Home / CEO / Gadis Perawan Untuk CEO / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Gadis Perawan Untuk CEO: Chapter 21 - Chapter 30

246 Chapters

Bab 20

Trend Baru Reynold sudah berada di gedung tempat dilaksanakannya meeteng penting, bersama dengan beberapa kolega pentingnya yang merupakan pengusaha sukses di Jakarta.       Jam menunjukkan sisa waktu sekitar lima menit sebelum meeting penting itu di mulai. Di depan gedung Reynold terlihat hanya berdiam diri, dia mengamati kemeja biru mudanya yang tidak lagi rapi, ada beberapa lipatan dan bekas keringat. Baunyapun sudah mulai tidak karuan, bercampur baur, atara bau asap kenalpot, debu jalanan dan entah apa lagi yang mulai tercium abstrak. Dia tidak menyangka aksi nekatnya berjalan dengan niat mengejar waktu akan berakhir dengan berubahnya penampilan yang tadinya begitu rapi dan wangi.       Reynold menghe nafas panjang, berusaha melonggarkan kerah bajunya, berhara
Read more

Bab 21

Reynold masuk ke dalam kantornya, dia melihat ada seorang wanita tengah merebahkan tubuh di sofa, kakinya dia angkat ke atas penyangga punggung, membuat roknya semakin turun ke arah perut. Matanya terpejam namun sepertinya itu hanya kepura puraan.Wanita itu menggunakan rok mini tanpa lengan, rok berwarna putih dengan renda biru muda di beberapa sisi, tipis dan nyaris transparan. Sesuai naluri alami seorang pria yang seharusnya, Reynold tidak berhenti memusatkan pandangan. Beberapa detik setelahnya wanita itu menoleh lalu tersenyum genit dengan sedikit memonyongkan bibirnya, seolah ingin mengecup dengan bibir terpoles pewarna bibir merah cerah. "Monalisa," bisik Reynold."Rey, kenapa lama sekali, aku sudah lama menunggumu," ucap Monalisa manja. Dia menjentikkan jari ke arah Reynold, memberi isyarat untuk didatangi. Reynold berjalan ke arah Monalisa, duduk tepat di sebelah kakinya."Kau tidak merindukanku?" tanya Monalisa manja."Kau begitu seksi Re
Read more

Bab 22

Sang ratu Monalisa menenteng beberapa belanjaan, melebihi perkiraan dan itu sudah seperti biasanya, bukan hanya tas seharga delapan puluh juta, tetapi juga sepatu, baju, alat make up dan berbagai hal, mungkin total harganya setara mobil keluaran terbaru.  Reynold sudah sangat tau dengan hal itu dan dia tidak pernah marah, hartanya terlampau banyak dan menurutnya itu hanya sebagian kecil, selama Monalisa masih menjadi kesukaannya, itu bukanlah hal besar. Monalisa tertawa sepuas puasnya, mana kala mendapati tangannya penuh dengan tas belanjaan, seperti seorang ratu yang tidak memikirkan berapa harga dari produk yang dibelinya, dia bisa membeli apapun yang diinginkannya. Menyenangkan dan ini adalah bagian yang paling ditunggu olehnya.
Read more

Bab 23

Getaran Reynold turun dari mobil, terlihat melirik ke arah jam tangannya yang menunjukkan pukul 17.00. Masih cukup sore, tidak biasanya dia sudah berada di rumah di jam sore seperti ini.  Reynold melangkahkan kaki menuju ke rumah mewah yang merupakan kediamannya, rumah bertingkat tiga dengan halaman luas yang dipenuhi pepohonan cantik yang terawat.Reynold berjalan dengan santai, namun tetap tegap, tidak menoleh ke mana mana, dia hanya melihat ke arah depan, ke tujuannya. Beberapa tukang kebun yang melihatnya mulai berhenti melakukan aktifitas dan menunduk hormat.  Tiba tiba Reynold menghentikan langkahnya, tepat satu meter sebelum kakinya menginjak pintu rumah dari bahan kayu yang lebar itu.
Read more

Bab 24

Tak ada getaran Monalisa berdiri di pinggir jendela apartemen, melihat gemerlap cahaya lampu yang menyala terang di malam hari. Kemudian tangannya meraih sebatang rokok yang tergeletak di atas meja, dia bakar dan hisap dalam dalam. Pikirannya terbang mengingat dan memahami apa yang tadi Tania sampaikan, mengenai pencarian jodoh untuk Reynold. Sebenarnya dia sudah mengetahui hal itu, namun dia berusaha untuk tidak mempercayainya. Dalam dirinya dia masih memiliki keyakinan jika Reynold begitu menginginkannya dan akan tetap mempertahankannya.  Dia tidak ingin kembali pada kehidupan lamanya, kembali ke club yang mengharuskan dia bekerja begitu keras. Itu begitu menyakitkan, pekerjaan itu membuatnya ingin menangis setiap hari. Tidak jarang dia harus menahan perih di pipinya karena perlakuan kasar dari tamu yan
Read more

Bab 25

Persaingan Reynold masuk ke dalam mobil, dengan suasana hati yang entah dia sendiripun tidak bisa menamainya."Aldo, coba hubungi sekretaris Pete apakah dia sudah di kantor," pinta Reynold pada supir pribadinya. "Baik tuan muda," ucap Aldo yang segera menghubungi sekretaris Pete untuk menanyakan keberadaannya."Iya tuan, sekretaris Pete sudah berada di kantor," ucap Aldo setelah menelephon."Baiklah, kita ke kantor sekarang," ucap Reynold yang dijawab dengan anggukan oleh Aldo. Mobil melaju meninggalkan parkiran luas di kediaman keluarga Hamzah. Melaju mulus tanpa suara ke arah kantor tuan muda Reynold Sepanjang jalan Reyno
Read more

Bab 26

Tawa Keheranan Renata berdiri di depan pintu ruang kerja Reynold, mengenakan dress sepanjang lutut berwarna coklat muda. Rambutnya terurai panjang dibawah bahu, lurus, hitam pekat, dihiasi bando hitam bercorak emas. Wajahnya cantik, hidung sedikit mancung, mata sipit, dengan bibir tipis yang dipoles pewarna merah jambu.  Renata merapikan kerah bajunya, bersiap masuk menemui pria tampan yang sempat diimpikannya, sewaktu melihat poster hebatnya sebagai CEO muda ternama, pernah diimpikannya seandainya bisa menjadi kekasih bahkan pendamping hidup, sekarang ini kesempatannya untuk mewujudkan mimpi.  Renata menarik nafas panjang lalu melangkah masuk. Jantungnya berdegup kencang seolah hendak meloncat keluar dari da
Read more

Bab 27

Bab 27Selalu Ada Alasan  Sekretaris Pete menarik nafas panjang, dia harus memupuk kesabarannya dengan begitu berlimpah. Tugasnya cukup berat hari ini, jika boleh memilih dia akan lebih suka mengerjakan berbagai pekerjaan kantor dibanding menjadi pelantara pencarian jodoh, apalagi kriteria yang dicari begitu sulit, ini benar benar sulit. Sekretaris Pete menyiapkan gadis ke tiga, yaitu Vira. Sekretaris Pete berusaha mendekat, mencium aroma tubuhnya dengan sembunyi, dia harus memastikan tidak ada bau tidak sedap yang akan membuatnya terkena kemarahan, lalu dia berusaha menyapa gadis cantik itu dengan begitu dekat, memastikan tidak ada bau mulut yang nantinya akan membuat tuan muda Reynold kembali dalam masalah.
Read more

Bab 28

Sesak itu muncul lagi Mobil Reynold berhenti di sebuah kedai kopi ternama, dia membuka pintu mobil, turun lalu berjalan masuk ke dalam sebuah kedai kopi. Pikirannya mulai lelah, seperti biasanya ini adalah kedai kopi langganannya yang dia datangi ketika mulai kalut dan penat. "Selamat siang tuan muda Reynold, lama tidak melihat anda," ucap salah satu pelayan yang sepertinya sudah sangat mengenalnya."Selamat siang, bisakah berikan aku secangkir kopi panas seperti biasanya," pinta Reynold."Tentu saja, satu sendok kopi luwak dengan satu setengah sendok gula dan cream secukupnya," ucap pelayan yang sudah begitu hafal dengan kopi yang diinginkan pelangganannya itu.
Read more

Bab 29

Sulit lepas dari kehidupan kelam "Silahkan duduk tuan, saya akan menyampaikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan" ucap seorang dokter yang sudah membawa selembar kertas di tangan kirinya."Baiklah dokter, ada masalah apa dengan jantung saya?" tanya Reynold penasaran. "Setelah kami lakukan pemeriksaan yang serius dan sungguh sungguh, dapat kami simpulkan bahwa tidak ada masalah dengan jantung tuan muda Reynold. Jantung tuan sehat, kuat dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ucap dokter yang disambut kelegaan oleh sekretaris Pete."Kau tidak salah dokter, rasanya sangat sakit sekali," ucap Reynold seraya menekan dadanya."Bisa saya simpulkan sepertinya tuan muda kelelahan, tuan muda bisa menjadwalkan waktu untuk berl
Read more
PREV
123456
...
25
DMCA.com Protection Status