Share

52. Sumpah Sanggageni

Ratusan jasad prajurit Astagina dikumpulkan di sisi kiri Padang Kalaha. Sedang korban dari pihak Baka Nirdaya yang hanya belasan di urus oleh rekan-rekannya secara layak. Perbedaan jumlah korban yang mencolok memang selalu terjadi di tiga perang terakhir. Itu semua karena Ajian Dasa Daraka.

Senopati Sakuntala memimpin prosesi kremasi para korban perang Astagina. Ratusan jasad itu dibakar di tumpukan kayu yang telah dibasahi minyak. Suara perut yang meletus, kulit meletus dan aroma tak sedap segera memenuhi Padang Kalaha. Bagi orang yang pertama mengalami dijamin tak akan lagi mampu menyantap makanan. Rasa mual yang hebat pasti mendera.

“Kau boleh kembali ke tendamu jika tak kuat lagi,” ujar Senopati Sakuntala pada Arya yang terlihat pucat dan mulai menutup indra penciumnya.

“Tidak, aku tak apa.” Arya segera menyingkirkan tangannya yang menutupi hidung.

“Tapi wajahmu begitu pucat, Arya!”

“Aku hanya lelah, melepaskan sepuluh Sasra Sayaka – Cundhamani ternyata menguras tenagaku. Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status