Semua Bab Gadis Perawan Untuk CEO: Bab 41 - Bab 50

246 Bab

Bab 40

Sebuah Perinsip  "Tok, tok, tok,"Sekretaris Pete masuk ke dalam ruang kerja Reynold, membungkukkan badan, lalu berdiri tepat di hadapannya."Siapa lagi yang harus aku temui sekretaris Pete?" tanya Reynold yang terlihat sibuk mengerjakan beberapa pekerjaan kantor di tengah waktunya yang harus menemui beberapa orang yang telah dijadwalkan oleh sekretaris Pete."Masih ada dua orang tuan muda," ucap Sketetaris Pete."Oke, ini yang terakhir, tidak perlu lagi memberikan undangan kepada siapapun," ucap Reynold yakin.  Sekretaris Pete mengernyitkan dahi, benarkah apa yang telah didengarnya, tidak perlu lagi memberi undangan? Se
Baca selengkapnya

Bab 41

Peristiwa Kelam  Sekretaris Pete menghela nafas panjang ketika memasuki ruang meeting yang di sana sudah ada Olla, orang terakhir di masa pencarian. Sekretaris Pete tidak mengerti kenapa semua usahanya harus dihentikan sebelum mendapatkan hasil, dia tidak tau apa yang tuan muda Reynord rencanakan, sepertinya ada sesuatu yang berusaha ditutupi. "Olla, kau sudah siap?" tanya sekretaris Pete. "Iya sekretaris Pete, aku yang terakhir bukan?"  tanya Olla."Iya, dan sepertinya tidak akan ada lagi setelah kau, tuan muda memutuskan tidak melakukan pencarian lagi," ucap sekretaris Pete putus asa. "Mungkin tuan muda Reynold sud
Baca selengkapnya

Bab 42

  Delapan Tahun Lalu       Reynold duduk di kursi kerjanya, wajahnya mulai berubah sendu, ada guratan tidak menyenangkan tergambar jelas, hari ini dia harus mengingat kembali setelah sekian lama berusaha melupakan.       Ingatan itu muncul kembali, mengusik hatinya, dia seolah tidak bisa bernafas dengan tenang, ingatan itu selalu memiliki cara untuk kembali mencabik cabik hatinya.       Depalan tahun lalu...   Tepat di ulang tahun Reynold yang ke 17, seperti halnya anak borju yang lain, pesta malam di hari penting adalah hal biasa dan lumrah dilakukan.      
Baca selengkapnya

Bab 43

 "Aldo, kau pulang saja naik mobil kantor, saya ada urusan," ucap Reynold pada Aldo yang sudah berdiri di sebelah mobil, bersiap untuk membawa tuan mudanya pulang."Baik tuan," ucap Aldo seraya membungkukkan badan."Apa yang harus saya jawab jika kakek menanyakan tuan muda?" tanya Aldo."Jawab saja sedang mencari yang kakek mau," ucap Reynold seraya memakai kaca mata hitamnya, masuk ke dalam mobil, lalu melaju meninggalkan Aldo yang masih berdiri terpaku.  Reynold menancap gasnya, menyusuri jalanan ibu kota yang selalu ramai di jam sibuk seperti ini, orang orang ini ingin lekas sampai ke rumah, pulang dari kantor, dari sekolah, dari mana saja, mereka memburu waktu, membayangkan sudah ada makanan hangat tersaji dan k
Baca selengkapnya

Bab 44

Kemewahan Monalisa berjalan dengan cepat memasuki sebuah toko yang ada di mall ternama, ya toko tas yang menjual tas merk dunia dengan harga hampir setara mobil maupun rumah. Dia mendengar jika hari ini akan ada diskon di toko tersebut, diskon khusus untuk para member VVIP. "Selamat sore nona Monalisa, ada yang bisa saya bantu," ucap salah seorang pelayan toko yang berpakaian rapi dengan setelan jas warna hitam, rambut mengkilap disisir rapi dan sepatu resmi hitam yang mengkilap."Tas seperti di foto ini," ucap Monalisa seraya menunjukkan sebuah foto."Oh iya, itu adalah model terbaru, ada harga khusus untuk member VVIP," ucap pelayan yang terlihat cukup tampan itu. Tangannya terbalut sarung tangan putih, semakin membuatnya terlihat begitu rapi dan berwibawa.
Baca selengkapnya

Bab 45

Kencan Pertama Beberapa menit sebelum Monalisa melihat Reynold dan Devanka. "Aku sudah selesei dengan pekerjaanku," ucap Devanka yang sudah berdiri di hadapan Reynold yang duduk di teras depan kios, Devanka terlihat sudah menenteng tas rajut warna coklat yang berhias bunga matahari di bagian depan."Kau sudah selesei? baiklah, aku akan berpamitan dulu dengan bibi Rose," ucap Reynold."Baiklah, aku tunggu di sini, tadi aku sudah bertemu dengan bibi Rose," ucap Devanka. Setelahnya Reynold masuk ke dalam kios, terlihat berbincang sebentar dengan bibi Rose. "Sudah beres, kita bisa pergi sekarang," ucap Reynold."Kita mau ke mana?" tanya Devanka.
Baca selengkapnya

Bab 46

Ingatan Lama Mobil Reynold sudah sampai di jalan Merpati Putih, jalan rumah Devanka, berhenti tepat di depan rumahnya sesuai dengan arahan dari Devanka.  Setelah mobil berhenti, tiba tiba Reynold terdiam. Ingatannya melayang ke waktu yang begitu ingin dia lupakan, tiba tiba kilatan ingatan itu muncul. Jalan Merpati Putih, suara kencang dan teriakan seorang wanita. "Tidak!" tiba tiba Reynold memekik kecil, seraya memegang kepalanya. Devanka yang melihat itu mulai bingung dan sedikit panik."Rey, Rey," ucap Devanka berusaha menyadarkan Reynold yang sepertinya mulai kalut dan entah sedang memikirkan apa. Reynold terdiam, berusaha menenangkan hati dan pikirannya.
Baca selengkapnya

Bab 47

Cinta Adalah Candu Jam menunjukkan pukul 11.30, sebentar lagi adalah waktu untuk istirahat siang. Reynold terlihat mengendari mobilnya, seorang diri. Melintasi jalanan ibu kota yang masih begitu padat merayap, di waktu siang, berburu makan siang dan tempat untuk sekedar beristirahat.  Sekitar kurang lebih tiga puluh menit, mobil Reynold sudah terparkir di depan Rose Florist, dia hendak menemui Devanka. Reynold dengan santai masuk ke dalam kios, mencari sosok Devanka. "Dev," ucap Reynold singkat. Devanka yang terlihat sibuk dengan beberapa karangan bunganya spontan menoleh mencari ke arah sumber suara."Reynold, bagaimana keadaanmu? Aku semalaman
Baca selengkapnya

Bab 48

Rahasia Besar "Laksanakan tugasmu dengan baik, aku akan memberikan sesuai yang aku janjikan," ucap Monalisa pada seseorang yang dia telephone. Wajah Monalisa menyiratkan suatu kemarahan yang tergambar jelas. Ada sesuatu yang mengganjal dan itu harus segera diseleseikan. Monalisa mengambil kunci mobil, bergegas meninggalkan apartemennya, dia melaju membelah keramaian jalan ibu kota, ada satu tempat yang akan dia tuju, dia harus memastikan semuanya baik baik saja.  Di kantor, Reynold terlihat menjalankan rutinitas seperti biasa. Duduk nyaman di kursi kerjanya, mengerjakan pekerjaan kantor yang begitu banyak, sangat sibuk, semua bekerja, pikiran, tangan bahkan hati. Dalam kesibukannya, sesekali Reynold menyelipk
Baca selengkapnya

Bab 49

Tantangan BesarJam menunjukkan pukul 17.00 Reynold keluar dari kantornya, dia berjalan bersama sekretaris Pete menuju ke arah parkiran mobilnya."Klunting" handphonenya berbunyi, menandakan ada pesan yang masuk. Reynold menghentikan langkahnya, dia meraih handphone yang ada di sakunya, ternyata ada pesan yang masuk. Dia segera membaca pesan tersebut."Rey, sepulang kerja bisa mampir ke Rose Florist?" Itu adalah pesan yang terbaca dari layar handphone Reynold. Pesan itu adalah dari Devanka, kemarin mereka bertukar nomor handphone dan ini adalah pesan pertama dari Devanka. Reynold tersenyum, pesan itu seketika merubah suasana hatinya."Ada apa tuan muda?" tanya Sekretaris Pete yang ternyata juga mengamatinya. "Ti-tidak, sekret
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
25
DMCA.com Protection Status