Semua Bab Cinta Istri Muda: Bab 1 - Bab 10

63 Bab

1. Harapan yang Hilang

Seperti biasa, tugas Aisha sebagai ibu rumah tangga tidak jauh berbeda dengan tugasnya Sumi, asisten rumah tangga di keluarga Sudiro. Bersih-bersih rumah, masak, mencuci, dan sebagainya. Memang tidak semua total dia kerjakan sendiri. Tetapi jika ketahuan bersantai sedikit saja, dia harus siap mendapatkan lirikan sinis ibu mertuanya, Rosana. Dari awal pernikahan ini dimulai, Rosana tidak pernah suka pada menantunya. Kalau bukan karena dulu Adrian memaksa sampai jatuh sakit, dirinya juga tidak mau punya menantu yang asal-usulnya tidak jelas. Aisha berasal dari keluarga menengah ke bawah. Yatim piatu sejak remaja. Semasa sekolah tinggal di sebuah panti asuhan, yang dinaungi oleh yayasan milik keluarga Sudiro. Bertemu dan berkenalan dengan Adrian juga di panti asuhan tersebut, ketika Aisha menjabat sebagai pengurusnya. Saat pacaran saja, Rosana sudah menentang. Berkali-kali memperkenalkan putranya dengan gadis lain, tetapi Adrian tetap bersikeras mau menikahi Aisha.
Baca selengkapnya

2. Syahlana

Adalah seorang wanita berparas cantik dan otak terpelajar. Bernama Syahlana Harun Latief. Tidak hanya cantik dan terpelajar, dara menawan itu juga memiliki pribadi yang kuat. Digilai banyak pria, dan sering menjadi piala bergilir bagi mereka yang memuja. Bagaimana tidak. Kecantikan fisiknya luar biasa, hampir tidak tertandingi wanita mana pun di sekitarnya. Sepasang mata bulat di bawah sepasang alis rounded low-arch medium yang menawan. Hidung mancung dan runcing hasil dari genetika seorang wanita keturunan Uighur yang berasal dari ibunya. Dipadu bibir nipis menambah kecantikannya sebagai seorang hawa. Lana, begitu biasanya ia disapa, selalu berpenampilan sopan dan menutup aurat, juga mengenakan hijab pashmina.Kecantikan fisik bisa saja dibentuk oleh perawatan dan pemeliharaan oleh olahraga atau menggunakan bahan alami dan kimiawi yang sudah teruji klinis. Tetapi kecantikan hati, jika tidak dimiliki sejak dini, akan sulit terbentuk saat dewasa. Syahlana memiliki kep
Baca selengkapnya

3. Kawan Lama

Hari itu cuaca cerah di musim kemarau. Bulan Juli yang panas, sebetulnya. Namun tidak menyurutkan semangat Akasma melakukan aktivitas sebagai ibu rumah tangga. Memilih aneka sayur, buah, daging, dan camilan kesukaan anggota keluarga. Juga beberapa kebutuhan rumah lain seperti peralatan kebersihan. Akasma hanya pergi berbelanja kebutuhan begini satu kali dalam sebulan. Jadi cukup banyak yang dibeli, dan tahu, apa saja yang harus dibeli. Ia membuat catatan khusus sebelum pergi. Usai memenuhi satu troli dengan satu jenis belanjaan, ia mendorongnya ke kasir, menitipkan dulu, baru kembali mengambil belanjaan lain dengan troli lain. Lumayan sih jadinya, seperti orang kulakan barang buat dijual lagi. Ketika sedang mengantri di kasir dengan tiga troli belanjaan, ada seorang wanita seusianya menyapa. Ia juga membawa satu troli belanjaan yang tidak penuh. "Akasma?" sapa wanita itu dengan perasaan yang sangat gembira. Akasma mencoba mengenali sebentar, lalu ikut gembira
Baca selengkapnya

4. Wanita Berhati Mulia

TK Bunda Pertiwi. Tidak terhitung lagi sudah berapa banyak tahun, semenjak lulus dari sini. Bangunannya saja sudah banyak berubah. Guru-gurunya pasti sudah banyak yang ganti. Syahlana turun dari mobilnya. Ia sudah membuka bagasi mobil. Lalu mengeluarkan buku-buku yang berjumlah sepuluh eksemplar yang dikemas dalam kardus. Ia menutup bagasi. Membawa buku-buku itu masuk ke area sekolahan. Syahlana berjalan menuju ruang kepala sekolah. bagian bawah gamisnya menuai angin, berkibar gemulai. Sesekali ujung pashmina jatuh ke dada, dan ia s***k kembali ke belakang. "Assalaamu 'alaikum," ucap Syahlana, di depan pintu ruang kepala sekolah. Bangunannya memang banyak berubah, tetapi posisi kantor dan ruang kepala sekolahnya tidak pindah. "W* 'alaikumsalaam," jawab seorang wanita berjilbab dan berseragam guru motif batik. "Ada yang bisa saya bantu?" "Perkenalkan, nama saya Syahlana Latief, saya ingin bertemu dengan kepala sekolah," jawab Syahlana. "Kebetul
Baca selengkapnya

5. Sahabat Baru

Dari Dokter Susan inilah, Syahlana baru tahu, kalau Aisha pernah melakukan histerektomi. Sebagai sesama wanita, Susan merasa iba. Tetapi histerektomi harus dilakukan untuk menyelamatkan pasien. Syahlana dan Aisha duduk saling berhadapan di sebuah kafe dekat rumah sakit. "Dunia ini sempit, ya," kata Aisha. "Begitulah. Tetapi terkadang waktu membuatnya seolah tidak terjangkau." Syahlana menyeruput teh hangatnya. "Beberapa waktu lalu aku ketemu sama temen mamaku. Dia ibu dari temen masa kecilku. Sekian puluh tahun berlalu." "Kamu bener." Aisha tersenyum. "Ujian hidupku datang terlalu berat. Aku beruntung, suamiku begitu menyayangiku. Tetapi aku juga tahu, di mana letak kebahagiaannya. Hidup berdua saja sampai tua akan menyiksa pikirannya. Meski gak dia katakan, aku tahu." "Sabar ya, Sha...." Syahlana memegang tangan Aisha. "Semua ujian pasti ada jalan keluarnya." Inilah saatnya Aisha menanyakan lebih soal kehidupan Syahlana. "Kamu sendiri
Baca selengkapnya

6. Ini Suatu Kebetulan, atau ...?

Bukan hanya sekali ini Aisha mengajak Adrian makan di restoran Syahlana. Hampir setiap beberapa hari sekali. Makan siang atau makan malam. Setiap kali itu juga, Aisha selalu menyertakan Syahlana dalam obrolan mereka. Lama-lama, Adrian bisa membaca niat Aisha."Sha, jujur sama aku. Apa tujuan kamu?" Akhirnya pertanyaan itu terlontar pada istrinya."Tujuan apa sih, Mas?" Aisha balik bertanya demi menghindari prasangka. Demi mengamankan niat sesungguhnya. "Kan makanan di sana lezat. Aku sendiri gak pandai masak. Jadi, gak ada salahnya dong, aku ngajakin kamu makan di sana.""Tapi ini keseringan loh. Seminggu, kita bisa tiga kali makan di sana. Pernah gak, sekali aja kamu ngajak ke restoran lain, kalau emang tujuannya buat makan aja?" Rupanya Adrian begitu teliti mengamati gerak-gerik Aisha.Aisha mendesah. Belum saatnya ia mengungkapkan yang sebenarnya. "Ah, kamu nih, kebanyakan mikir ke mana, sih? Menu di restorannya Syahlana itu banyak. Banyak juga yang be
Baca selengkapnya

7. Enggan Mengingat, Sulit Melupakan

Dahulu, hubungan persahabatan Adrian dan Syahlana saat kecil sangat dekat dan erat. Walau sering berantem dan rebutan sesuatu, keduanya tetaplah sahabat baik yang tidak bisa dipisahkan. Ketika keluarga Sudiro membawa putra mereka pindah ke Amerika, Adrian sempat jatuh sakit karena tidak bisa lagi bertemu dengan sahabat baiknya. Saat itu komunikasi tidak semudah sekarang. Belum ada WhatsApp, apalagi melakukan panggilan video.Kala itu, Adrian kecil sampai mengalami tantrum. Tantrum biasanya disebabkan oleh terbatasnya kemampuan anak untuk mengekspresikan perasaannya. Karena itu, mereka hanya bisa meluapkan emosinya dengan cara menangis, berteriak-teriak dan menjerit. Tidak hanya anak-anak yang masih kecil, anak yang lebih besar pun juga bisa mengalami tantrum. Begitulah yang terjadi kepada Adrian. Setiap hari tidak pernah absen mencari sahabatnya. Dengan bantuan psikolog anak di Amerika tempat mereka tinggal, yaitu di Los Angeles, Rosana dan Ramadhan mengatasinya.
Baca selengkapnya

8. Harus Segera Disampaikan

Pagi itu. Adrian sengaja berangkat ke kantor agak siang. Katanya ada pekerjaan yang mesti segera ia selesaikan menggunakan laptop. Aisha tidak banyak menanyainya. Melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh, barulah Adrian mengungkapkan pada Aisha alasannya berangkat siang.Begitu mengetahui rencana Adrian, Aisha agak sebal. "Kok kamu gak bilang dari tadi sih, Mas? Tahu gitu aku kan bisa ikutan.""Biar kamu juga ikut merasakan kejutan ini," kata Adrian. "Yuk, kita mulai!" Ia mengajak Aisha menemui Rosana di teras belakang, sambil membawa sesuatu yang sejak kemarin Adrian simpan di dalam kulkas pribadinya di ruang kerja. Rosana sibuk merangkai bunga untuk hiasan baru di ruang tamu. Karena yang lama sudah pada layu. Sebenarnya ia sudah tahu ini hari apa, tetapi tidak satu pun orang di rumah mengingatnya. Dirinya merasa dilupakan. "Andai aku punya cucu, gak akan sebegini nelangsanya." Tiba-tiba..."Happy Birthda
Baca selengkapnya

9. Membujuk

Di kediaman Keluarga Sudiro malam itu, juga terjadi pembicaraan yang hampir sama. Bedanya, ini keluar dari mulut Aisha."Aku mengizinkan kamu menikah lagi, hanya dengan Syahlana. Aku gak akan rela jika posisi itu diberikan ke orang lain.""Engga, Sha. Jangan paksa aku menikah lagi hanya karena ingin punya anak. Aku gak bisa menyakiti hati kamu." Adrian masih menolak."Mas, demi aku, demi Mama, demi masa depan keluarga ini, gak ada yang tersakiti. Aku gak akan sakit hati. Sebenarnya udah lama aku menyiapkan hatiku. Menyiapkan Lana buat kamu. Aku mohon.""Gak bisa, aku gak bisa, Sayang..." Adrian terus menolak."Ayolah, Mas... Jangan menolak dulu. Kamu pikirin baik-baik. Kamu melakukannya bukan cuma buat aku."Adrian menggeleng."Kalau kamu cinta dan sayang sama aku, tolong lakukan. Nikahi Syahlana." Aisha terpaksa mengucapkan kalimat seperti ini. Agar Adrian berhenti menolak.Adrian mendekapnya. "Kalau kamu bilang Syahlana itu b
Baca selengkapnya

10. Perasaan yang Nyata

Persiapan pernikahan kedua Adrian dengan Syahlana dimulai. Aisha mendamping kedua calon mempelai ke pengadilan agama, guna mengurus pendaftaran pernikahan kedua ini. Tidak ada obrolan khusus antara Adrian dan Syahlana.Ketika ditanya mengenai kesiapan Adrian menjadi suami yang adil, dirinya terdiam sejenak, lalu berkata, "Saya akan berusaha seadil-adilnya."Kemudian, Aisha menandatangani persetujuan atas pernikahan kedua suaminya.Usai dari pengadilan agama, mereka mengantar Syahlana ke restoran, karena masih harus bekerja hari itu. Rupanya, setelah mengantar Aisha pulang, Adrian kembali mampir ke restoran Syahlana. Tadinya, Adrian mau mengajaknya bicara berdua di dalam ruang kerjanya. Tetapi Syahlana menolak."Kita belum sah menjadi suami-istri," katanya. Lantas ia memanggil Lia untuk mendampingi.Tetapi Adrian memintanya memakain headset agar tidak mendengar obrolan mereka dengan jelas."Tenang aja, Mas," kata Lia. "Li
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status