"Ayah, kurasa sekarang saatnya, bukan?" Syadid menunggu keputusan Akmal.Akmal memutar bola matanya pada Gallen. Memperhatikan lelaki itu dengan tatapan lekat."M–m–mirip s–se–k–k–k–kali!""Tentu saja, Ayah. Ini benar-benar Tuan Muda Kyler. Aku telah meminta seorang detektif terkenal untuk menyelidikinya. Ayah tahu siapa dia?"Syadid riang sekali mengajak ayahnya berteka-teki. Saat bibir Akmal mengerucut, dia meraih tas kerjanya, mengeluarkan dokumen dari Grizelle."Lihat ini, Ayah! Ini semua adalah data tentang Tuan Muda Kyler. Sekarang Ayah tidak hanya harus bersemangat untuk bertahan hidup, tapi juga untuk sembuh. Ayah tentu tidak ingin melewatkan perkembangan Tuan Muda Kyler untuk menuntut keadilan, bukan?"Bulu mata Akmal bergetar. Sudut bibirnya tertarik ke samping, siap untuk menangis lagi. Namun, kata-kata Gallen sebelumnya menjentik ingatannya. Dia tidak boleh mewek, atau Gallen akan pergi.Akhirnya dia mengangguk pelan."Aku yakin Ayah akan sembuh. Ayah pasti bisa, Ayah!" Sy
Read more