami

Setelah selesai menemui Susan di tempat parkir basement apartemen, Dody bersama Elvira segera meninggalkan gedung tempat tinggal putrinya tersebut. Dengan menggunakan mobil yang dibeli dari hasil jerih jerih payah Susan, Dody diam saja selama menuju jalan pulang ke rumahnya. Berbeda dengan Elvira yang terlihat sumringah. Uang besar yang baru di-transfer anak tirinya tersebut sudah bermain-main diangannya. Dia sudah punya rencana, dengan uang tersebut akan digunakan untuk apa saja nanti. Membeli kesenangan sesaat. Ke sebuah komplek perumahan kelas menengah di daerah pinggiran kota, mobil Dody menuju. Rumah berukuran tipe 36 yang juga dibeli dari hasil jeri payah putrinya menjadi tempat tinggalnya bersama Elvira. Perempuan yang membuat dia meninggalkan istrinya yang dulu, ibu kandung Susan dan dua anaknya yang lain. Dody duduk terdiam di teras depan rumah dari 20 menit mereka sampai. Tidak beberapa lama, keluar dari dalam rumah Elvira yang sudah berganti pakaian dan tercium semerbak
last updateLast Updated : 2022-06-09
Read more

208. Harus Diakhiri

"Bapak kenal dengan pria yang bersama istri, Bapak?" tanya salah seorang petugas saat di tempat parkir depan polsek, hendak menuju motel tempat Elvira berada. "Tidak kenal, Pak." "Apa gelagat istri bapak ada perubahan baru ini atau sudah sejak lama?" "Beberapa bulan terakhir ini. Tadinya saya tidak berpikir macam-macam. Tetapi semakin hari semakin sering pergi dengan alasan yang ada saja." Petugas kepolisian itu mengangguk, lantas menaiki mobil bersama dua petugas lainnya, Dody pun mulai menghidupkan motornya. Berjalan terlebih dahulu diikuti kendaraan petugas di belakangnya. Setiba di motel tempat istrinya chek-in bersama seorang pemuda, mobil miliknya masih terparkir di tempat semula. Dengan ditemani petugas wanita Dody lantas menghampiri seorang petugas penjaga penginapan. Seorang perempuan berusia belasan tahun dengan berpakaian bebas yang bertugas di lobby, tempat tamu yang ingin menyewa kamar. Suasana motel sendiri terlihat lengang. Hanya terlihat beberapa motor di dep
last updateLast Updated : 2022-06-11
Read more

209. Hati Dan Jiwa Yang Tulus

Halimun masih terlihat menyelimuti Desa Cibungah selepas Adzan Subuh. Hawa dingin yang menyergap membuat sebagian orang malas untuk segera bangun, bahkan untuk menjalankan kewajiban Sholat Subuh, tapi tidak bagi yang sudah terbiasa. kebiasaan baik seperti itu sudah berjalan di rumah mewah milik Riswan dan Risma. Aktivitas rumah sudah berjalan dari pagi-pagi sekali selepas menunaikan kewajiban. Riswan sebagai pemimpin rumah tangga tidak membuat aturan untuk itu, tapi hanya mencontohkan kepada yang lain. Sholat bukan lagi dianggap sebagai sebuah kewajiban, tetapi sudah seperti kebutuhan. Layaknya manusia yang butuh makan, minum, dan bernapas. Risma, walaupun sedang mendapatkan tamu bulanan, tetap bangun pagi seperti biasa. Dan sekarang sedang mengantar Susan dan Maharani yang pagi ini akan terbang ke Semarang, guna mencari keberadaan Ibu dan adik-adiknya lewat alamat yang diberikan Elvira kemarin. Mobil yang akan mengantarkan mereka sudah menunggu, tas bawaan mereka pun sudah masuk b
last updateLast Updated : 2022-06-12
Read more

210. Ujian Dari Orang Terdekat

Dering suara panggilan telepon di handphone Susan kembali berbunyi, dan itu untuk kesekian kali. Susan yang sedari tadi menatap ke arah sisi jalan lantas mengambil hapenya yang dia letakan di sampingnya dan langsung mematikan. Dia merasa terganggu dengan ayahnya Dody yang terus berusaha menghubunginya."Kenapa tidak diangkat, kok malah dimatikan?" tanya Maharani pelan, Susan masih menatap ke arah sisi jalan. Kebun-kebun teh yang terbentang luas. "Tidak usah, Ran. Biarkan saja.""Iya, tapi kenapa?" Susan mulai menoleh ke arah Maharani. Berucap pelan. "Kamu 'kan tahu seperti apa papaku?" Maharani mengangguk, dia memang sangat tahu seperti apa Dody. Walaupun enam tahun terakhir ini tidak lagi bertemu Susan, tetapi dulu dia sangat tahu bagaimana Susan diperlakukan oleh sang ayah. "Tetapi tidak baik, San. Bagaimanapun beliau itu ayahmu, kamu tetap harus menghormatinya.""Setelah semua perlakuannya terhadapku?" Maharani mengangguk. Susan kembali berucap, "Dia selama ini telah menyembuny
last updateLast Updated : 2022-06-15
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
40
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status