Syadid menyongsong lelaki renta setengah lumpuh itu setelah menaruh tas kerjanya di atas meja."Ayah, aku datang!" Syadid berjongkok di depan ayahnya.Jemarinya menyeka cairan hangat yang mengaliri sudut mata ayahnya."Jangan menangis lagi, Ayah! Aku telah menemukannya."Syadid bergeser, kemudian memutar kepala ayahnya, mengarah kepada Gallen. "Lihat di sana, Ayah! Dia yang selama ini Ayah cari."Detik berikutnya, Syadid bangkit, mengambil alih pegangan kursi roda dari tangan perawat ayahnya.Dia mendorong kursi roda itu mendekati Gallen.Gallen memindai wajah lelaki tua di atas kursi roda dengan pandangan iba sekaligus bertanya-tanya."Tuan Muda Kyler, kenalkan ... ini ayahku, Akmal Dewantara."Gallen merasakan kepiluan dalam nada suara Syadid saat memperkenalkan ayahnya.Rasa prihatin menuntun langkah kaki Gallen untuk mendatangi Akmal."Halo, Tuan Dewantara," sapa Gallen, memamerkan senyuman hangat seorang anak kepada ayahnya. Pertemuan itu mengingatkan Gallen pada Ghifari.Bola ma
Last Updated : 2022-06-11 Read more