Seperti orang kesetanan, aku berlari ke sana-kemari mengelilingi seisi kota. Namun, sosok itu tak kunjung kutemukan. Ke mana perginya dia? Apakah dia menghilang tanpa berpamitan padaku?Dengan napas terengah, aku berjongkok di atas trotoar yang ramai oleh pejalan kaki. Dadaku terasa begitu sesak. Bukan hanya karena nyaris kehabisan napas usai berlari, tetapi juga diakibatkan oleh perasaan sedih yang menggumpal. Mataku terasa panas. Dan saat aku menunduk, perlahan bulir-bulir bening berjatuhan dari kedua mataku.Tanganku terangkat, kemudian memukul dada berulang kali dengan harapan rasa sesak ini menghilang. Namun, saat ingatan tentang sosok itu berputar di kepalaku, rasa sesak di dada malah kian hebat. Aku mendongak dengan tangis yang kencang. Sungguh menyakitkan, aku tidak menyukai perasaan ini. Kumohon, siapapun tolong aku.“Jangan menangis.”Sontak, tubuhku menegang saat suara itu tertangkap oleh indra pendengaranku. Aku menghentikan tangis
Last Updated : 2021-12-24 Read more