23 Baru saja aku akan memejamkan mata, tiba-tiba saja bunyi bel membuyarkan kantuk. Cepat aku bangkit dari tempat tidur, berharap itu adalah kehadiran dari Mas Wisnu. Saat membuka pintu, betul saja ternyata dialah sosok yang kutunggu. Lelaki itu masih mengenakan pakaian kerja, sementara wajahnya terlihat sangat lelah dengan rambut yang sudah berantakan. “Mas, kenapa nggak kasih tahu kalau mau pulang ke sini?” Aku tersenyum bahagia sembari meraih tas kerjanya untuk dibawakan. Namun, bukannya membalas tersenyum, Mas Wisnu malah cemberut dengan langkah gontai. “Bikin malas aja si Melani. Mas baru pulang, capek-capek datangin dia ke rumah sakit, eh malah diomelin. Panjang lebar. Dibilang nggak perhatian, hanya memanfaatkan kebaikannya, habis manis sep
Terakhir Diperbarui : 2022-01-31 Baca selengkapnya