"Mas, stop, mas, stop!" pekik Inara. Angga memperlambat laju motornya, lalu berhenti."Ada apa, In?"Inara turun dari boncengan motornya, lalu berjongkok di tepi jalan, sembari memegangi perutnya yang terasa tidak enak."Kamu kenapa?""Perutku sakit, Mas.""Sakit? Kamu belum makan?""Bukan itu, tapi ini masalah perempuan.""Kamu lagi datang bulan?"Inara mengangguk.Angga melihat sekeliling, lalu menunjuk ke arah pos ronda. "Kita istirahat disitu dulu, ayo!"Dia menuntun motornya, parkir di depan pos ronda yang terlihat sepi. Inara mengikutinya dari belakang. Degup jantungnya yang sedari tadi berpacu hebat, kini sudah sedikit relaks kembali."Tunggu dulu di sini sebentar, aku belikan minum untukmu.""Mas, apa boleh aku pinjam ponselmu? Aku ingin menelepon suamiku," tanya Inara lagi.Angga mengangguk lalu memberikan ponselnya pada Inara. Untunglah waktu itu dia sempat
Read more