Baru lima detik yang lalu Izora meluncur ke alam bawah sadarnya ketika tiba-tiba tubuhnya sudah ditindih dengan kasar.Ia bangun dari tidur ayam-ayamnya dan menemukan Darius yang meraup buah dadanya seperti orang kesurupan. Dia begitu terburu-buru, masih dengan ekspresi yang dia lihat kemarin malam. Luar biasa marah.Darius mengangkat wajah dan menghunjam Izora tajam. “Apa aku mengizinkanmu tidur, huh?” Lalu kembali meremas payudara Izora sekencang mungkin.Refleks Izora mengerang, bukan karena bergairah. Rasa sakit yang semalam belum surut, pagi ini Darius kembali menggila. Ia bahkan sudah memakai setelan jasnya dengan tatanan rambut yang rapi. Izora yakin dia sudah bersiap ke kantor pagi ini.“Mana desahanmu, Izora? Aku ingin mendengarnya. Mendesah dan merintihlah dengan penuh putus asa.”Alih-alih menurut seperti yang biasa dia lakukan, Izora malah menutup bibirnya rapat-rapat. Gerakan Darius yang tengah mene
Read more