"Kenapa mukamu penuh dengan lebam, Di?" tanya salah satu teman Hadi yang kini berjalan di sampingnya.Hari ini pria itu masuk kerja shif satu. Akibat pukulan ibunya kemarin lusa, memarnya masih bisa dilihat di beberapa tempat. Rasa sakitnya pun masih bisa ia rasakan."Habis perang sama siapa, Di?" Hadi tidak menjawab, tetapi temannya itu pun juga tidak ingin menyerah begitu saja.Pria di sampingnya mendekatkan bibir ke telinganya, lalu berbisik lirih, "Apa seganas itu lalu Reta di ranjang? Sampai badanmu babak belur begini?""Sialan kau," ucap Hadi dengan mengangkat bogeman di tangan Kanan. Namun, bukannya takut temanya itu malah tertawa terbahak. Sepeti apa yang baru saja dilakukan adalah hal lucu.Keduanya kembali berjalan bersama, bersiap memasuki areal pekerjaan mereka. Namun, langkah Hadi terhenti begitu saja saat ia melihat sosok orang di depan sana.Perawakannya yang tegap tinggi dan besar mengatakan kalau orang itu sangatlah kuat. Ku
Read more