Beranda / Romansa / Satelliciocis Satellite / ¹⁶ | The British Grenadiers

Share

¹⁶ | The British Grenadiers

Penulis: vegetarionn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tiga orang pria bersemangat menarikan sepasang kaki mereka di sepanjang trotoar area perindustrian kuno di Newcastle. Salah satu dari mereka baru saja memainkan suspender celananya ketika dua lainnya bernyanyi, "Some talk of Alexander, and some of Hercules," dengan kompak, menarik perhatian beberapa pekerja industri yang pada sore itu me

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Satelliciocis Satellite   ¹⁷ | Kanal dan Gondola

    "Kalian pulanglah. Aku akan tinggal beberapa menit lagi selagi matahari belum sepenuhnya menghilang."Pete, setelah menarik lengannya dari bahu Ian pun menjawab, "Apa yang akan kau lakukan lagi, Lou? Kau akan terlambat makan malam. Kita juga harus mengejar bus di persimpangan karena bus selanjutnya mungkin akan datang pada pukul delapan."

  • Satelliciocis Satellite   ¹⁸ | Pertukaran Kisah di Bawah Bintang

    Keduanya terjebak dalam keheningan untuk sesaat setelah kata tak mampu ditemukan akibat ujung percakapan. Kedua pasang kaki itu pun berjalan tak tentu arah, membiarkan jalanan yang menuntun mereka dan entah tempat apa yang akan jalanan pilihkan untuk disinggahi keduanya. Namun, keheningan yang diisi suara angin malam itu, cukup mengganggu sehingga Louis kembali membuka mulut. "Hey, kau mau membeli dress baru? Aku akan membelikannya untukmu agar kau tak kedinginan."

  • Satelliciocis Satellite   ¹⁹ | Pelajaran dari Roti

    Satu demi satu hidangan penutup disajikan oleh pasangan tangan yang berbeda-beda milik pelayan di kediaman Wistletone, meskipun beberapa anggota Wistletone bahkan belum menghabiskan keseluruhan menu utama malam itu, seperti Celestine, contohnya, yang masih sibuk menyuapi putri kecilnya dengan rambut merah yang tampak lebih panjang dari beberapa hari lalu.Ab

  • Satelliciocis Satellite   ²⁰ | Maximilian Mulai Bertindak

    Begitu mendapatkan izin dan kata "berhati-hati" dari sang ibu, ia segera melarikan kaki untuk menyusuri lorong menuju kamarnya. Mantel pun ditarik dengan kasar dari gantungan di balik pintu kamarnya sebelum dikibaskan dan membalut tubuhnya. Suara sepatunya menggema di sepanjang lorong itu. Apabila lukisan-lukisan di sana memiliki jiwa, mereka mungkin akan berteriak "Jangan berisik anak muda! Berjalanlah dengan santai! Kami mencoba istirahat di sini." Beruntung mereka tak memiliki anugerah itu ... atau kutukan itu.

  • Satelliciocis Satellite   ²¹ | Di Balik Tembok Kediamannya

    Louis, Pete, dan Ian sudah membuat keputusan bahwa Louis akan mengendarai sepedanya sendiri sedangkan Pete dan Ian akan berboncengan karena Ian yang tak sempat menarik sepedanya keluar. Pemandangan itu membuat Louis tertawa di sepanjang jalan karena Ian duduk di depan, berposisi menyamping dengan kaki panjang miliknya yang ikut terayun persis layaknya seorang gadis dengan gaun indah mereka sehingga tampak seolah Pete sedang berboncengan dengan seorang gadis menggunakan sepedanya.

  • Satelliciocis Satellite   ²² | Si Pemilik Museum

    Belum. Tak sampai di sana saja ketiga tamu Nordström disuguhkan sentuhan seni luar biasa hasil kerja keras Duncan Nordström. Mendekati ujung lorong, ada dua buah meja panjang di masing-masing sudut di mana keranjang bunga yang berukuran agak besar terbaring di sana menampung bunga-bunga menawan yang rapi dan tampak segar. Tampaknya para pekerja di rumah Nordström menggantinya secara berkala.

  • Satelliciocis Satellite   ²³ | Terbentuknya Blighty Boys dan Kepercayaan Pete

    Di lantai dua, wujud seni lainnya menanti mereka tapi karena kehadiran Dan di sana yang tak berhenti berbicara membuat Pete, Ian, dan Louis sedikit mengacuhkan koleksi seni Duncan Nordström hingga mereka masuk ke dalam ruang rekreasi keluarga Nordström.Di tengah ruangan ada meja billiar besar beserta bola-bolanya yang tertata rapi. Sedikit ke kana

  • Satelliciocis Satellite   ²⁴ | Kepulangan Duncan Nordström

    "Aku tak percaya keajaiban. Aku tak percaya Tuhan."Kalimat yang Pete lontarkan tanpa tekanan dalam nada bicaranya itu, menuntun keheningan untuk menyelinap di tengah-tengah pertemuan aliansi mereka. Bahkan tak seorang pun dari mereka berpikiran untuk menanggapi hal yang salah ini. Meski demikian, selalu ada seseorang yang mencoba membawa rekan mereka kembal

Bab terbaru

  • Satelliciocis Satellite   Pete Kennedy

    Dua bulan semenjak pertemuannya dengan Dan Nordstrom, dia masih belum menemukan jawaban. Sebuah kotak—sama persis dengan milik Louis Wistletone ketika ia masih menjadi kepala sekolah di sana—berdiri di sudut meja yang sama. Kebenaran dan kebohongan ada di dalamnya. Apabila Pete mencoba memilih mana yang harus dikatakan lebih dulu, ia tak tahu. Keduanya harus dikatakan bersamaan. Sehingga sore ini ia memilih untuk pulang, kendati tinggal di asrama Wistletone’s School seperti beberapa hari sebelumnya.Jikalau kotak itu milik Louis yang diwariskan untuknya, maka ia memiliki benda untuk diwariskan pula nantinya; sebuah jurnal. Mungkin terdengar tak menyenangkan, tapi sama seperti kotak Louis dengan rahasia di dalamnya, ia juga memiliki beberapa di dalam jurnal itu. Yang Pete butuhkan hanyalah seseorang untuk dipercaya menjaga rahasia dalam jurnal dia.Ia baru saja menuruni beberapa anak tangga ketika kotak itu nyaris lolos dari dekapannya sebab sepasang anak laki-laki berumur 14 tahunan b

  • Satelliciocis Satellite   Blighty Boys

    The Teahouse tampak berbeda di abad kedua puluh satu. Tidak, bukan karena pelayannya telah digantikan robot semenjak Nyonya Bache pergi. Tidak juga karena interior antiknya berubah mengusung gaya Inggris modern. Mereka tetap serupa, tapi di bawah naungan atmosfer yang berbeda. Bahkan tempat ini sekarang menyajikan kopi semenjak kebudayaan mengonsumsi kopi tak lagi asing di lidah masyarakat Inggris. Tempat ini pun memiliki tambahan & Cafè setelah kata Teahouse dan mereka menghapus awalan The. Meskipun demikian, pria dengan koper persegi panjang di lantai tak pernah mengubah selera tehnya meski kopi mulai menjajaki daftar terfavorit.Pria itu kini memandang beberapa lembar kertas di dalam sebuah stopmap selagi menanti teh pesanannya tiba untuk dicicipi. Ketika ia selesai menumpuk rapi semua kertas dan memasukkannya kembali ke dalam koper, sebuah jurnal dari dalam sana mengganti posisi si stopmap. Tangan menarikan pena itu untuk menulis 28 April 2010. Tak ada perubahan. Masih aku. Masih

  • Satelliciocis Satellite   Sir Louis Cornelius Wistletone

    Ketika halaman Wistletone's School tampak senyap sebab semua orang disibukkan dengan pembelajaran, sepasang anak laki-laki justru mengendap-endap menuju sisi lain lapangan utama Wistletone's untuk sebuah aksi. Salah satu dari mereka tampak ketakutan dan hampir mengurungkan aksi yang terencana, tapi satunya lagi justru tampak bersemangat dan berkata, "Jangan khawatir, Alexis. Ini akan menyenangkan! Aku berani jamin!" Ia pun mendorong diri lebih jauh menuju objek incarannya."Tapi kita bisa terlibat masalah, Knox! Aku tak ingin dimarahi ayah lagi."Teman sebayanya pun segera melambaikan tangan di udara. "Jangan pedulikan. Ikuti saja perintahku untuk lari setelah ini, maka kau akan selamat dari kejaran bapa."Meski Alexis tampak ingin melontarkan patah kata lainnya, si anak bernama Knox sudah dulu memegangi sebuah tali yang cukup tebal.Kini, Alexis pun terpaksa menggenggam tali itu dan keduanya menghitung dengan cekikikan—atau justru hanya Knox yang tampak bersemangat. "Satu, dua, tiga!

  • Satelliciocis Satellite   Epilog

    Semalam, awan menangis hebat untuk alasan yang tak pasti. Sehingga pagi ini, dedaunan masih berkeringat dingin menanti sang surya membasuh peluh itu. Atmosfer pun mendingin meski sinar surya berhasil menembus kumpulan awan tipis yang menjulurkan leher mereka untuk mengintip kehidupan di Newcastle pada awal musim gugur, tepatnya pada tanggal sembilan september seribu sembilan ratus delapah puluh sembilan.Seorang pria yang telah mengenakan kemeja dengan balutan vest pun masih berdiri di hadapan kaca selagi gigi saling bergulat menghancurkan secuil roti di dalam mulut. Ia menarik sebuah sisir dari tempatnya untuk merapikan tatanan rambut yang sudah sempurna. Bahkan pagi ini, ia baru saja membersihkan kumis dan berewok seolah sungguh bersiap untuk sebuah pertemuan istimewa.Begitu suara ketukan pintu terdengar, ia segera meletakkan sisirnya dan meneguk habis teh dalam cangkir. Ditariklah gagang pintu itu menampakkan seorang pria dengan sebuket bunga besar yang tampak segar. Ia pun puas m

  • Satelliciocis Satellite   ¹⁰⁰ | Para Eternitarian

    Sang surya terus didorong rotasi bumi menuju cakrawala yang masih jauh di seberang sana. Sementara itu, Ruenna sendiri baru saja melambaikan tangan setelah mengucapkan terima kasih sehingga Anthony bisa melanjutkan perjalanannya menuju Grainger Town yang diramaikan beberapa pelayat pula untuk jamuan.Puluhan topik melilit percakapan antara dua orang bahkan lebih ketika Louis mendorong diri mengisi salah satu ruang di ruang tamunya. Beberapa hidangan pun tampak mulai dicicipi lidah-lidah para pelayat yang sempat menunjukkan simpati mereka kepada Louis. Pria itu hanya mengangguk, tapi tak tertarik untuk melibatkan diri pada topik yang mereka tawarkan. Sebagai gantinya, ia mencoba menemukan Sylvia yang masih bersama Virginia di perpustakaan sejak ia menuju Jesmond.Ia menyadari bahwa Judith Hope baru saja mendorong diri meninggalkan perpustakaan dengan nampan di tangan. Ketika ia mencoba mengacuhkan wanita itu, ia justru mengelus bahu Louis sekilas selagi netra mencoba memberikan kekuata

  • Satelliciocis Satellite   ⁹⁹ | Tak Ada yang Bisa Menggantikanmu

    Ketika para pelayat mulai berdatangan dan ibadah penghiburan terlalui sudah, peti Emma kembali mengisi ruang di perut ambulan menuju tempat di mana jutaan kisah tinggal. Kali ini Louis ada di sisinya tanpa Sylvia yang kemungkinan berada di bawah asuhan Virginia. Sementara seberhenti ambulan itu tepat di hadapan gerbang berkarat setinggi perut milik pemakaman Jesmond, beberapa orang sudah mendahului Louis mengisi ruang di beberapa sisi lubang galian untuk peti Emma.Pintu ambulan yang terbuka membuat Richard bertatapan dengan emosi Louis yang baru saja menetes tanpa disadari. Pria itu pun menarik napas perlahan sebelum melarikan tangan untuk menggenggam tangan putranya. ❝Whose heart plowing an ungainly perpetually, will never find an undaunted space.❞Namun, ucapan itu membuat Louis menggelengkan kepala sehingga tetesan emosi lainnya luruh sudah. "Jangan memberiku nasihat yang tak bisa dipraktikan, Pap. Aku sudah menyinggung soal kehidupan kita yang berbeda. Semua ini tak akan mudah un

  • Satelliciocis Satellite   ⁹⁸ | Kisah Ini Belanjut tapi Bagian Kita Berakhir Di sini

    Ketika rembulan belum bersedia ditelan cakrawala, tak ada satu hal pun yang mampu menyelamatkannya dari duka. Bahkan memori kebohongan semalam pun sempat terganti begitu beberapa orang melenggang masuk ke dalam kamarnya hanya untuk membawa Emma pergi dari belenggu kehidupan yang ingin ditinggalkan.Orang-orang dari rumah sakit segera mengevakuasi tubuh tak tersentuh kehidupan itu beberapa jam setelah semua sandiwara Louis terlaksana. Hal itu pula yang menyebabkan beberapa orang dari rumah sakit tak menyimpan banyak tanda tanya di kepala begitu melihat wajah Colin Marlowe.Tampaknya skenario kebohongan Louis yang terencana disetujui oleh Tuhan seolah Tuhan pun ingin menyelamatkan nasib Louis kali ini yang terikat nama keluarga dan latar belakang Sylvia—Joan Creveld. Namun, semua skenario yang telah ditulis tak sama sekali membantu Louis menerima takdir ketika kakinya menginjak lantai rumah sakit untuk menyaksikan betapa kering tubuh Emma seperti harapan si wanita. Ia merasa bersalah se

  • Satelliciocis Satellite   ⁹⁷ | Pergi Tanpa Kehormatan

    Sepasang iris Louis berdetak menyaksikan seseorang tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia pun mendorong kaki itu cepat menuju seorang wanita yang terbaring lemah di atas ubin yang sangat terawat. Begitu si wanita sudah dalam jangkauan, diangkatlah kepala itu mencoba membawanya kembali ke kehidupan. Tubuh pun sempat diguncang berkali-kali sementara jantung Louis sudah diramaikan ketakutan."Emma!" pekiknya cukup keras selagi tangan menampar pelan pipinya. Namun, wanita itu tak membuka netra. Tubuhnya pun tampak tak bergerak sama sekali. Meski itu gerakan alamiah untuk menunjukkan bekerjanya pernapasan pun, hal itu tak mampu Louis lihat. Sementara sepanjang pipi hingga dagu menampakkan jejak tangisan yang kentara sekali belum sempat dihapus.Ketika Louis mendorong telunjuk mencoba menemukan deru napas meluncur dari lubang hidungnya, hal itu tak dapat dirasakan. Digeletakkan lagi wanita itu di atas ubin, denyut nadi maupun jantung tak lagi bergejolak seolah tubuh itu sudah kehilangan segala

  • Satelliciocis Satellite   ⁹⁶ | Dia Pergi untuk Kembali, Bukan?

    Beberapa momen tercipta sangatlah serupa dengan ekspetasi. Beberapa lagi tercipta lebih baik dari garis rata-rata ekspetasi. Namun, kali ini, momen tak begitu menyenangkan kembali menghampiri akibat waktu yang selalu merespons layaknya gazelle di balik semak-semak. Mereka berlarian begitu cepat untuk mengubah jam menjadi hari. Akibat ulah si waktu yang kelewat cepat untuk sebuah hal fana, sepasang kekasih yang telah mencicipi berbagai rasa kehidupan kembali disaksikan stasiun serupa.Mungkin beberapa hal tampak sama di netra Louis. Namun, selalu ada hal berbeda yang disuguhkan untuknya setiap kali kata perpisahan mengantarkan ke area stasiun bersama setelan jasnya. Bibir masih terkatup ketika tangan itu bertengger di sisi wajah Emma sementara Sylvia ada di gendongan Alma. Gigi gerahamnya bertemu menciptakan bunyi ting yang sangatlah pelan guna menghapus keraguan."Aku tak akan pergi untuk selamanya. Jangan berikan aku kejutan, Emma. Ketika aku pulang, tak ada lagi kesengsaraan yang ka

DMCA.com Protection Status