Semua Bab Satelliciocis Satellite: Bab 11 - Bab 20

104 Bab

¹¹ | Yang Menghadiri Pesta Semalam

Keheningan tercipta pasca bencana yang Ian bagi kepada aliansi itu. Hati memang berbicara lebih banyak ketimbang bibir, dan itu bukanlah hal yang wajar terjadi di pertemuan aliansi bernama Blighty Boys. Jelas salah satu dari mereka ingin menyuarakan hati. Meski tak sepenuhnya sesuai, setidaknya ada yang bersedia memecah duka terselimuti keheningan ini. "Hey,
Baca selengkapnya

¹² | Rencana Perjamuan

Sorakan di pangkal tenggorokan itu mendorong sepasang jari Nyonya Bache untuk memelorotkan kacamatanya. Peringatan dari sepasang bola mata pun teracuhkan begitu saja sebab hal lain tengah mengisi hati demi rencana bermalam yang menyenangkan. Sudah empat tahun dan empat tahun bukanlah waktu yang singkat. Apabila rencana bermalam sungguh terlaksana nantinya, suasana nostalgia tak terhindarkan segera menyerang."Karena kita di rumah Dan, jelas dia harus menyuguhkan makanan yang enak dan kita tak harus membawa dari rumah." Anggota Blighty Boys tertawa bersamaan. Namun, Dan yang mengakhiri tawanya lebih dulu ketika manik matanya beralih menatap pintu masuk The Teahouse.Tarikan sudut bibir Dan ditampakkan. "Kalian tak perlu khawatir. Aku akan menjadi tuan rumah yang baik dan ramah. Akan kusuguhkan sesuatu yang belum pernah kalian lihat dan akan kupastikan kalian men
Baca selengkapnya

¹³ | Gara-Gara Apel

Dua pasang roda sepeda berputar menyisir pinggiran Newcastle melewati jembatan berbatu bata beserta jalan setapaknya. Beberapa orang yang sibuk berlalu-lalang membawa beban pekerjaan mendengus ketika kedua pengendara sepeda itu cekikikan mengendarai sepeda mereka dengan brutal hampir menabrak beberapa orang di sepanjang jalan itu. Beruntung, tak satu pun pejalan tertabrak salah satu dari keduanya. Namun, mereka mendapat sorakan amarah dari beberapa pejalan yang tak membuat keduanya memperlambat laju sepedanya. Hampir saja sepeda yang dikendarai Louis Wistletone menabrak salah satu pohon di pinggir taman karena Dan Nordström dengan jahilnya menendang pelan area pedalnya. Namun, anehnya, Louis tak merasa kesal dan justru menertawakan kejadian yang hampir membuatnya terluka itu hingga mereka berhenti di depan pintu gerbang besar di sudut paling pojok kota—di mana pemukiman penduduk berjarak sekitar seratus l
Baca selengkapnya

¹⁴ | Pustakawati Baru

Hukuman dari Richard Wistletone mengacaukan segalanya. Bukan kesalahan sang kepala sekolah, memang. Keduanya saja yang begitu lancang melanggar aturan meski perintahnya tak asing lagi. Oleh karena itu, setelah menendang lantai dengan kesal, Dan berkata, "Sial! Semua rencana kita gagal." "Setidaknya sudah kukatakan idemu buruk."
Baca selengkapnya

¹⁵ | Ritme Puisi dari Kejauhan

Kejutan yang ditemukannya di balik rak buku-buku perpustakaan masih mengacaukan sikap. Berulang kali pula Louis memutar leher untuk menemukan wajah si pustakawati baru. Nyatanya itu selalu menggelitik hati meski langkah menuju rekan aliansi. Louis tak menemukan Dan di kursinya. Rupanya pria itu berdiri di ambang pintu perpustakaan dengan jas yang sudah ia ke
Baca selengkapnya

¹⁶ | The British Grenadiers

Tiga orang pria bersemangat menarikan sepasang kaki mereka di sepanjang trotoar area perindustrian kuno di Newcastle. Salah satu dari mereka baru saja memainkan suspender celananya ketika dua lainnya bernyanyi, "Some talk of Alexander, and some of Hercules," dengan kompak, menarik perhatian beberapa pekerja industri yang pada sore itu me
Baca selengkapnya

¹⁷ | Kanal dan Gondola

"Kalian pulanglah. Aku akan tinggal beberapa menit lagi selagi matahari belum sepenuhnya menghilang." Pete, setelah menarik lengannya dari bahu Ian pun menjawab, "Apa yang akan kau lakukan lagi, Lou? Kau akan terlambat makan malam. Kita juga harus mengejar bus di persimpangan karena bus selanjutnya mungkin akan datang pada pukul delapan."
Baca selengkapnya

¹⁸ | Pertukaran Kisah di Bawah Bintang

Keduanya terjebak dalam keheningan untuk sesaat setelah kata tak mampu ditemukan akibat ujung percakapan. Kedua pasang kaki itu pun berjalan tak tentu arah, membiarkan jalanan yang menuntun mereka dan entah tempat apa yang akan jalanan pilihkan untuk disinggahi keduanya. Namun, keheningan yang diisi suara angin malam itu, cukup mengganggu sehingga Louis kembali membuka mulut. "Hey, kau mau membeli dress baru? Aku akan membelikannya untukmu agar kau tak kedinginan." 
Baca selengkapnya

¹⁹ | Pelajaran dari Roti

Satu demi satu hidangan penutup disajikan oleh pasangan tangan yang berbeda-beda milik pelayan di kediaman Wistletone, meskipun beberapa anggota Wistletone bahkan belum menghabiskan keseluruhan menu utama malam itu, seperti Celestine, contohnya, yang masih sibuk menyuapi putri kecilnya dengan rambut merah yang tampak lebih panjang dari beberapa hari lalu. Ab
Baca selengkapnya

²⁰ | Maximilian Mulai Bertindak

Begitu mendapatkan izin dan kata "berhati-hati" dari sang ibu, ia segera melarikan kaki untuk menyusuri lorong menuju kamarnya. Mantel pun ditarik dengan kasar dari gantungan di balik pintu kamarnya sebelum dikibaskan dan membalut tubuhnya. Suara sepatunya menggema di sepanjang lorong itu. Apabila lukisan-lukisan di sana memiliki jiwa, mereka mungkin akan berteriak "Jangan berisik anak muda! Berjalanlah dengan santai! Kami mencoba istirahat di sini." Beruntung mereka tak memiliki anugerah itu ... atau kutukan itu.  
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status