Share

47. Medan Perang

Rombongan pasukan Astagina telah tiba di padang Kalaha, sebush dataran luas yang dikelilingi perbukitan. Tepat di kaki bukit sebelah selatan dibangun tenda-tenda kecil mengelilingi sebuah tenda besar dengan simbol Astagina besar. Entah kapan tenda itu dibangun, pasti memerlukan waktu yang cukup lama demi menaungi sepuluh ribu prajurit.

Panji-panji Astagina berkibar dimana-mana. Derap langkah kaki kuda bercampur dengan langkah prajurit dengan kaki-kaki lelah terdengar di telinga. Hembusan angin di area terbuka ini tak bisa membiaskan suara keterpaksaan dan ketakutan banyak pemuda kasta terendah. Nasib mereka akan segera ditentukan besok.

“Mari, Raden Arya Nandika ikut bersamaku,” ajak Senopati Sakuntala. Arya dibawa ke sebuah tenda yang cukup besar tepat di sisi tenda paling besar.

“Untuk apa kita berada di tenda ini?” tanya Arya.

“Perang baru akan terjadi besok. Kau tak perlu tegang, istirahat lah dulu,” ujar Senopati Sakuntala dengan santainya. Ia sama sekali tak mengerti pergolak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status