Share

39. Muslihat Patih Waradhana

“Hentikan, Arya! Kau bisa menghancurkan seluruh tempat ini!” seru Patih Waradhana sambil terus waspada memperhatikan anak panah Arya yang membara.

“Aku tidak sudi diperintah olehmu!” timpal Arya. Kini mata panah itu tertuju pada Patih Waradhana. Semua prajurit bereaksi. Junjungannya terancam berarti mereka tak melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya.

“Gusti Patih, ijinkan kami menghadapinya!” pinta seorang prajurit.

“Kalian bukan tandingannya. Tak bisakah kalian melihat Cundhamani yang dahsyat itu? Apa kalian siap menjadi abu?” hardik Patih Waradhana. Seketika para prajurit mundur menjaga jarak, meski hal itu sama sekali tak berpengaruh terhadap daya lesat dan rusak Cundhamani. “Mundur kalian semua!”

Para prajurit saling berpandangan. Meski ragu, mereka tentu tak bisa menolak titah patihnya. Selain tentu saja rasa gentar mendengar nama Cundhamani. Mereka tentu tak akan pernah siap terbakar menjadi abu tanpa dikremasi.

Patih Waradhana menelan ludahnya. Ia sadar berkonfrontasi deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status