Samira sengaja meminum susu kotaknya dengan lambat diselingi obrolan ringan. Dia sangat menyukai ketika berada di dekat Liam, nyaman dan penuh sensasi yang menyergap hatinya. Tangannya masih memegang gelas isi susu.Sesuatu yang Samira tidak percaya bahwa rasa itu masih sama, dia pikir perasaan itu malah semakin bertumbuh semenjak keadaan tubuhnya menjadi berbeda."Cepat habiskan, semua orang sedang menunggu kita di atas," ujar Liam lembut."Aku bisa tersedak kalau cepat-cepat. Lagian aku gak pernah makan minum tergesa-gesa," sahut Samira."Saya tau," Liam mengangguk, "kamu masih suka minum. Udah berhenti ke club kan?" Mata Liam mengintimidasi, seakan ucapan itu amaran untuk Samira."Tenang aja. Kamu masih aja protektif."Namun, seolah dipermainkan takdir. Diva berada tidak jauh dari tempat mereka berdiri, mendengar pembicaraan mereka. Mendengar ucapan Liam yang bernada perhatian dan cemas itu. Perhatian Liam itu membuat Diva cemburu dan mer
Read more