Home / Romansa / Suami Miskinku Ternyata Konglomerat / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Suami Miskinku Ternyata Konglomerat: Chapter 171 - Chapter 180

395 Chapters

171. Murkanya Sang Konglomerat Jahat

"Perempuan lacur! Tidak tahu berterima kasih!" Subroto mengamuk, melempar dan menghancurkan semua isi dari dalam kamar pribadi Susan hingga tubuh gemuknya terlihat kelelahan, napasnya tersengal-sengal, lalu terduduk di sisi ranjang. Kamar tidur Susan sudah terlihat porak-poranda. Semua berantakan karena sudah Subroto lempar dan sebagian dia hancurkan. Pandangannya nanar, memancarkan kemurkaan."Kematian saja tidak cukup untuk membayar penghianatanmu kepadaku, Susan. Kau akan terima akibatnya nanti," ancam Subroto dengan penuh kegeraman, tangannya mengepal keras.Subroto menghubungi seseorang melalui handphone-nya, tanpa menunggu lama langsung terhubung. Tanpa bertanya nama, perintah langsung keluar dari mulutnya. --Cari informasi dan temukan di mana Susan berada. Kerahkan semua anak buahmu, walau bagaimana pun perempuan itu harus ditemukan. --Baik, Bos--Sekarang kamu ke apartemen, minta security hotel untuk menunjukkan vid
last updateLast Updated : 2022-03-29
Read more

172. Kepanikan Risma

Tiba di kamar emak, masih ada Bude Ajeng, Uni, dan Nengsih di sana. Risma benar-benar terlihat panik, hatinya di landa kekhawatiran. Dia sudah kehilangan ibu kandungnya, bapaknya, Risma tidak ingin saat ini kehilangan Emak Sawiyah, di saat dia merasa belum bisa memberikan kebahagiaan dan belum membalas semua jasa-jasanya. "Emak kenapa Uni, Teh Nengsih. Emak baik-baik saja, kan Bude?" tanya Risma berdiri di samping tempat tidur Emak Sawiyah. Emak sudah berganti pakaian. Terlihat Bude Ajeng sedang mengusapi emak dengan minyak kayu putih pada bagian lehernya. Uni menyentuh bahu adik iparnya tersebut, mencoba untuk menenanginya. "Nggak apa-apa, Bu, nenek hanya kecapean aja, " jawab Bude Ajeng, sembari kembali membaluri tubuh emak Sawiyah dan memijat-mijatnya. "Memangnya emak kerja apa? Apa perlu saya panggil dokter?""Nggak perlu, Bu Risma. Sebentar lagi juga nenek sadar. Sepertinya beliau hanya lelah pikiran saja." Bude Ajeng terus mencoba
last updateLast Updated : 2022-03-29
Read more

173. Sebuah Rekayasa

Keriuhan pemberitaan yang menyangkut tentang viralnya dokumen rahasia milik Subroto ditambah lagi laporan penganiayaan yang dilakukan olehnya terhadap Daniel dan Nathan menguasai pemberitaan di negeri ini. Kehebohan terjadi karena disinyalir melibatkan banyak-banyak tokoh penting di Republik ini. Hampir semua berita surat kabar, online, menjadikan peristiwa bocornya dokumen ini sebagai berita utama, begitupun dengan televisi berita. Group TV dan media online juga surat kabar milik subroto banyak menghadirkan nara sumber yang memang sudah dipersiapkan untuk mengcounter kebocoran tentang dokumen tersebut, namun publik lebih banyak yang percaya jika berita itu benar adanya. Orang-orang yang selama ini diam, padahal banyak tau tentang sepak terjang Subroto dan orang-orang yang disebutkan dalam dokumen tersebut mereka mulai berani bicara. Sebuah permainan kotor yang banyak melibatkan orang-orang penting dalam penegakkan hukum dan peradilan. Mafia hukum yang bisa
last updateLast Updated : 2022-03-30
Read more

174. Allah Tidak Suka Orang Yang Dzolim

Riswan kenal dengan Subroto, hanya sebatas kenal. Memang Riswan mengakui beberapa kali perusahaan miliknya menolak untuk bekerja sama dengan perusahaan milik Subroto, karena secara diam-diam Riswan sudah mengetahui sepak terjang Subroto dalam dunia bisnis yang penuh dengan kecurangan dan permainan kotor. "Sedikit banyak saya tau tentang Subroto dan sepak terjangnya. Saya minta saksi Susan agar dijaga keselamatannya karena hanya dia yang bisa membongkar permainan kotor ini."Siap Pak. Susan dan Maharani sudah kita amankan di rumah Pak Riswan yang di desa Cibungah. Team pengamanan di sana pun sudah ditambah. Bu Risma sendiri yang mengajak mereka untuk tinggal di sana.""Saya setuju mereka tinggal dulu di sana karena akan lebih mudah untuk hal keamanan. Mengingat hanya ada satu-satunya jalan masuk yang menuju rumah saya jadi akan lebih mudah untuk diawasi.""Pak Riswan, apa perlu kita lapor polisi untuk meminta perlindungan saksi?" Pak Kusuma kali ini
last updateLast Updated : 2022-03-30
Read more

175. Masuk DPO

Subroto masih di dalam kamar tempat persembunyiannya saat handphone miliknya berbunyi. Langsung dia raih ponsel miliknya yang tergeletak di atas meja kerja, telpon dari kepala keamanan yang dia tugaskan di depan pintu masuk rumah persembunyiannya.  "Robby mau bertemu, Bos." "Suruh langsung ke atas," jawab Subroto singkat, lalu langsung mematikan handphonenya. Robby, salah satu orang kepercayaan Subroto, salah satu dari segelintir orang kepercayaannya yang tau tempat persembunyiannya. Tidak beberapa lama, pintu ruang kerjanya diketuk dari luar.  "Masuk!" jawab Subroto keras, lalu menyalakan rokok putihnya, mengisapnya perlahan. Pintu terbuka, Robby terlihat menganggukkan kepala sebagai tanda penghormatan. Kemudian mendekati Subroto yang mempersilahkan Robby untuk duduk di depannya, dibatasi dengan meja kerja Subroto.  "Kamu yakin tidak ada yang mengikutimu kemari?" tanya Subroto menyelidik. Terlihat Subroto sangat hati-hati karena tidak
last updateLast Updated : 2022-03-31
Read more

176. Tidak Semua Bisa Dibeli

"Maaf Pak, kami hanya menjalankan perintah. Dan kami tidak peduli bapak ini siapa?Sekarang bapak ikut kami secara baik-baik, atau harus kami paksa," ucap sang komandan dengan nada tegas, karena dia sudah diberikan wewenang untuk menangkap Subroto."Tenang dulu, Pak, semua bisa dibicarakan baik-baik," kilah Subroto, sepertinya dia memiliki ide untuk memakai cara yang biasa sering dia gunakan kepada aparatur negara. Dan sejauh ini dia tidak pernah gagal ataupun ada yang menolak. "Maksud anda apa, Pak?" tanya sang komandan yang bernama Heru kepada Subroto. Sementara itu Robby, orang kepercayaan Subroto bahkan sudah diborgol kedua tangannya oleh polisi yang di dalam ruangan tersebut. Sepertinya polisi datang dalam jumlah yang lumayan banyak untuk melakukan penggerebekan terhadap tempat persembunyian Subroto. "Saya Akan berikan uang sebesar 500 juta kepada bapak, yang penting saya tidak ikut ditangkap, bilang saja saya tidak bisa diketemukan. Bagaimana ko
last updateLast Updated : 2022-03-31
Read more

177. Menyimpan Masalah Dalam Diam

Langkah Risma sudah sampai di ruang tamu rumahnya, tetapi tidak dia lihat ada siapapun di sana. Menoleh ke arah Bude Ajeng yang ada di sebelahnya. "Tamunya mana, Bude?" "Masih di depan pos penjagaan Bu?" Risma sedikit melongo, kemudian tertawa. Dia pikir Bude Ajeng memanggilnya karena tamunya sudah berada di ruang tamu. "Aduh, Bude. Saya kira tamunya sudah ada di ruang tamu?" Risma masih tertawa kecil. Kejadian kecil seperti ini justru mampu sedikit membantu Risma menghilangkan sementara keresahan dan kerinduan kepada suami tercinta. Bude Ajeng pun ikut tertawa, kembali berucap mengemukakan alasannya. "Saya tidak berani menyuruh orang  masuk ke dalam rumah yang belum dikenal tanpa persetujuan ibu?" Risma tersenyum mendengar alasan Bude Ajeng, kepala pelayan rumah tangga di rumah ini. Risma memahami jika ini cara si bude bersikap Hati-hati, mengingat beliau pun tahu jika ada Maharani dan Susan yang sed
last updateLast Updated : 2022-03-31
Read more

178. Punya Harga Diri Tidak?

"Mas sadar nggak sih? Jika selama ini kita tuh seperti parasit buat Mamih?" "Maksudnya?" Pradipta masih belum paham juga tentang apa yang dimaksud istrinya. Kebiasaan membuat jadi terbiasa, dan jadi dianggap sebagai sesuatu yang lumrah. "Astaghfirullah Mas, hati dan pikiranmu terbuat dari apa sih? Masa kamu nggak sadar juga jika selama ini kita selalu menyusahkan Mamih? Berharap pada Mamih? Semuanya dari Mamih? Tanggung jawab Mas sebagai anak dan suami mana Mas?" Pradipta terlihat terkejut melihat sang istri bicara cepat. Istri yang selama ini selalu diam dan tidak banyak bicara. "Mamih itu sudah tua Mas? Sudah masanya untuk istirahat. Sebagai anak, seharusnya Mas sudah harus mengambil alih kehidupan keluarga kita? Tetapi semua dibebankan ke Mamih. Dua lelaki di rumahnya, Mas dan Papih yang seharusnya bertanggung jawab justru malah terkesan memperbudak Mamih. Mau sampai kapan Mas kita menjadi parasit dalam kehidupan Mami!" Dhita su
last updateLast Updated : 2022-04-01
Read more

179. Tawaran Pekerjaan

"Bukan Mi, bukan mamih yang salah. Tapi semua salah Dipta. Waktu tidak bisa membuat Dipta berubah, selalu bergantung sama mamih. Padahal Dipta sudah bukan anak-anak lagi. Dipta sudah berkeluarga? Sudah punya kewajiban menafkahi, yang harus Dipta pertanggungjawabkan di hadapan Allah nanti. "Astaghfirullah aladzim ... maafkan Dipta, Mih."Lelaki itu lantas bersujud di kaki sang Mamih, mencium kakinya. Tante Sartika menangis terisak. Ini adalah untuk pertama kalinya putra pertamanya melakukan itu. Dhita pun ikut menangis, sesekali sembari menciumi pipi Atila yang memandang ke arah Nenek dan ayahnya. Sementara Risma matanya sudah berkaca-kaca, turut menyaksikan dengan penuh keharuan. Tante Sartika lantas meminta putranya untuk bangkit berdiri. Memeluk Pradipta sembari Bertangisan, kembali kata permohonan maaf terucap dari mulut anak yang dahulunya terlalu dimanjakan tersebut. "Dipta janji akan berubah, Mih. Dipta janji," ucap Pradipta sembar
last updateLast Updated : 2022-04-02
Read more

180. Terlepas Dari Beban Berat

Risma, Maharani, dan Susan, mengantar kepulangan Tante Sartika sampai ke mobil pribadinya, sementara Emak Sawiyah sedang tertidur di kamarnya karena sedari pagi mengeluh sedang tidak enak badan.  Kebersamaan mereka selama beberapa minggu di rumah Risma, menumbuhkan rasa persaudaraan dan kedekatan di antara mereka. Saling berdiskusi, mengaji, dan belajar ilmu agama adalah kegiatan mereka sehari-hari. Sengaja Risma meminta istri dari Ustazd Arief untuk mengajari mereka setiap harinya. Risma sudah persiapkan kendaraan untuk menjemput Umi Hasanah pulang pergi.  Risma berpendapat jika mereka, terutama Susan, sangat butuh bimbingan agama yang intensif dan telaten. Karena jangan sampai imannya yang masih lemah karena baru berhijrah malah semakin lemah jika dibiarkan begitu saja tanpa bimbingan guru. Mereka saling berpelukan, sesaat sebelum Tante Sartika menaiki kendaraan pribadi miliknya bersama Dhita sang menantu dan Atila cucunya, sementara Pradipta deng
last updateLast Updated : 2022-04-03
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
40
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status