"Mencurigakan!" Dadang memperhatikan mobil merah nan kian menjauh, lalu terlihat seperti nyala puntung rokok di tengah kepekatan malam.Tin! Tiiiin?Bergegas Dadang membuka pintu.Gallen menurunkan kaca jendela. "Apa yang kau lihat?" tanyanya, selalu bersikap waspada setelah kedatangan Stephen tempo hari."Anu, Tuan ... tidak ada apa-apa.""Tidak ada apa-apa, tapi sampai tidak menyadari tuan rumah datang. Itu artinya ada apa-apa, Dadaaang!""Ah, Tuan ini ... masa tidak bisa sekali saja dibohongi?""Oooh, jadi ... mau belajar bohong ya? Sudah tidak betah kerja di sini?""Eh, tidak! Jangan pecat saya, Tuan! Saya ... saya cuma heran dan kepikiran." Dadang garuk-garuk kepala."Huh?" Sebelah alis Gallen terangkat tinggi.Dadang mendekat. Tolah-toleh seperti khawatir pembicaraannya akan dicuri dengar oleh orang lain."Anu, Tuan. Tadi ada mobil parkir di seberang jalan. Saya kira tamu Tuan, tapi tidak turun-turun dari mobil. Saya jadi parno, Tuan. Takutnya itu orang suruhan kakek Anda.""Oh
Baca selengkapnya