Grizelle terus saja bersembunyi di balik selimut, menulikan telinga atas segala godaan yang dilontarkan Gallen.Tok! Tok!"Iya, sebentar!" Gallen berteriak dengan suara ditekan. Pasti ibunya yang mengetuk pintu."Aku pergi, Greeze!" pamitnya lesu, mengecup puncak kepala Grizelle yang terhalang selimut.Sepanjang perjalanan Gallen tak bicara. Hatinya masih mangkel gara-gara hasratnya tak tersalurkan. Ada-ada saja halangannya.Dulu, ia harus menyelesaikan banyak masalah. Lagi pula, ia juga terlanjur berjanji pada Grizelle untuk tak akan menyentuh Grizelle sebelum wanita itu memiliki perasaan yang sama dengannya, tapi itu sungguh sangat menyiksa.Bagaimanapun, dia adalah lelaki normal dengan usia dan vitalitas tubuh yang prima. Kerap ia melarikan diri ke ruang bawah tanah, berlatih bela diri untuk mengalihkan tenaganya yang tak kuat menatap tubuh ramping Grizelle lama-lama.Kini, satu persatu kelindan benang permasalahannya terurai. Sikap Grizelle juga mulai berubah, menjadi lebih lembut
Read more