Semua Bab Terjerat Menikah Dengan Pria Lumpuh: Bab 11 - Bab 20

105 Bab

11. Disekap

 "Ettan, kau bawa Abah kesini, nanti kita atur rencana untuk mencari Inara," tukas Harshil memerintah."Baik, Tuan."Panggilan itupun terputus begitu saja.Harshil mengepalkan tangannya geram. Siapa yang sudah merencanakan ini semua? 'Mereka benar-benar tak ingin melihatku bahagia ya? Beraninya mencampur obat dalam makananku!' gumamnya.Susah payah Harshil duduk di kursi roda yang ada di samping ranjangnya. Ia memutar kursi rodanya sendiri, keluar untuk menemui keluarga yang lain. Rumah besar itu tampak sepi, tak ada suara orang mengobrol ataupun aktivitas yang lain.Ada dimana orang-orang rumah? Kenapa tak ada satupun aktivitas di rumah ini?"Kek ... Kakeeek ...!!" panggil Harshil."Bu Sujiiii .... Bu Sujiiii ...!" Diapun memanggil kepala pelayan di rumahnya. Ia kembali memutar kursi rodanya menuju dapur. Hening. "Kemana sih orang-orang pergi?"Seorang pria lari
Baca selengkapnya

12. Aksi Penyelamatan

 "Tidak! Tolong lepaskan saya, Tuan!"Inara meronta walau tangan dan kakinya masih terikat tali.Pria itu kembali menjapit dagunya. "Kalau diperhatikan kamu memang cantik, pantas saja Harshil mau denganmu, ternyata seleranya masih tinggi. Hanya saja kamu sedikit kampungan."Tanpa terasa butiran bening menitik dari sudut matanya. "Kenapa menangis, Sayang? Inara, bagaimana kalau kamu menikah denganku saja?" ucapnya sembari menggoda, mengedipkan matanya."Kau lihat sendiri kan, penampilanku jauh lebih keren dan sempurna dari pada Harshil. Aku akan membuatmu bahagia. Percayalah, apapun yang kau inginkan akan kuturuti. Bagaimana, apa kau terima tawaranku?""Aku tidak mengenalmu, Tuan. Aku juga tak punya masalah denganmu. Tolong lepaskan saya, Tuan.""Tidak semudah itu, Nona manis. Aku masih ingin bersenang-senang denganmu."Tanpa terasa waktu bergulir dengan cepat. Inara hanya akan dilepaskan jika waktunya makan i
Baca selengkapnya

13. Pernikahan

 "Masih ada waktu untukmu istirahat. Tidur yang nyenyak ya, besok Ettan akan menjemputmu jam 7 pagi untuk dirias.""Abah dimana, Tuan?" tanya Inara celingukan."Tenang saja, kita akan bertemu dengannya besok, sekaligus berkumpul di gedung pernikahan. Abah kan akan menikahkan kita, jadi beliau aman bersama dengan yang lain."Inara hanya mampu mengangguk, tanpa basa-basi lagi, dia masuk ke dalam kamar hotelnya. Harshil tersenyum tipis. Entah kenapa sejak kejadian Inara diculik, perasaannya berubah. Ada getaran asing yang melanda hatinya.***Detak jarum jam terus berputar, menemani Inara yang masih bergelung dalam selimut. Gadis itu masih belum bisa tertidur, matanya enggan terpejam memikirkan hari esok. Dia harus bersanding dengan orang yang sama sekali belum dikenalnya. Sifat dan perangainya seperti apa. Entahlah. Hanya debaran jantung yang makin terpompa tak beraturan kala mengingatnya. Walaupun baru bertemu beberapa hari ada getaran-
Baca selengkapnya

14. Menginap Di Hotel

 "Mas, i-itu siapa?" tanya Inara gugup.Belum sempat Harshil menjawab, pria itu sudah sampai menghampirinya. Ia memeluk Harshil dan mengucapkan selamat. Membuat Inara makin mengerutkan keningnya.Pria itu melirik Inara sekilas lalu mengedipkan matanya genit membuat Inara bergidik."Hai bro, kapan kamu datang?" tanya Harshil. Ia tampak bahagia melihatnya."Hahahaha surprize dong. Demi kamu, aku rela datang lebih cepat. Selamat ya atas pernikahanmu, semoga langgeng," sahutnya santai seolah tak terjadi apapun.Inara menunduk, ia memainkan jari jemarinya karena takut. 'Jadi mereka saling mengenal?' Batin Inara bertanya-tanya sendiri. Ia merasa tak karuan dibuatnya."Hei, ini istri kecilmu, cantik sekali," puji lelaki itu lagi."Harshil tersenyum. "Ya.""Kau temukan dimana bidadari secantik dia? Aku gak pernah melihat dia sebelumnya, sangat cantik." Pria itu bertutur kata sangat takjub memuji Inara.
Baca selengkapnya

15. Perdebatan Di Malam Pertama

 "Biar kubantu, Mas," ujar Inara, ia mencoba melepaskan dasi dan kancing kemeja suaminya. Walau dengan perasaan campur aduk dan ragu-ragu, ia mendekatinya. Ini malam pertama pernikahannya, namun ia sama sekali tak mengenal lelaki seperti apa yang ada di hadapannya. Harshil memang suaminya, tapi pernikahan ini hanya karena perjanjian hutang. Namun, dia sudah bertekad untuk menjadi istri yang baik meski hanya untuk enam bulan ke depan.Aroma wangi fruitty tercium dari tubuhnya, membuat Harshil makin resah. Ia gugup dan salah tingkah. Baru kali ini ada wanita yang dekat dengannya lagi sejak kecelakaan itu terjadi."Stop Inara, biar aku saja," cegah Harshil."Lho kenapa, Mas? Aku istri Mas kan? Jadi tugasku untuk membantumu," ucap Inara walau dengan senyum yang dipaksakan.Harshil memalingkan wajahnya, ia tak sanggup memandang wajah cantik sang istri. "Kalau melepaskan kemeja, aku bisa sendiri. Kau siapkan handuk, baju ganti dan air hangatnya saj
Baca selengkapnya

16. Ada Pengganggu

"Hah? Kau--""Sudah jangan banyak protes, Mas. Kita sudah mendapatkan nomor antrian. Tadi Ettan sudah mendaftarkanmu lewat online."Harshil masih belum percaya dengan apa yang istrinya katakan. Pasti ini ada campur tangan Ettan dalam hal ini."Mas, cepatlah jangan buang-buang waktu. Ettan akan datang setengah jam lagi. Kasihan dia kalau harus menunggu lama."Harshil menghela nafas dalam-dalam. Apalagi saat melihat Inara begitu semangat menyiapkan semuanya. Ia mendorong kursi rodanya mendekat. "Mau kubantu?" tanya Inara lagi sembari mengulurkan tangannya."Pegangi saja kursi rodanya, aku turun sendiri."Inara mengangguk sembari mengulum senyum. Rencananya dengan Ettan sepertinya akan berhasil. Ia harus membujuk sang suami dengan cara seperti ini, setengah pemaksaan.Bukan tanpa alasan Inara melakukan ini semua. Tadi siang saat hendak ke kamar kecil, tanpa sengaja ia mendengar percakapan seseorang."Ya, aku akan meng
Baca selengkapnya

17. Bertemu dokter Farish

 "Oh iya, Mas Ryan masih ingat jalan pulang kan? Pintunya ada di sebelah sana. Jangan lupa ditutup lagi."Tangan Ryan mengepal erat, dia benar-benar geram dengan ucapan Inara. Berani-beraninya dia mengusir secara terang-terangan tapi dengan tutur kata yang lembut. Ryan berlalu begitu saja meninggalkan perasaan gondok di hati. Padahal dia datang kesana karena ingin mengganggu mereka, apalagi melihat wajah Inara yang ketakutan membuat kepuasan sendiri dalam batinnya. Tapi ini, yang terjadi justru sebaliknya. Inara  membuat hatinya geram setengah mati. Sikap lembut Inara pada Harshil membuat panas dalam hatinya."Kau pintar sekali mengusirnya dengan cara lembut, Inara," ujar Harshil sembari tertawa kecil."Dia sudah mengganggu waktu kita, Mas. Apa dari dulu dia memang seperti itu?""Ya bisa dibilang seperti itu sih. Dulu waktu aku sedang berdua dengan Chelsie, dia pun sering mengganggu," jawab Harshil santai, tak ada rasa curiga sedikitpun.
Baca selengkapnya

18. Getar-getar Cinta

 "Rencana apa?""Aku ingin membuat Tuan Muda Harshil yang baru!"Harshil terkejut mendengarnya, ia memutar bola mata ke arah Inara yang tampak santai mengatakannya. "Hah? Maksudmu anak? Kita membuat anak begitu?" "Ish, siapa yang bilang anak!""Lah itu maksudnya apa? Tuan Muda Harshil yang baru?""Oh, hahaha.""Kenapa tertawa?"Inara masih cekikikan, rupanya Harshil salah mengira ucapannya."Ditanya kok malah tertawa terus!""Habisnya lucu.""Apanya yang lucu? Aku bukan tukang lawak lho.""Ya pikiran kamu kok sampai situ, Mas?!"Harshil menghela nafasnya dalam-dalam. "Terus maksudnya apa?"Ettan yang melihat mereka dari balik kaca spion hanya tersenyum simpul. Ia ikut merasakan bahagia, ternyata kehadiran Inara mampu membawa pengaruh positif pada orang di sekitarnya, terlebih Tuan Harshil."Ehemm ... Maksudnya, aku ingin Mas Harshil tuh berubah. Yang tadinya gak bisa
Baca selengkapnya

19. Aku Atau Kamu?

 Mungkin terdengar konyol, dengan cinta yang tiba-tiba datang secara misterius. Dua orang yang awalnya tak merasakan hal yang disebut dengan cinta, kini justru tumbuh benih-benih yang membuat hati berdebar-debar tak menentu.Cinta, sebuah kata sederhana dengan sejuta makna. Cinta adalah saat kita merasakan getaran di dalam dada. Dia yang selalu terucap dalam setiap doa. Memandanginya menjadi hal yang terindah, dan karena cinta pula, kelemahannya tampak menjadi sebuah kelebihan yang membuat kita semakin mengaguminya.Cinta sejati itu bukan apa yang kita lihat, tapi apa yang kita rasakan, bukan bagaimana kita mendengarkan tetapi bagaimana kita memahami, dan bukan bagaimana kita melepaskan tapi bagaimana kita bertahan. Cinta adalah dia yang mau menerima apa adanya. Tak ada paksaan, tak ada tuntutan, dia yang mencintai tanpa syarat, dia yang mencintai tanpa alasan hingga tak mengharapkan untuk kembali. Dia yang mencintai tanpa memandang rupa maupu
Baca selengkapnya

20. Kamu Ketakutan?

 "Teriak saja, aku justru ingin semua orang tahu, termasuk suamimu yang lumpuh itu. Kalau kubilang kamu duluan yang menggodaku, kira-kira bagaimana ya reaksi mereka? Siapa yang akan mereka percayai disini? Aku atau kamu?"Inara berusaha meronta dari cengkeraman Ryan. Rumah sebesar ini, bila teriak pun rasanya percuma. Hal itu mungkin akan menjadi sia-sia bila tak ada yang mendengarnya. Belum lagi sikap Ryan yang bisa saja nekat berbuat lebih jauh lagi.Inara menoleh ke kanan dan kiri, tak ada satupun pelayan yang datang ke arah dapur. Entah mereka pergi kemana.'Apa semuanya sudah dirancang oleh Ryan?' batinnya bertanya-tanya sendiri."Hei manis, kamu gak bisa kabur dariku. Mari kita lanjutkan yang tertunda."Inara terdiam, dia berusaha melepaskan diri. Tapi pria itu benar-benar mengungkungnya membuat Inara tak bebas bergerak."Sekarang keberuntungan sedang berada di pihakku. Menarik bukan?"Ryan makin menatapnya dengan p
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status