Home / Urban / Lelaki yang Terbuang / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Lelaki yang Terbuang: Chapter 211 - Chapter 220

448 Chapters

Bab 211

Gallen menelan Saliva.Tatapan dan ekspresi berdosa yang ditunjukkan Grizelle melelehkan hatinya.Wajah tanpa polesan make up itu tampak bersinar dengan kecantikan yang alami. Ingin sekali Gallen mencaplok wajah mungil nan imut itu dengan kedua tangannya.Memenjarakannya dalam kehangatan telapak tangan lebarnya, agar ia dapat memandangi pesona yang selalu menggetarkan hatinya itu sepuasnya.Grizelle telah menjadi miliknya. Ya, miliknya! Tapi masih sebatas hitam di atas putih. Raga gadis itu masih jauh dari jangkauannya. Boro-boro berhasil melakukan penyatuan jiwa.Huh!Gallen melenguh kesal. Dalam hati ia memaki diri sendiri karena semakin hari pikiran liarnya kian tak terkendali. Sementara logika terus menegurnya untuk tetap mempertahankan kesabaran.Entah kubu mana yang akan memenangkan pertarungan batin itu.Memikirkan masih panjang jalan yang akan ditempuhnya untuk bisa bertakhta dalam istana cinta Grizelle, Gallen meringis sembari menggigit bibir bawahnya."Kenapa? Tambah sakit ya
Read more

Bab 212

"Wajah dan rambutmu tak lagi terasa lengket, tapi kamu masih harus mandi dan keramas untuk menghilangkan bau amis susu," kata Grizelle, menaruh baskom berisi air hangat yang telah berubah warna seputih susu ke atas lantai."Biarkan aku mengecek sendi bahumu! Apa kamu bisa membuka kemejamu sendiri?"Gallen mencoba melepas kancing kemejanya dengan tangan kiri. Gerakan sangat lambat dan berulang kali gagal.Melihat itu, Grizelle berinisiatif untuk membantu Gallen melepaskan kemejanya.Tampak memar pada lengan atas Gallen hingga ke bahu."Berbaringlah!" titah Grizelle.Gallen menuruti arahan Grizelle dengan gerakan hati-hati.Grizelle pun tak sampai hati membiarkan Gallen berjuang sendiri. Ia membantu menopang punggung Gallen, lalu merebahkan lelaki itu dalam posisi berbaring lurus.Grizelle meraih telapak tangan Gallen. "Kamu percaya padaku?" tanyanya, "Kalau ragu, akan kupanggilkan dokter untukmu.""Lakukan apa yang kau mau!"Gallen tidak punya alasan untuk tidak memercayai niat baik Gr
Read more

Bab 213

"Haha ... menggelikan sekali melihatmu cedera di tangan istri sendiri! Benar kata pepatah, di atas langit masih ada langit. Selalu ada orang yang lebih hebat dari yang hebat!"Puk!Gallen melempar bola kertas ke wajah Kenzie. "Sekali lagi bicara omong kosong, kutendang kau dari ruangan ini!""Yaelah, santai, Bos! Tidak baik mengawali hari dengan aktivitas buruk di rumah baru. Di mana-mana, yang namanya naik rumah baru itu biasanya mengadakan syukuran."Lah, ini malah marah-marah. Pantas jauh dari berkah. Apalagi ini ruang kerja, bisa buntu pikiran kalau sudah diracuni dengan aura negatif.""Sepertinya kau bosan menjadi tangan kananku." Gallen mendelik. "Atau aku terlalu memanjakanmu?""Cih! Sensitif banget sih, Bos. Kayak perempuan lagi datang bulan saja. Enggak heran kecantikan kakak iparku masih sebatas menemanimu dalam angan.""Kenzie ... apa aku terlalu bersikap lembut padamu? Mau coba sedikit keras?""Oh, tidak, tidak. Bercanda, Bos!"Kenzie tahu kapan dia harus berhenti. Jangan
Read more

Bab 214

Duduk termangu di depan komputer, Stephen mengamati tren harga saham perusahaannya yang terus merosot.Jika hal seperti ini terus berlanjut dalam beberapa hari ke depan, mungkin perusahaannya akan didepak dari bursa saham.Tok! Tok!"Masuk!"Handoyo mendorong pelan daun pintu ruang kerja Stephen, lalu melangkah masuk. Tangannya menenteng sebuah amplop cekelat berukuran besar."Apa yang kau dapatkan?" tanya Stephen, menatap penuh rasa ingin tahu pada amplop yang dipegang Handoyo."Anda benar, Tuan! Anak itu masih hidup." Handoyo menaruh amplop cokelat itu di atas meja Stephen."Bagus! Jangan tunda lagi! Cepat temui anak itu dan bawa dia pulang!""Tapi, Tuan ... apa tidak sebaiknya Anda cek dulu data yang saya berikan?""Untuk apa? Kau telah lama bekerja padaku. Aku percaya padamu."Handoyo tersenyum samar. "Baik, Tuan. Segera akan saya laksanakan titah Anda. Tapi ... bagaimana kalau anak itu menolak untuk pulang?""Paksa dia! Bagaimanapun caranya, dia harus kembali ke rumah ini.""Walau
Read more

Bab 215

Ghifari mengeritkan gigi. Enak saja keluarga Kyler mau membeli Gallen yang sudah dibesarkannya dengan susah payah."Dengan atau tanpa persetujuan Anda, bukan hal yang sulit bagi Tuan Besar Kyler untuk mengambil kembali cucunya. Anda tentu tahu itu, bukan?" tanya Handoyo ketika Ghifari tak kunjung menanggapi niat baiknya.Nada bicaranya penuh tekanan dan mengandung ancaman. Sementara tangannya kembali menyodorkan kertas dan pena kepada Ghifari."Gallen anak saya. Dia bahkan memakai nama belakang saya. Saya yang selalu menemani tumbuh kembangnya. Apa hak Tuan Besar Anda untuk merampas dia dari saya? Apa Tuan Besar Anda tidak punya rasa malu? Bukankah dia tidak pernah menginginkan anak itu hingga dia tega membuang Gallen pada saat bocah seusianya sangat membutuhkan kasih sayang dari keluarga?"Apa Tuan Besar Anda layak disebut manusia jika dia dengan sengaja menyingkirkan darah dagingnya ke tengah hutan belantara?"Dia ingin membunuh anak itu, kenapa sekarang meminta anak malang itu untuk
Read more

Bab 216

"Aaargh! Dasar anak tidak tahu diuntung! Apa dia pikir uang sepuluh miliar itu daun yang jatuh di musim gugur?!"Stephen melolong sambil menyapu permukaan meja kerjanya dengan lengan keriputnya.Semua benda yang berada di atas meja itu terbang dan terempas ke lantai. Berserakan seperti serpihan kaca pecah."Tuan, tenangkan diri Anda!" bujuk Handoyo, "Ayo duduk! Tarik napas pelan-pelan!"Stephen bersandar lemas. Kedua tangannya jatuh terkulai di sisi kursi yang didudukinya.Perusahaannya nyaris kolaps, tapi Gallen memerasnya sepuluh miliar.Hah! Anak itu benar-benar tahu caranya untuk balas dendam."Minum dulu, Tuan!" Handoyo menyodorkan air suam-suam kuku bercampur madu."Anak itu ... dia ... benar-benar serakah!" gerutu Stephen di sela napasnya yang tersengal-sengal."Tuan Muda telah menjalani kehidupan yang sulit di masa pertumbuhannya. Dengar-dengar dia juga mencari uang sendiri untuk membiayai sekolah dan kuliahnya."Orang tua angkatnya hanya punya bengkel kecil. Pendapatan bengke
Read more

Bab 217

Gallen menggenggam hangat jemari kisut Ghifari. "Aku tahu, Ayah. Dan sampai kapan pun, Ayah tetap ayahku."Senyum cinta kasih seorang anak berpijar terang pada iris mata biru Gallen."Tapi, kenapa kau menjual dirimu dan berniat meninggalkanku?""Aku tidak meninggalkan Ayah. Aku hanya akan pergi bekerja. Percayalah padaku, Ayah! Sejauh mana pun aku pergi, aku pasti akan kembali kepada Ayah. Aku anakmu. Mana mungkin aku tega meninggalkanmu.""Kau janji?""Aku janji, Ayah!"Walau berat, Ghifari tidak punya alasan untuk mencegah keinginan Gallen. Mungkin memang sudah saatnya Gallen kembali kepada keluarga aslinya."Baiklah. Aku percaya padamu."Handoyo tersenyum lebar menyaksikan drama ayah dan anak itu. Misinya berhasil."Tuan Muda, Anda mungkin membutuhkan ini untuk mempersiapkan diri," kata Handoyo, meletakkan kartu debit di atas meja.Pulang ke rumah, Gallen dikejutkan dengan kegiatan Grizelle yang sedang menyusun barang-barangnya ke dalam koper."Greeze, apa yang kau lakukan? Kenapa k
Read more

Bab 218

"Greeze, percayalah padaku! Aku tidak akan melakukan sesuatu yang melanggar hukum hanya demi membuktikan diri bahwa aku mampu membahagiakan istriku. Aku tidak sepicik itu hingga rela menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuanku.""Huh! Entahlah. Aku tidak tahu apakah aku harus percaya atau tidak padamu. Kamu penuh teka-teki."Grizelle blak-blakan mengungkapkan apa yang dipikirkannya tentang Gallen."Kau akan mengetahui jawabannya besok pagi," tegas Gallen. "Sekarang, ayo ikut aku! Akan kutunjukkan ruang kerjamu."Melangkah ragu ke dalam ruang kerja yang disiapkan Gallen untuknya, Grizelle terkesima.Penataannya sangat apik. Beberapa lukisan alam terpajang di dinding.Terlepas dari perabotan yang umum ditemukan pada ruang kerja, mata Grizelle berbinar menatap benda yang sangat digandrunginya mengisi pojok kiri ruangan tersebut. Diterangi oleh cahaya yang membias dari kaca jendela.Itu adalah sebuah piano!Ah, Grizelle tidak ingat kapan terakhir kali ia memainkan alat musik itu.Jem
Read more

Bab 219

Mentari pagi mencarak malu-malu tersaput kabut. Udara terasa lebih dingin.Gallen menggosokkan telapak tangan setelah memarkir motor bututnya di pelataran parkir."Lo, Gee ... kerja di sini lagi?" sapa petugas keamanan yang kaget dengan kedatangan Gallen."Iya, Pak.""Nasib baik kau dipanggil lagi. Tapi sayang ...."Roman muka lelaki itu berubah mendung."Kenapa, Pak? Enggak suka ya aku balik ke sini?" goda Gallen, padahal sebenarnya ia sudah dapat menebak penyebab rona galau di wajah sang petugas keamanan."Oh, tidak apa-apa. Masuk saja! Semoga beruntung, Gee!"Petugas keamanan itu melambai pergi.Gallen berjalan santai menuju lift."Tunggu!"Sebuah teriakan menghentikan langkah Gallen. Ia balik badan.Topan berdiri satu meter dari Gallen dengan muka masam. "Keluar! Kau sudah dipecat dengan tidak hormat. Jangan pernah muncul lagi di kantor ini! Bukankah aku sudah menjejalkan tentang hal itu ke telingamu?!"Gallen tersenyum tipis. "Anda memang telah memecat saya, Pak Topan. Tapi ... s
Read more

Bab 220

"Seperti yang kalian ketahui, saya sudah tua dan semakin lemah. Saya tidak sanggup lagi memimpin perusahaan ini. Oleh karena itu, hari ini ... di hadapan rekan wartawan dan para karyawan yang menjadi saksi, saya mengumumkan secara resmi bahwa saya ... mengundurkan diri dari posisi saya.""Lalu siapa yang akan menggantikan posisi Anda?""Apa benar Anda akan menyerahkan tampuk pimpinan perusahaan kepada cucu Anda?""Kenapa Anda memilih mengundurkan diri di saat perusahaan sedang kritis?""Apa Anda yakin cucu Anda yang masih sangat muda itu mampu membawa perusahaan ini untuk bangkit kembali?"Para kuli tinta yang haus berita langsung memberondong Stephen dengan serangkaian pertanyaan.Mereka tidak memberinya kesempatan untuk menarik napas dengan tenang. Dia bahkan belum sempat membuka mulut untuk menjawab pertanyaan pertama ketika pertanyaan lain terus bermunculan."Tenang! Tenang! Rekan-rekan wartawan yang terhormat, harap bertanya satu-satu! Bagaimana Tuan Besar Kyler bisa mengingat da
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
45
DMCA.com Protection Status