“Jadi apa sebenarnya yang kalian perbuat pada halaman belakang rumahku?” tanya Ki Bayanaka. Arya dan Jenar menunduk. Meski pria tua itu mengakui kebenaran bahwa Arya adalah cucu dari Prabu Wirajaya, ia tetap akan marah bila Arya berbuat kesalahan. “Kami hanya mencoba busur baru milik Arya, Ayahanda,” bela Jenar. Ia dan Arya kini seperti kanak-kanak yang dimarahi orang tuanya karena memporak-porandakan perabot rumah. “Kalian? Mencoba busur? Bagaimana bisa halaman rumah bisa sedemikian hancur?” cecar Ki Bayanaka. Ia tak mengira kebersamaan sepasang anak muda ini akan berakibat demikian parah. Padahal biasanya tak ada yang terjadi, hanya bibir mereka berdua yang senantiasa basah. “Betul, Ki. Kami sendiri heran dengan daya rusaknya. Padahal kami hanya mencobanya satu kali,” bela Arya. Ki menatap kembali halaman belakang rumahnya yang hancur. Ini bukan Cundhamani, dan mampu menghancurkan dengan sekali tembakan. Pria itu membelai janggut putihnya berulang kali. Pantas saja Prabu Ranajaya
Baca selengkapnya