Semua Bab Penipu Cantik dan Hot CEO: Bab 11 - Bab 20

52 Bab

Monyet Liar Yang Manis

"Aku pulang!" Setelah bersembunyi cukup lama dan menunggu sampai para rentenir pergi, akhirnya Selina pun pulang ke rumahnya. Aula langsung menyambutnya dengan senyum sumringah sedangkan Juna sendiri memasang ekspresi datarnya karena kejadian tadi. Namun Aula mati-matian meminta Juna menyembunyikan kedatangan rentenir itu agar Selina tidak kepikiran. "Apa ada yang terjadi di rumah selama aku bekerja, Ibu? Mengapa rumahnya agak berantakan?" Selina berpura-pura tidak mengerti. "Tidak ada, Selina! Tidak ada, hanya saja Ibu sedang bersih-bersih, tapi kau bawa apa? Makanan? Sini Ibu buka, ayo makan, Juna sudah kelaparan, Ibu hanya masak apa adanya tadi. Ayo! Kau pasti lelah, Selina! Segera makan dan istirahatlah, biar Ibu yang mencuci piring nanti ya!" Aula terus tersenyum sambil berusaha bersikap biasa saja namun Selina yang sedih sendiri melihatnya. Saat Selina berusaha keras menjaga perasaan ibunya, begitu juga dengan Aula yang berusaha keras menjaga perasaan Selina. Sungguh mer
Baca selengkapnya

Terpesona Lagi

"Bos, kau baik-baik saja?" Suara Marlo segera menyadarkan Dhexel dari terbiusnya akan Selina. Dhexel pun sampai berdehem sendiri sambil menggelengkan kepalanya. "Ya, aku baik-baik saja, Marlo! Pelakunya sudah tertangkap." "Ah, iya, Bos. Tapi Madam Poni menelepon katanya ternyata wanita yang dijambret tadi adalah Bu Sahara." Dhexel yang mendengarnya langsung membelalak. "Apa? Bu Sahara? Cepat kita kembali ke supermarket, Marlo!" Dengan cepat, Marlo pun menyetir kembali ke supermarket dan ia menemukan Madam Poni yang sudah menemani Bu Sahara di salah satu meja di foodcourt supermarket. Bu Sahara dan suaminya sendiri merupakan investor besar yang sedang dilobi oleh Dhexel untuk bekerja sama di salah satu proyek besar Putra Perkasa, namun Dhexel belum berhasil mengambil hati pasangan suami istri itu. Bu Sahara dan suaminya memang suka sekali berpenampilan sederhana dan berboncengan dengan motor biasa saja sampai orang-orang tidak sadar kalau mereka adalah sultan. Bahkan Dhexel p
Baca selengkapnya

Pria Dari Masa Lalu

"Bagaimana penampilanku? Aku tidak membuatmu malu kan?" Selina sudah berdiri di depan Dhexel dengan percaya diri. Apalagi melihat ekspresi Dhexel yang menatapnya tanpa bisa berkedip membuat kepercayaan diri Selina pun melambung sampai Selina mengulum senyumnya sendiri. Namun Dhexel yang segera sadar dari terbiusnya sama sekali tidak mau memuji Selina."Ck, siapa yang bilang kau tidak membuatku malu? Ini acara resmi, Selina! Seharusnya kau memakai pakaian yang lebih resmi seperti blouse yang rapi atau gaun saja tapi ini... celana jeans apa itu!" seru Dhexel yang seolah berusaha mencari kesalahan Selina. Selina sampai menatap celana jeansnya sendiri. Memang celananya adalah tipe yang besar di bawah, bukan tipe pensil yang akan mencetak bentuk kaki, tapi Selina merasa celana jeans ini baik-baik saja, bahkan Selina memadukannya dengan sandal hak tinggi favoritnya."Ck, kau itu perfectionis sekali, apa kau tahu itu? Ini salah itu salah! Aku yakin kalau aku sudah memakai gaun pun pada akh
Baca selengkapnya

Bukan Cemburu

"Kau benar-benar Selina?" "Ya, aku Selina, kau benar-benar Kak Elvan yang dulu kan? Kau ... kau makin keren sekarang, bagaimana tubuhmu bisa sebesar ini, hah? Dulu kau kurus sekali!" Selina yang merasa bertemu dengan teman lamanya pun melangkah mendekati Elvan dan menepuk singkat lengan pria tampan itu. Elvan sendiri langsung tersenyum sambil menunduk namun hatinya senang sekali bisa bertemu dengan cinta pertamanya lagi. Ya, Selina adalah cinta pertama Elvan, walaupun Elvan tidak pernah mengungkapkannya. Elvan dulu adalah tetangga Selina, sama-sama orang miskin, namun keluarga Elvan pindah setelah Elvan lulus SMA. Orang tua Elvan mendapat pekerjaan yang bagus, Elvan bisa kuliah sampai bekerja, bahkan sekarang memegang jabatan penting di Putra Perkasa. Untuk sesaat, Elvan dan Selina masih saling menatap sambil mengobrol santai seolah hanya mereka di sana. Bahkan Selina melupakan sejenak bahwa Dhexel, Marlo, bahkan Madam Poni masih ada di sana. Dhexel sendiri sudah memicingkan ma
Baca selengkapnya

Hal Tidak Penting Yang Mengusiknya

"Kau benar-benar Kak Elvan? Dulu Selina sangat menyukaimu!" celetuk Bora saat Selina mengajak Elvan menyapa Bora. Bora sendiri sudah menjadi teman Selina sejak lama dan Bora sering main ke rumah Selina dulu, karena itu, Bora juga mengenal Elvan. Selina yang mendengar celetukan Bora pun langsung panik dan menutup mulut Bora dengan tangannya. "Jangan dengarkan Bora, Kak!" seru Selina salah tingkah. Bora sendiri langsung menutup mulutnya rapat-rapat karena ia keceplosan, tapi Elvan malah langsung tersenyum mendengarnya. "Hmm, aku tidak mendengar apapun, Selina!" sahut Elvan sambil terus tersenyum. Selina yang tersipu pun hanya bisa menggigit bibir bawahnya sambil mengulum senyumnya malu. Namun mereka bertatapan di sana dan saling melempar senyumnya. Cukup lama Elvan duduk bersama Bora dan Selina sambil mengobrol, bercerita tentang masa lalu mereka, dan tertawa bersama layaknya teman lama. Madam Poni yang berulang kali mengintip pun tidak berani mengganggunya namun saat Madam Poni
Baca selengkapnya

Modus Yang Berhasil

"Tante tidak menyangka bisa bertemu denganmu lagi, Elvan." Aula begitu senang saat melihat Elvan datang ke rumahnya, mantan tetangga yang sudah lama tidak pernah ia lihat lagi. Namun sekarang Elvan sudah berubah menjadi pria yang matang dan dewasa. "Aku juga, Tante! Tapi syukurlah semuanya sehat. Aku juga senang sekali melihat Juna yang sudah sebesar ini." "Ah, maaf aku tidak mengingatmu, Kak Elvan," sahut Juna sopan. "Tentu saja, kau masih kecil waktu itu." Juna hanya tersenyum sedangkan Aula kembali bicara. "Tante titip Selina ya, jangan terlalu keras padanya." "Tidak akan, Tante! Selina adalah wanita yang sangat pintar," puji Elvan. Dan Selina pun hanya bisa terus mengulum senyumnya. Selina memang sudah berpesan pada Elvan agar tidak memberitahu keluarganya kalau awalnya Selina hanya seorang cleaning service. Selina tidak mau membuat keluarganya sedih, dan Elvan pun menyanggupinya. Mereka pun mengobrol dengan hangat dan Selina berakhir dengan tidak bisa tidur malam itu ka
Baca selengkapnya

Terjebak Berdua

"Maafkan aku yang kemarin tidak bisa mengajarimu lagi, Selina!" "Aku yang seharusnya minta maaf, Kak. Kemarin aku lama di ruangan CEO." "Tidak, itu bukan salahmu, itu bagian dari pekerjaan kita." Elvan dan Selina bertemu pagi itu dan mereka pun tersenyum bersamaan saat mereka saling meminta maaf. "Hmm, tapi baiklah, hari ini aku agak sibuk, tapi kalau kau mau belajar, aku bisa membantumu sebentar sebelum jam makan siang," kata Elvan lagi. "Hmm, asal tidak merepotkan, Kak." "Sama sekali tidak repot, Selina. Aku..." Belum sempat Elvan menyelesaikan ucapannya, ponsel Selina sudah berbunyi lagi. "Maaf, ini Bora lagi, Kak." "Angkat saja!" Selina tersenyum sebelum mengangkat teleponnya dan Selina langsung mendengus kesal mendengar lagi-lagi Dhexel memanggilnya. "Ya ampun, apa lagi yang dia inginkan sepagi ini?" "Entahlah, Selina! Tapi Pak Marlo menunggu di depanku lagi, jadi cepatlah!" Selina menggeram kesal sebelum ia menutup teleponnya, tapi Selina kembali tersenyum saat mena
Baca selengkapnya

Pertolongan Di Saat Yang Tepat

Debar jantung Dhexel dan Selina masih sama-sama memburu saat mereka saling berpelukan dan bertatapan.Sungguh dari jarak sedekat ini, Dhexel terlihat begitu tampan, wajahnya begitu terawat dengan garis-garis yang begitu sempurna. Samar-samar aroma parfum maskulin pun menggelitik hidung Selina dan entah mengapa rasanya hangat sekali saat tubuhnya menempel di pelukan pria itu. Hal yang sama dirasakan oleh Dhexel yang mendadak berdebar untuk sang penipu itu. Wajah Selina terlalu cantik dan terawat untuk ukuran wanita yang terbiasa di jalan. Make up tipis yang dipakai wanita itu sama sekali tidak berlebihan dan membuat Selina terlihat luar biasa cantik, bahkan dengan kedua mata yang saat ini membelalak pun, Selina masih tetap cantik. Apalagi bibir merona yang sudah pernah Dhexel rasakan sebelumnya, begitu manis dan lembut sampai Dhexel tidak bisa mengalihkan tatapannya dari bibir kissable itu. Cukup lama mereka tetap diam di posisinya seolah mereka lupa kalau saat ini mereka sedang t
Baca selengkapnya

Berhutang Padanya

Itu Dhexel ....Sungguh Selina tidak bisa mempercayai penglihatannya saat ini. Bagaimana bisa Dhexel mendadak muncul di depan rumahnya dan menolongnya seperti ini. Selina sampai mengerjapkan matanya dan hanya bisa menatap Dhexel di sana dengan penuh tanya. Begitu juga dengan Bora, Aula, dan Juna yang sama kagetnya. Dhexel sendiri tadinya sudah menyetir ke arah rumah Selina saat Dhexel melihat keributan di sana. Dhexel yang awalnya hanya ingin melihat wanita itu pun tidak tahan dan langsung keluar dari mobilnya. "Jangan berani menyentuhnya, pria brengsek!" geram Dhexel sambil menghempaskan tangan pria itu dengan kasar. Selina sudah membelakak dan menegang melihatnya. "Siapa kau? Berani sekali kau ikut campur dalam urusan kami!" sahut salah satu anak buah. "Tidak penting siapa aku, tapi aku tidak mau ada kekerasan pada wanita dan anak-anak, jadi segeralah pergi dari sini!" usir Dhexel. Para pria itu pun tertawa mendengarnya. "Tunggu tunggu, wajahmu sangat familiar, tapi saya
Baca selengkapnya

Mendadak Tersipu Sendiri

"Ingatlah, kau berhutang padaku!" Pesan Dhexel terus terngiang di kepala Selina saat Selina sudah berbaring di ranjangnya malam itu. Selina pun makin bergidik membayangkan apa yang akan pria itu lakukan padanya karena Selina tahu Dhexel membencinya."Ah, mengapa harus ada momen yang membuat aku berhutang padanya, padahal aku tidak pernah meminta bantuannya untuk membayar hutang!" desah Selina frustasi. Di saat yang sama, Dhexel sendiri juga sedang memikirkan Selina, namun sama sekali tidak seburuk yang Selina pikir. Sejak Dhexel terpesona pada kecantikan wanita itu, Dhexel sudah merasa ada yang aneh dengan dirinya, apalagi sejak mereka berpelukan di dalam lift tadi. Rasanya seolah magnet Selina terus menarik Dhexel, panah cupid juga secara mengejutkan tertancap di hati Dhexel, dan bahasa singkatnya, Dhexel merasa seperti kena pelet. Bahkan Dhexel menyetir ke rumah wanita itu tadi, membantu wanita itu tanpa diminta, dan ingin bertemu lagi setelah mereka berpisah. "Ck, ada yang t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status