Semua Bab Cinta Istri Muda: Bab 41 - Bab 50

63 Bab

41. Rencana Berangkat ke Paris

Suatu malam, Syahlana mendapat telepon dari Abiel, karyawannya di toko pastri di Paris sana. "Sérieusement! Mansour Bellamy a eu un accident de voiture alors qu'il se rendait au magasin la nuit dernière." (Gawat! Tuan Bellamy mengalami kecelakaan mobil saat dalam perjalanan ke toko." "Comment ça va maintenant?" (Trus gimana kondisinya?) tanya Syahlana yang terkejut setengah mati. Abiel menjelaskan, "La blessure est assez grave. Il avait des fractures aux mains et aux pieds. Le problème sérieux n'est pas là, Syahlana." (Cederanya cukup parah. Dia mengalami patah tulang dan kaki. Tapi masalahnya bukan di situ, Syahlana.) "Et alors?" (Lalu apa?) Syahlana bertanya lagi. "Depuis quelques jours, le chef Dior doit se rendre en Allemagne, pour des raisons familiales urgentes.Forcément, nous n'avons pas de chef qui s'occupe des pâtisseries en cuisine." (Dalam beberapa hari ini, Chef Dior harus pergi ke Jerman, karena urusan keluarga yang mendesak.Otomatis, kit
Baca selengkapnya

42. Pilih Kasih

Aisha hanya mengizinkan Aurora yang duduk di depan, menemaninya menyetir. Sedangkan San di jok belakang. Juga, hanya sang anak perempuan yang diajak bicara, sementara anak lelaki diabaikannya. Kenapa begini? Namun anak-anak itu belumlah peka, sehingga tidak terlalu memahami sikap Aisha ini. Di rumah.Rupanya, sudah datang Zivara, sambil membawakan menu makanan dari restoran. Ia terlihat menemani Rosana mengobrol. "Zi ke sini mau ketemu San, Oma. Dia pasti kepingin ikut maman-nya ke Paris. Tapi gak dibolehin.""Iya, Zi. Kamu bener. San minta ikut, tapi gak diajak sama Lana." Rosana membenarkan. "Soalnya kan anak-anak ini harus sekolah.""Nah, makanya itu, Oma. Zi ke sini," kata Zi. "Biar anaknya gak terlalu kecewa." Tidak lama kemudian, Aisha dan anak-anak datang.San sangat senang melihat tantenya datang. "Tante!" Ia menghambur, menghampiri tantenya.Zivara juga senang melihat San yang makin sehat dan ceria
Baca selengkapnya

43. Sesampainya di Paris

Pesawat mendarat di Bandara Charles de Gaulle, Paris, Perancis pada  Hujan gerimis seolah menyambut kedatangan Syahlana kembali di kota pusat mode dunia ini.Sesampainya di lobi bandara, Syahlana segera memeriksa jam. Beda enam jam antara Jakarta dan Paris. Ia coba menghitung-hitung waktu."Kamu ngapain, Sayang?" tanya Adrian."Aku mau telepon anak-anak," jawab Syahlana."Nanti aja. Setelah hilang capek kita, baru telepon mereka," saran Adrian. "Lagian jam segini, di Jakarta udah malam. Mungkin mereka juga udah tidur.""Iya juga, sih." Syahlana rasa, Adrian ada benarnya. Entah kenapa, tiba-tiba Syahlana kepikiran San. Semoga saja sang anak lelaki tidak berbuat nakal dan menimbulkan masalah. "Ya udah. Ayo, kita ke apartemen aku dulu."Mereka pun berjalan menuju keluar dari bandara ini, dan Syahlana memanggil sebuah taksi. Sang sopir membantu Adrian memasukkan tas koper mereka ke bagasi."Emmenez-nous à la défense," k
Baca selengkapnya

44. Kondisi Ilham

Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau  seluruh bagian tubuhnya.  Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak. Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena terjadi di dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan arti gerak pada seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak, tetapi alat gerak yang digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut. Pembahasan gerak pada tumbuhan akan lebih rinci pada bab selanjutnya di semester yang
Baca selengkapnya

45. Bermuka Dua

Entah apa yang dipikirkan oleh Aisha selama ini. Ia pernah melakukan kesalahan. Sudah diberi kesempatan, bahkan telah berhasil mendapatkan kasih sayang mertua yang selama bertahun-tahun ini didambakan. Namun seolah semua itu tidak pernah ada. Semakin hari, ia semakin bersikap pilih kasih terhadap San dan Aurora. Baginya, hanya Aurora-lah anaknya, sedangkan San? Seperti kuman yang tersesat di dalam kebersihan usaha yang Aisha lakukan selama ini. Pagi ini.Ketika mengantarkan anak-anak ke sekolah. Beberapa meter setelah meninggalkan rumah, Aisha menepikan mobilnya. "San, ingatkan apa yang Maman Syahlana bilang?""Ingat, Ma," jawab San. "San tidak boleh merepotkan orang lain.""Ya udah, sekarang kamu keluar dari mobil. Dari sini, terserah gimana caranya kamu bisa sampai ke sekolah, Mama Aisha gak peduli. Tapi, keberadaan kamu di mobil ini, sangat merepotkan. Kamu terlalu diam nyebelin, berisik juga gak enak didenger."Aurora terkejut. "M
Baca selengkapnya

46. Koki Baru

Laura sudah tidak marah pada Adrian yang menyerobot taksinya. Malah, ia terkesan dengan cara Syahlana yang memintakan maaf sekali lagi, juga menjenguk ayahnya, Ghufron Aefar. Laura menceritakan, bahwa mereka adalah keluarga keturunan Indonesia-Perancis-Jerman. "Mendiang Mama saya berdarah Perancis-Jawa. Mama saya Jerman-Sunda. Sejak tahun 1998, kami sudah tinggal di Paris ini." Ternyata ibunya juga sudah meninggal. "Sudah setahunan ini, Papa saya menderita penyakit kanker jantung, stadium dua. Ini sudah ke sekian kalinya, Papa kumat lagi sakitnya. Beruntung, Papa punya asuransi kesehatan. Tapi gak semuanya ter-cover. Aku dan adikku harus bekerja untuk mencari biaya buat pengobatan Papa." Laura meneteskan air mata. "Seharusnya Papa sudah mulai dioperasi. Tapi, biaya tambahannya..."Syahlana prihatin. Teringat kembali, bagaimana papanya sendiri meninggal dunia saat itu. Ia memegang tangan Laura. "Kamu harus tabah. Tuhan gak akan menutup mata atas kesulitan yang dialami hamba-Ny
Baca selengkapnya

47. Pembohong

Syahlana menelepon ke Jakarta, ke ipad-nya San. Ia memperhitungkan waktu, seharusnya di Jakarta saat ini masih pukul tujuh malam. Tapi tidak juga diterima."Apa dia lagi belajar ya, Mas?" Syahlana meminta pendapat Adrian. Sore itu, mereka masih di toko pastri."Coba telepon ke handphone-nya Aisha," saran Adrian."Eh, iya. Coba deh." Syahlana pun melakukan yang Adrian sarankan.Setelah terdengar beberapa kali nada sambung, barulah panggilan tersebut dijawab."Lana!" jawab Aisha."Iya, Sha. Ini aku. Em, gimana kabar orang-orang di rumah?" tanya Syahlana mengawali dengan basa-basi."Semuanya baik, kok. Kesehatan Mama semakin membaik. Sudah mulai mengurangi pakai kursi roda. Anak-anak juga tambah aktif. San itu, wah, gak bisa diam. Sama dengan Aurora. Main terus." Aisha menceritakan semua dengan antusias. "Kamu sama Mas Ian di sana gimana? Trus, temen kamu yang kecelakaan itu bagaimana?""Aku sama Mas Adrian baik-baik aja," jawab S
Baca selengkapnya

48. Menghapus Jejakmu

Sudah hampir dua bulan menjalani pengobatan dan perawatan di salah satu rumah sakit terbaik di Paris, kondisi Ilham berangsur membaik. Dokter Goffrei juga heran, karena proses penyembuhan Ilham bisa dibilang cukup cepat. Operasi yang dijalani juga sudah dilalui dengan baik. Saat ini harus menjalani pemulihan. Cara bicaranya juga sudah lebih lancar. Hari itu, Syahlana ingin menemani Adrian jalan-jalan ke Menara Eiffel. Jadi, tidak bisa menjenguk Ilham. Maka, sebagai gantinya, ia mengutus Laura. Saat ini, ayah Laura sudah keluar dari rumah sakit, dan menjalani rawat jalan di rumah.Laura membawakan buah yang mudah dikupas seperti jeruk dan dan pisang untuk Ilham. Ini pertama kalinya, Laura menjenguk Ilham sendirian. Karena Abiel dan Dior punya kesibukan masing-masing.Gadis itu mengetuk pintu kamar rawat Ilham. Sampai terdengar jawaban dari dalam, "S’il vous plaît, entrez! (Silakan masuk!)"Laura pun membuka pintu. "Bonsoir. (Selam
Baca selengkapnya

49. Anak Hilang

Sudah tidak bisa ditutup-tutupi lagi. David memberi tahu Zivara, tentang apa yang terjadi pada San. Membuat gadis itu terkejut setengah mati. "Kamu jangan bercanda! ini sama sekali gak lucu!" Zivara mulai kesal. "Aku gak bercanda, Beb." David menegaskan. Raut wajahnya yang sedemikian serius, masa dikira bercanda? "Trus gimana sekarang?" Zivara terlihat sangat khawatir. "Aku akan lapor ke polisi," kata David. "Gak bisa," tanggap Zivara. "Laporan anak hilang, setidaknya tunggu 2x24 jam baru diproses." "Trus kita mesti gimana?" tanya David. "Coba kamu cerita lagi, gimana bisa San harus jalan kaki ke sekolah? Aku ingin dengar cerita itu sedetail-detailnya." Zivara sudah menabung amarahnya sejak tadi. David pun menceritakan semua itu. Mendengar nama Aisha terlibat dalam hal ini, Zivara cukup kesal. "Udah aku duga. Dia itu perempuan jahat! Hatinya busuk. Hanya terlalu pandai bersandiwara di depan semua orang! Dia kira
Baca selengkapnya

50. Luar Pulau

Kapal laut besandar di pelabuhan Semayang, Balikpapan, Kalimantan Timur. Di antara kerumunan para penumpang yang turun, tampak Salman menggendong San, dan berjalan di belakang Komang. Mereka keluar dari kapal, menuju pelataran parkir. Beberapa orang sudah menawarkan untuk menumpang mobil mereka, yang disebut taksi antar kota."Samarinda, Samarinda!!""Bontang! Bontang!""Sangatta! Berau!"Semua menawarkan, tapi tidak satu pun yang diterima oleh Komang. Ia malah berjalan ke luar pelabuhan. Melihat ke sekeliling, seperti tidak menemukan yang dicarinya. Ia lantas mulai menelepon. "Eh, kami sudah sampai di Semayang ini. Ke mana kau?" Ia berbicara dengan dialek Betawi campur Banjar. Banjar adalah nama salah satu suku yang mendiami daerah Kalimantan Selatan. Namun menyebar hingga di Kalimantan Timur juga ada orang-orang suku ini. Sebuah mobil berhenti di depan Komang. Kemudian, si sopir menurunkan kaca jendela. Terlihatlah siapa dia. "Ayo,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status