Home / CEO / Gadis Perawan Untuk CEO / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Gadis Perawan Untuk CEO: Chapter 51 - Chapter 60

246 Chapters

Bab 50

Terbukanya rahasia besar "Kau senang hari ini?" tanya Reynold pada Devanka sebelum mengantarnya pulang. "Iya, terimakasih untuk semuanya," ucap Devanka. Mereka berdua berjalan menuju ke arah mobil. Reynold melirik ke arah jam tangannya, sudah menunjukkan pukul 20.00, dia dan Devanka harus segera pulang karna malam sudah semakin larut.  Mereka berdua sudah berada di dalam mobil, dengan hati yang bahagia namun menyisakan rasa yang cukup mengganggu mana kala Devanka menantang seseorang yang tadinya ingin menjadikannya kekasih, Devanka tidak ingin menjadi seorang kekasih melainkan seorang istri. Reynold belum memberikan kata kata apapun untuk hal itu, tidak ada tanggapan, dia hanya diam, berusaha membahas hal yang lain seolah mengelak.
Read more

Bab 51

Foto lama Malam semakin larut, Reynold kembali ke kamarnya. Hatinya sudah mulai tenang, namun kegundahan dan perasaat yang bercampur tidak karuan membuatnya tetap memiliki beban pikiran yang seolah begitu sulit untuk diringankan.  Reynold duduk di atas tempat tidurnya, matanya menerawang tak tentu arah, dia ingat akan sesuatu.  Dia beranjak berdiri dari posisi duduknya, berjalan ke arah lemari baju, dibukanya pintu lemari baju berwarna putih tinggi dan mewah itu. Dia mengambil kotak kayu berwarna coklat tua, seperti peti kecil. Setelah dia mengambil kotak itu dia kembali ke posisi duduknya. Beberapa saat dia memandangi kotak kayu itu. Ingatannya menerawang, menyelami memori mengenai kotak kayu tua yang begitu istimewa.  
Read more

Bab 52

PraharaJam menunjukkan pukul sebelas, Reynold terlihat berjalan ke arah pintu keluar, melepas jasnya dan dia bawa di tangan kirinya. Dia terlihat masuk ke dalam mobil, mengendarai mobilnya sendiri. Aldo terlihat menundukkan badan, dia tau tuan mudanya akan pergi ke suatu tempat, sendirian dan masih menjadi rahasia. Reynold terlihat mengendarai mobilnya cukup kencang, dia akan mendatangi sebuah tempat yang sebenarnya tidak direncanakan, dia ingin menemui seseorang yang seharusnya sudah dia temui beberapa tahun lalu.  Jalanan ibu kota masih tetap sama, ramai penuh sesak, seolah tak pernah sepi, penuh, riuh dan panas diterpa sinar matahari, bahkan AC mobil seolah tidak ada gunanya.  Reynold mengendarai mobilnya,
Read more

Bab 53

Lukisan itu Reynold mengurungkan niatnya untuk memberitahu pak Lumawi mengenai peristiwa itu, kejadian yang sebenarnya, bahwa dia berada di mobil itu, mobil yang menabrak istrinya, mobil yang sudah merenggut kehidupan istrinya dan juga dirinya. Dia beranjak dari posisi duduknya, bersiap untuk pamit. Reynold hendak melangkahkan kaki ke luar rumah, tiba tiba matanya tertuju pada lukisan yang ada di seberang ruang, hanya terlihat sebagian. Pikirannya langsung terbang ke sebuah ingatan. Foto itu? Bukankah foto itu adalah foto mendingan ibunya dan sahabatnya, Elle dan Lena. Lukisan yang sama persis dengan foto peningglan ibunya. Apa mungkin ibu atau sahabat ibunya membuat lukisan di tempat pak Lumawi, namun belum sempat diambil, atau ada alasan lain kenapa kukisan itu ada di rumah ini. Reynold berhenti sejenak, berusaha menyeleseikan
Read more

Bab 54

Kenyataan Pahit Monalisa keluar dari mobil, dia melihat ke arah sekeliling, sore itu sepi, yakin tidak ada yang melihatnya. Dia memakai kaca mata hitamnya, melangkah dengan yakin ke arah rumah Devanka. Di depan pintu masuk, dia mengetuk pintu, dua kali ketukan, terdengar deru langkah dari dalam rumah. "Iya," ucap pak Lumawi seraya berusaha membuka pintu. "Sudah mau malam, siapa yang bertamu," gumamnya seraya membuka pintu rumah yang sudah terkunci. Pak Lumawi mendapati sosok wanita cantik di depan rumahnya. Tinggi semampai, berkulit pulih bersih. Wanita itu mengenakan dress warna merah, sangat minim, tanpa lengan bahkan bagian bawahnya mungkin hanya sepanjang tig
Read more

Bab 55

Bab 56Perjuangan dimulai Devanka menangis sejadi jadinya, dadanya begitu sesak, rasa kehilangan yang sudah lama digerus oleh waktu akhirnya datang lagi dengan luka lama yang utuh.  Dia duduk di tepi tempat tidurnya, memeluk bingkai foto kenangan masa kecilnya. Foto dua orang bergandengan tangan, di taman bunga, dia dan ibunya. Hanya foto itu yang selalu menemani ketika rindu menyapa tak kenal lelah. Pak Lumawi hanya bisa mengamati putrinya dari jauh, tidak ada yang bisa dilakukan, dia tidak akan mampu mengambil kesedihan itu atau bahkan menguranginya walau sedikit. Hanya Devanka sendiri yang bisa meredakan kepedihan hatinya, hanya dia sendiri.  
Read more

Bab 56

Perjuangan Reynold Reynold menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Devanka. Dia keluar dari mobil dan berjalan cepat menuju ke arah rumah Devanka.  Reynold sudah berdiri di depan pintu, ada rasa ragu untuk mengetuk pintu itu. Beberapa saat dia terdiam, seolah berpikir. Benarkah dia harus melakukan ini, seolah mengiba pada seorang gadis yang memang sudah benar benar dia cintai, seorang Reynold Hamzah, cucu dari kakek Hamzah yang begitu kaya raya, ini pertama kalinya Reynold merasa bersalah dan hendak memperbaiki kesalahannya.  "Reynold," bisik lembut seseorang yang terdengar sudah tidak asing. Reynold menoleh ke arah sumber suara tersebut, ternyata sudah ada pak Lumawi yang keluar dari samping rumah.
Read more

Bab 57

  Monalisa oh Monalisa   Reynold berdiri di depan pintu apartemen Monalisa, wajahnya menyiratkan kekesalan dan amarah yang sebentar lagi akan muncul dengan begitu mengerikannya. Dia menunggu, menunggu gadis cantik itu membukakan pintu.       Di dalam apartemen terlihat Monalisa duduk dikursi, tubuhnya dibalut kimono mandi, dengan rambut sedikit basah, terurai. Wajahnya segar, dan terlihat begitu sexi. Monalisa tersenyum ketika mendengar bunyi bel, dia sudah bisa menebak, Reynold akan menemuinya, ini saatnya dia memainkan peran.       Dengan langkah tegap dan pelan, monalisa menuju ke arah pintu masuk, dia bersiap untuk membuka pintu.      
Read more

Bab 58

Menyelami Hati Devanka "Rey, tinggallah lebih lama," bisik Monalisa seraya memeluk Reynold yang baru saja selesei mandi, aroma tubuhnya yang wangi alami tercium, membuat Monalisa seolah terhipnotis."Aku harus ke kantor," ucap Reynold."Tidak bisakah kau menemaniku," bisik Monalisa dengan suara yang begitu menggoda."Lepaskan, aku harus pergi," ucap Reynold yakin."Baiklah, semoga kau lebih sering datang menghabiskan waktu bersamaku," ucap Monalisa yang telah melepas pelukannya. Reynold segera mengenakan kemejanya, Monalisa terlihat membenahkan kancing baju Reynold. Reynold meninggalkan apartemen Monalisa, sebelumnya dia sudah menghubungi Aldo untu
Read more

Bab 59

Masih Berjuang "Tuan muda, Devanka sudah bersedia untuk bertemu dengan tuan muda," ucap sekretaris Pete ketika berada di ruang kerja Reynold di kantor."Benarkah? Semoga ini menjadi waktu yang tepat," ucap Reynold."Kira kira kapan tuan muda akan menemui Devanka, saya akan menyampaikannya, sore ini Devanka sudah diperbolehkan pulang," sekretaris Pete memberikan informasi."Bagaimana keadaannya?" tanya Reynold."Sudah membaik tuan, hanya butuh istirahat," penjelasan sekretaris Pete."Bagus kalau begitu, malam ini aku akan menemuinya," ucap Reynold."Tuan muda, saya dengar tuan muda bersama 
Read more
PREV
1
...
45678
...
25
DMCA.com Protection Status