Home / Romansa / (Not) His Sugar Baby / Chapter 251 - Chapter 260

All Chapters of (Not) His Sugar Baby: Chapter 251 - Chapter 260

318 Chapters

Kekecewaan

“Kenapa kau membawaku kembali ke mansion-mu?”Sepanjang jalan Rose sudah dicecoki kebingungan. Pertanyaannya baru terucap saat mobil terparkir di perkarangan gedung besar nan menjulang tinggi. “Dia di dalam.”Singkat. Theo membuka pintu mobil membawa Rose ikut bersamanya. Mereka tidak memasuki gerbang utama, melainkan ke sisi sayap kanan tepat terbuka sebuah pintu yang menghubungkan mereka ke dalam lorong gelap.“Kita akan ke mana, Theo?” tanya Rose, meremas kuat jemari yang menyatu dan menggenggam di antara ruas jarinya.“Ruang bawah tanah.”Sebuah kejutan bagi Rose, mana kala dia tidak pernah tahu ada ruang seperti itu selama tinggal bersama suaminya. “Kenapa George bisa ada di sini?”“Aku menugaskan Lion untuk mendapatkannya saat kau tidak sadarkan diri.”Begitu ....Rose ingin kembali bersuara, tapi di hadapannya sudah tersaji ketidakberdayaan George Keneddy dengan kondisi yang benar – benar telah dilumpuhkan. Sekilas Rose melirik Theo ketika pria itu bersimpuh di samping George
last updateLast Updated : 2023-02-01
Read more

Hukuman

“Kebiri dia sekarang.”Mutlak perintah Theo menarik alih perhatian mereka yang berada di bawah satu kepemimpinan. Beberapa menatap tidak percaya, sebagiannya menunduk pasrah. Theo tidak peduli apa yang akan mereka pikirkan. Fokus meredam kemarahan dan menghunus tajam pria tidak berdaya di atas ranjang.Setelah menghadapi kemarahan Rose di ruang bawah tanah Theo melanjutkan sisa keputusan dengan menyembunyikan George Keneddy ke gudang tak terendus, paling terjorok posisinya. Dia masih cukup waras untuk melenyapkan nyawa pria kepercayaan Verassco, tahu persis di mana titik paling tepat melemahkan kesadaran musuh. Theo memang sengaja, dengan demikian Rose percaya akan harapan yang dibunuh paksa. Sementara dia melakukan segala sesuatu dengan caranya yang licin dan tak terjamah. Benang merah telah terurai. Menemukan fakta George Keneddy bekas klien istrinya lebih buruk dari ujaran kemarahan Rose yang berapi – api. Theo rasa hukuman yang dia sebutkan pantas memberi efek jera kepada tangan
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more

Berat

“Kita tidak akan masuk ke dalam, Tuan?”Selama pemberhentian mobil di depan gedung berkonotasi tua, agak usang dan gelap kelihatannya. Tidak ada satu pun hal yang Theo kerjakan, kecuali memperhatikan saksama satu pintu terbuka yang mana hilir mudik sebagian orang di sana tidak saling menyapa. Sisanya mungkin bicara untuk beberapa kepentingan belaka. Manik abu Theo tajam memperhitungkan segala yang dipikirkan. Riak wajahnya tak terbaca sekaligus tenang seperti karang. Theo tidak akan gegabah melakukan sesuatu secara terbuka. Baginya suatu bentuk rahasia harus diselesaikan dengan cara yang sama. Terkait hasil yang mungkin didapat, mungkin tidak secara terburu adalah pilihan tepat.Embusan napas Theo menguak kasar kala dia berpaling—saling berpapasan sorot mata Lion di kaca mobil. “Pergi ke toko lainnya.” Yang dalam artian ... tujuan Theo sekadar memastikan serupa apa gedung yang didirikan puluhan tahun silam itu telah selesai. Dia tergoda untuk menambah tato lain di tubuhnya. Di tempat
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more

Bujuk Rayu dan Janji

Wajah memesona Rose tak pernah luput dari sorot kelabu yang menatap dalam. Kebisuan Theo hanya diikuti gerak jemari mengusap puncak kepala wanita yang menawarkan teka – teki untuk Theo pecahkan sendiri. Dia memikirkan banyak hal ....Tentang tatto tengkorak menyilang dan pelbagai rahasia lainnya. Sebuah kesempatan di mana Theo dapat mencari tahu melalui dunia cyber, yaitu satu – satunya cara dengan meretas sistem keamanan yang beberapa tahun lalu pernah Theo sempurnakan sesuai permintaan Verasco yang membayarnya cukup mahal. Bodohnya, atas janji di usia muda Theo pernah berikrar kepada sang ibu, Eleanor, untuk tidak pernah tertarik terhadap seluk – beluk organisasi milik Verasco. Ditambah lagi Theo memang tidak pernah peduli apa pun yang Verasco lakukan di luar keterlibatannya maupun saat dia harus terlibat sebagai pewaris organisasi sebelum kemunculan Sean. Ntah mungkin keputusan Verasco akan berpindah alih, jika dan jika Sean bersedia menggantikan pria paruh baya tersebut. Atau bel
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more

Sweet and The Bitter One

Garis dua.Benda pipih di tangan Rose semacam menunjukkan hal yang sulit dipercaya. Dia menyentuh dadanya sendiri, berusaha menekan letupan perasaan hangat yang terus mendobrak dentuman hebat di jantung.Garis dua lainnya. Rose menahan napas nyaris tidak dapat berkata apa – apa. Netra cokelatnya tak pernah henti memandang alat – alat test pack, hingga dia menarik pintu kamar mandi langsung berhadap – hadapan dengan seorang wanita paruh baya yang sudah menunggu di depan.“Aku ... hamil, Beatrace!” Sekali Rose bicara. Dia melompat kegirangan memeluk tubuh Beatrace cukup erat. Bahagia Rose dengan cepat menular. Senyumnya berhasil melengkungkan kedua sudut di bibir wanita, yang bahkan belum bisa mengatakan apa – apa, terkecuali wajah haru yang begitu kentara. Persis seorang ibu yang mendambakan seorang cucu—Beatrace menunjukkan itu semua ... tidak kalah erat merengkuh tubuh Rose.“Selamat atas kehamilannya, Nona.”“Tuan T harus segera tahu. Dia pasti akan sangat senang.”Rose membenarka
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more

Break Down

Theo menyentuh luka berdarah di perutnya. Itu satu – satunya hal yang Rose lihat, sementara titik tembak yang Rose berikan seharusnya bukan di sana. Dia meleset. Namun, tetap mengacungkan moncong senjata lebih tinggi saat tidak sekali pun Theo menghentikan langkah. “Aku bilang jangan mendekat, Theo!”“Kau pembunuh!”“Pembunuh!”Berkali – kali Rose menyerukan kemarahan. Dia mampu berbuat nekat, terutama atas keraguan yang selama ini berselimut bagai kalbu di benaknya. Tidak ada cinta untuk perasaan Rose yang dibunuh paksa. Dia telah melewati banyak hal, begitu pula dengan pilihan yang berjejer di hadapan Rose saat ini. Dua di antaranya ... menyelesaikan misi atau membiarkan itu menjadi sesuatu yang terlupakan.“Aku bilang jangan mendekat, jika kau tidak ingin kembali kutembak!” Ancaman Rose memang seburuk cara dia memegang senjata. Betapa Rose tidak peduli siapa yang berdiri di depan sana dan apa status yang sedang mengikatnya. Semakin Theo mencoba untuk membuatnya tenang, semua itu
last updateLast Updated : 2023-02-07
Read more

Pengakuan

“Istriku baik – baik saja?”Pertanyaan skeptis. Rose sungguh tidak ingin mendengarnya. Benar – benar tidak ingin menyuplai kesakitan tambahan dengan membiarkan sikap peduli Theo merobek – robek sesuatu yang telah rusak, bahkan tak mampu Rose tata kembali. Dia menjauhkan sebelah lengan yang secara tidak sengaja menyentuh bahu kiri Theo. Basah dan merah dua macam hal yang nyaris merobohkan pertahanan Rose. Theo tertembak—lagi—di tempat berbeda persis setelah melindunginya.Tidak banyak yang dapat Rose katakan. Sengaja memisahkan diri sekaligus bersitatap bersama pemilik manik mata kelabu yang menawarkan keteduhan. Sering kali Rose mendapati warna memucat di wajah itu, tetapi tidak pernah separah yang terlihat saat ini. Saat – saat sebelum Theo kembali mendekap Rose erat dalam pelukan. Atau sebenarnya Theo menyadari keberadaan Mr. Alejandro hampir tak lagi berjarak.“Keparat!”Umpatan yang begitu dekat diikuti bunyi derap terburu – buru.Satu tembakan lagi ....Bukan.Melainkan dua denga
last updateLast Updated : 2023-02-08
Read more

Terpisah

Gemetar memeluk tubuh sendiri di tengah hutan berantara. Rose menenggelamkan wajah di antara kedua lutut yang ditekuk. Hampa, sendiri, dan ketakutan. Terakhir kali Rose berada di antara jarak kejauhan bersama orang – orang Theo sekadar memastikan bagaimana kondisi suaminya, ketika mereka semua sepakat membawa pria itu pergi. Sementara sebagian yang lain memutuskan untuk berpencar mencari keberadaan Rose, yang membuatnya harus terseok – seok melangkah jauh dari peradaban kehidupan. Dan sekarang Rose sudah terlalu jauh. Akan cukup sulit bagi siapa pun yang mencoba untuk menemukannya. Demikian setelah berjam – jam sudah tidak lagi terdengar seruan nama, terutama suara Lion yang lantang memanggilnya. Rose bersyukur, setidaknya dia tidak kembali kepada Theo atau akan secara langsung—dari jarak dekat menyaksikan betapa tidak memungkinkan kondisi pria tersebut untuk bertahan hidup. Darah di mana – mana, bahkan darah di sekitar wajah Rose saat tanpa sadar membekap bibir, telah mengering hing
last updateLast Updated : 2023-02-09
Read more

Datang ke Pemakaman

Hanya kata ‘andai’ yang tersisa dari peliknya masa lalu. Se’andai’nya kita tidak pernah bertemu. Se’andai’nya kita tidak pernah menjadi satu. ________________________“Kau yakin sudah siap?” Serak dan dalam suara Xelle berucap penuh keraguan. Tatap mata itu beradu intens, seolah ingin menelanjangi isi pikiran dari lawan bicara yang menyanggupi pernyataan tersebut dengan sebuah anggukan pelan.“Atau sebaiknya kau di sini saja sampai acara pemakaman selesai.”Rose menggeleng. “Aku sudah siap.” Lanjut bicara hanya untuk benar – benar memastikan kepada Xelle bahwa dia akan tetap hadir di sana. Turut serta menuntun jiwa yang telah pergi sampai ke peristirahatan terakhir. Sebisa mungkin Rose akan coba tidak terpengaruh terhadap apa pun dari lingkungan luar. Sudah seyogianya dia melawan segala hal yang barangkali bisa merobohkan ketenangan. Memang benar setelah satu bulan tinggal di tempat persembunyian tidak ada yang berubah dari perasaan Rose. Dia masih sama kacaunya di hari itu. Sedikit
last updateLast Updated : 2023-02-10
Read more

Kontraksi

“Theo!”Rose terbangun dengan keadaan tidak baik – baik saja. Pikirannya masih tertumbuk pada satu nama menyisahkan pilu. Theodore Witson ... yang terpatri jelas di atas batu nisan dan Rose temukan beberapa saat lalu. Dia tergemap. Perasaannya diremuk – remuk acapkali bayangan pusara itu menyentak ingatannya.“Di mana Theo?” gumam Rose, tidak seorang di hadapannya dapat dipercaya. Untuk keberkian kali Rose menjadi sangat berantakan. Dia kacau ... sangat takut tentang kenyataan yang baru saja diketahui. Sekali lagi Rose ingin memastikan lebih dekat. Sekali lagi ingin tahu seberapa basah tanah yang mengubur raga suaminya. Sekali ingin merasakan sejauh mana hatinya dibawa pergi. Mungkinkah mati ikut bersama kepergian Theo yang bisu tanpa kata. Seharusnya dari awal Rose sadar, jika memang Theo pulih seperti harapannya. Pria itu tidak butuh waktu berlama – lama untuk datang menjemputnya pulang. Rose tahu Theo dan hasrat suamnya ... apa yang bisa dikatakan lebih terperinci. Sekarang Ro
last updateLast Updated : 2023-02-11
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
32
DMCA.com Protection Status