Share

Bab 77

"Diva?" Seseorang menyapanya, "maaf aku telat."

Diva tersenyum, setelah dia amati wajah Bram ternyata tampan juga. Patutlah Samira ingin bertunangan dengan Bram. 

"Gak apa kok, lagian kalau gak macet bukan Jakarta, bukan?" Jawab Diva dengan elegan. Seberat apa pun yang  dia jalani Diva tidak mau orang lain merasa kasihan dengan keadaannya. 

Saatnya seseorang mengungkapkan kebenaran pada Diva dan menunjukkan kenyataan yang pahit itu padanya. Bram tahu hubungannya dengan Samira telah berakhir, maka dia tidak ada hak untuk ikut campur dalam permasalahan ini.

Diva sengaja telah memesan minuman untuk Liam sebelum pria itu datang. Ia mulai mengaduk gula ke dalam tehnya. Bram bisa melihat tangan Diva gemetar memegang sebatang sendok.

"Aku ingin menanyakan hubungan kamu dengan Samira, Bram? Kapan kalian akan menggelar pesta?" Teramat berat suara Diva bertanya. Sulit baginya membicarakan urusan rumah tangga kepada orang luar. Dan Bram termasu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status