Home / Urban / Lelaki yang Terbuang / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Lelaki yang Terbuang: Chapter 201 - Chapter 210

448 Chapters

Bab 201

Di dalam basemen rumah Kenzie, Gallen sibuk memilah-milah perlengkapan tempur yang dia butuhkan.Setelah memilih beberapa peralatan yang cocok dengan misinya, Gallen menyembunyikan wajah aslinya di balik sehelai topeng tipis. Begitu pula dengan Kenzie."Istri dan anak Paman Yu adalah saksi kunci dari semua kasus pembunuhan berantai ini. Kita tidak bisa lagi bergerak santai," tegas Gallen sambil berjalan berdampingan dengan Kenzie menuju sebuah pintu rahasia."Ya. Musuh semakin agresif. Kita harus menjegal langkah mereka atau kita akan kalah." Kenzie menekan tombol kecil yang berkamuflase dengan sempurna di antara relief pada dinding.Bunyi desing halus terdengar begitu daun pintu bergeser ke samping.Sebuah lorong sempit dalam balutan cahaya remang-remang terbentang di depan mereka. Pintu rahasia itu kembali menutup dengan otomatis."Kau sudah mengamankan mereka, bukan?" tanya Gallen sembari memasang sarung tangan."Ya. Tidak ada yang akan menemukan mereka."Jelitan Gallen menciutkan
Read more

Bab 202

Gallen tersenyum tipis. Dalam hati ia mengagumi keberanian dan kekuatan mental putra tunggal Paman Yu dalam menyikapi tekanan."Namamu Anjas?" ulang Gallen, mengonfirmasi pendengarannya seraya menjungkit dagu pemuda belia itu dengan jari telunjuk."Cuih!" Tanpa diduga Anjas meludahi wajah Gallen.Kenzie terlonjak tegak dengan muka merah padam. Ia mengangkat tangan, hendak memberi pelajaran pada Anjas. Namun, Gallen menahan gerakannya. Kenzie kembali duduk.Gallen menyambar sehelai tisu dari atas meja dan menyeka mukanya.Sikapnya tetap tenang. Sama sekali tidak terpengaruh oleh perilaku buruk Anjas.Ketenangan Gallen justru membuat Nyonya Yu berkeringat dingin. Terlebih saat tatapan serius Gallen menusuk tepat pada manik matanya.Kilat kemarahan yang memancar dari sepasang netra gelap itu seakan menghakiminya, 'Anda gagal mendidik anak Anda, Nyonya!'"Kalian telah membunuh bapakku. Aku tidak akan membiarkan kalian hidup dengan tenang!"Anjas terus menumpahkan kemurkaannya tanpa menghi
Read more

Bab 203

"Kehadiran kami di sini tidak bermaksud untuk membuat Anda ataupun anak Anda merasa terancam, Nyonya."Gallen memulai percakapan dengan hati-hati. Ia tahu kondisi kejiwaan Nyonya Yu sedang terguncang.Separuh nyawa wanita paruh baya itu seakan telah tercerabut dari raganya. Cobaan terberat seorang istri adalah ketika belahan jiwanya kembali pada Sang Pemilik kehidupan tanpa salam perpisahan.Tak ada yang dapat mengukur sedalam apa palung lara dalam hati Nyonya Yu.Nyonya Yu tergugu. Bahunya berguncang menahan tangis. Sejak kabar kematian suaminya, ia menelan tangis itu dalam kebisuan. Dia menutupi luka menganga yang mengoyak hatinya di balik senyuman hampa.Ia tidak ingin putra semata wayangnya semakin terpuruk menyaksikan kesedihannya.Gallen mengulurkan lembaran tisu lainnya kepada Nyonya Yu. Entah untuk yang ke berapa kali.Setelah puas menumpahkan segenap duka yang ia punya, Nyonya Yu memberanikan diri menegakkan kepala. Mata sayunya terlihat sembab dan memerah."Apa yang Anda ing
Read more

Bab 204

Gallen membiarkan Nyonya Yu melepaskan semua gumpalan lara yang dipendamnya. Entah sudah berapa banyak tisu yang dihabiskan wanita itu untuk menyeka cairan bening dari hidungnya.Lantai di bawah kakinya telah memutih. Celah kosong antara meja dan sofa yang dia duduki terlihat laksana hamparan permadani kapas.Setelah Nyonya Yu menghentikan ratapannya dan terlihat lebih tenang, Gallen mulai bersuara."Nyonya Yu, Anda sudah cukup lama menjalani hidup dan mencecap asam garam kehidupan. Aku yakin Anda tahu kapan harus bijak dalam mengambil keputusan."Adakalanya memutuskan untuk mengambil langkah mundur di tengah kancah pertempuran. Bukan karena takut, tapi untuk menyelamatkan yang lain."Dalam kasus suami Anda, tentu saja yang akan Anda selamatkan bukan hanya orang lain, melainkan anak Anda dan diri Anda sendiri."Gallen menarik lagi sehelai tisu dan mengulurkannya pada Nyonya Yu. Kata-kata yang diucapkannya membuat wanita itu kembali terisak."Kami hanya mencoba menyelamatkan Anda, tapi
Read more

Bab 205

"Setelah ini, apa yang akan kau lakukan?" tanya Kenzie sambil mengamati jalanan di depannya. "Kalau bukti yang kau dapatkan dari Nyonya Yu memberatkan Bellona Hopkins, apa kau akan langsung melaporkannya?""Tidak semudah itu! Lagi pula, penjara terlalu nyaman untuknya."Gallen ingin sedikit bermain-main dengan Bellona sebelum wanita itu mendapatkan hukuman yang setimpal atas segala kejahatannya."Ajak aku jika kau ingin bersenang-senang dengannya, Bos! Aku butuh sedikit berolahraga.""Hem! Persiapkan saja dirimu! Kau mungkin akan melakukan olahraga yang berat."Sepulang dari menemui Nyonya Yu, Gallen meminta Kenzie untuk mengantarnya ke kantor Regan."Weiss! Aku merasa terhormat kau bersedia mengunjungiku dengan sukarela, Bro!" Regan meninggalkan kursi kebesarannya dan menyalami Gallen dengan guncangan yang keras."Tak heran pikiranmu sering buntu. Ruangan ini tak ubahnya seperti sel tahanan. Hanya tampak sedikit lebih mewah.""Kau terlalu jujur, Kawan! Tapi sepertinya aku memang butu
Read more

Bab 206

Sambil mengendalikan perputaran roda kemudi, Regan memasang earphone, lalu menghubungi ayahnya."Pa, Papa masih menyimpan berkas kasus lama, kan?" tanya Regan begitu ayahnya mengangkat panggilan."Kasus yang mana? Ada banyak kasus yang telah kutangani.""Itu lo, Pa. Kasus menantu tertua keluarga Kyler.""Oh, tewasnya Nyonya Indira?""Iya, Pa. Salinan berkasnya masih ada kan sama Papa?""Cari saja di gudang arsip!""Kelamaan, Pa. Aku maunya yang cepat.""Dasar pemalas!" umpat Harris."Bukan malas, Pa, tapi memanfaatkan waktu seefektif dan seefisien mungkin.""Aku tidak bisa mengirimkan dokumen itu sembarangan.""Pa, ayolah ... aku butuh salinan kasus itu. Masa tidak percaya sama anak sendiri?"Terdengar helaan napas panjang Harris dari seberang telepon. "Ini bukan masalah tidak percaya pada anak atau siapa pun. Ini tentang profesionalitas dan loyalitas. Kau memang anakku, tapi bukan berarti setiap rahasia negara yang menjadi tanggung jawabku harus aku bocorkan padamu."Walaupun realita
Read more

Bab 207

Regan menjatuhkan tangannya dengan gugup. "Sorry, Bro! Kau ... membuatku penasaran sekaligus takut. Katakan padaku siapa kau sebenarnya!"Gallen mencari posisi duduk yang nyaman, kemudian menjawab acuh tak acuh, "Terkadang lebih baik membiarkan sesuatu sejernih lumpur."Gallen merogoh kantong, lalu mengeluarkan sebuah kartu memori. Ia meletakkan kartu kecil dan tipis itu di sudut meja kerja Regan."Aku menemuimu untuk menyerahkan ini. Mungkin ada sesuatu yang berguna untukmu di sini.""Jangan tanya dari mana aku mendapatkan benda itu!" imbuh Gallen begitu Regan hendak membuka mulut. "Kau tahu? Banyak kucing yang mati karena penasaran. Syukuri saja bantuan kecil dariku! Permisi!"Regan tercengang. Kenapa Gallen terkesan memimpin kendali atas kasus yang mereka pegang?"Gallen!"Bam!Regan melompat memburu Gallen setelah mendengar suara bantingan pintu. Ia celingukan."Aish! Cepat sekali dia menghilang!" gerutu Regan.Dia berlari ke luar kantor, berharap masih bisa menemukan Gallen di pe
Read more

Bab 208

"Dalam mimpimu! Apa hakmu meminta manajer untuk turun tangan melayanimu?""Aku juga pelanggan di sini. Apa perlu kuulangi hingga seribu kali?"Semakin dongkol dengan campur tangan orang asing, Gallen mengeluarkan ponsel.Aksinya itu mengundang seringai mengejek dari orang-orang di sekelilingnya, terutama lelaki muda yang sedari awal menentang keberadaannya."Wow! Kau cukup punya nyali! Ayo telepon! Kau hanya akan mempermalukan dirimu sendiri."Gallen mengabaikan ejekan dari lelaki tersebut. Ia melanjutkan aksinya. Begitu panggilan teleponnya tersambung, Gallen langsung mengomeli si penerima."Aku telah lama tiba di kantor Anda, tapi tak satu pun karyawan Anda yang bersedia melayaniku. Apa memang seperti ini cara Anda berbisnis? Membiarkan pelanggan Anda menunggu dan diperlakukan seperti seorang pengemis? Anda punya waktu lima menit untuk muncul di depanku!"Omelan Gallen membuat para karyawan dan konsumen yang ada di ruangan itu terperangah. Namun, ada juga yang bersikap semakin sinis
Read more

Bab 209

"Minggir! Aku mau ketemu nenek!""Hahaha ... selain pembawa sial, ternyata kamu juga bodoh!" Miranda tertawa mengejek seraya bersedekap tangan di depan dada."Wanita tua itu sudah terbang ke Jakarta." Miranda mendekati Grizelle, lalu berbisik, "Dan mungkin saja wanita tua itu tidak akan pernah kembali lagi ke rumah ini."Grizelle mengepalkan tangan. "Apa maksudmu?"Miranda kembali berbisik. "Maksudku? Aku hanya memberitahumu bahwa wanita tua itu menyesal telah membesarkanmu. Karena itulah dia memutuskan untuk pergi dan tak akan kembali.""Kamu bohong! Nenek bukan wanita jahat!""Hahaha ... ya, ya. Di matamu wanita tua itu adalah orang baik. Tapi kamu tidak pernah tahu bahwa dia menyayangimu karena merasa bersalah padamu.""Hentikan omong kosongmu, Miranda! Jangan membodohiku!""Heh, Bodoh! Harusnya kamu berterima kasih padaku karena aku telah membantu menanggalkan topeng wanita tua itu untukmu. Apa kamu tahu? Dialah yang membunuh ibumu! Dia itu pembunuh!"Pembunuh! Pembunuh! Pembunuh!
Read more

Bab 210

Pagi hari, Grizelle merasa lebih baik. Tubuhnya telah mendapatkan kembali kebugarannya setelah berhasil melewati malam dengan tidur yang nyenyak.Dokter yang didatangkan Gallen untuk memeriksa Grizelle tersenyum puas dengan perkembangan pasiennya.Setelah menyimpan perlengkapannya, lelaki muda itu membebaskan tangan Grizelle dari jarum IV."Anda perlu istirahat yang cukup dan asupan vitamin untuk menjaga stamina Anda, Nyonya. Hindari stress yang berlebihan!"Grizelle memijat lembut jejak jarum IV di punggung tangannya. "Terima kasih, Dok!"Gallen masuk dengan membawa nampan berisi semangkuk bubur dan segelas susu."Sebaiknya kau mematuhi apa yang disarankan dokter. Kau terlalu memaksakan diri untuk bekerja keras belakangan ini."Dokter muda itu tersenyum. "Anda beruntung memiliki suami yang sangat perhatian, Nyonya. Sepertinya keberadaanku tak dibutuhkan lagi di sini. Aku pamit!"Gallen menaruh nampan di pangkuan Grizelle yang duduk bersandar setelah menaruh gelas berisi susu di atas
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
45
DMCA.com Protection Status