Semua Bab Penipu Cantik dan Hot CEO: Bab 21 - Bab 30

52 Bab

Wis Me Luck, Sayang!

"Sampai kapan kau akan memandangi sushinya, Bos? Makan saja! Apa aku perlu meminta office girl menghangatkannya?" Marlo terus melirik kotak sushi Dhexel yang entah sudah berapa lama dipandangi oleh Dhexel. "Sushi ini bukan untuk dimakan, Marlo." "Lalu untuk apa? Kalau tidak dimakan, lama-lama sushinya akan rusak." "Ck, kau itu cerewet sekali, Marlo! Aku tidak akan memakan sushi ini, tapi aku lapar sekali dan aku tidak sempat keluar makan siang jadi cepat belikan aku makan!""Tapi sushinya ...." "Tidak akan dimakan, Marlo! Sudah cepat pergi sana!" gertak Dhexel kesal. Marlo yang mendengarnya pun tidak berani menyahut lagi dan ia pun langsung pergi untuk membelikan Dhexel makanan, sementara Dhexel sendiri hanya terus tersenyum menatap sushi yang disusun dengan begitu cantik itu. Di sisi lain, Selina dan Bora masih melangkah ke arah kantin siang itu untuk makan siang. Mereka pun melewati lobby untuk menuju ke kantin dan mereka bertemu dengan Marlo di sana. "Eh, Marlo!" panggil S
Baca selengkapnya

Wanita Yang Terobsesi Padanya

Seorang wanita cantik menatap ponselnya begitu lama setelah ia mengirim pesan pada pujaan hatinya, namun sayangnya, pesan itu tidak kunjung dibalas. Wanita itu pun masih menunggu sambil menatap ponselnya saat terdengar suara menyapanya. "Bonjour!"Wanita cantik bernama Heidy itu pun tersenyum pada Odette, teman yang menyapanya, lalu ia langsung menyimpan ponselnya ke dalam tasnya. Di tengah keindahan Kota Paris hari itu, Heidy dan teman-temannya sedang sibuk dengan persiapan pertunjukkan tari balet yang akan digelar malam ini. Merupakan hal biasa bagi Heidy menari di panggung-panggung Internasional yang membuatnya harus bolak-balik ke luar negeri."Bagaimana? Apa kau sudah siap, Heidy?" "Hmm, tentu saja!"Heidy tersenyum, tapi jelas terlihat ada beban pikiran di sana sampai Odette pun mengernyit melihatnya. "Mengapa kau terlihat tidak bersemangat, hmm? Bukankah malam ini kau adalah angsa putih? Kau spotlight utama malam ini. Bersemangatlah! Tunjukkan yang terbaik!" cetus Odette
Baca selengkapnya

Melihatnya Dipeluk Wanita Lain

"Jadi dia mengajakmu makan bersama? Oh, bukankah ini sudah terlihat jelas, Selina? Pak Dhexel pasti menyukaimu!" Bora terus terkikik saat Selina menceritakan apa yang dilakukan Dhexel tadi, sedangkan Selina hanya berdecak kesal. "Ck, sudah kubilang jangan terlalu halu kan? Kisah seperti itu hanya ada dalam drama, Bora!" "Hei, memang terkesan seperti dalam drama, tapi bukankah tidak ada yang tidak mungkin, hmm? Terkadang drama juga dibuat karena di dunia nyata kejadiannya benar-benar ada."Bora kembali terkikik menggoda Selina namun Selina langsung mengibaskan tangannya. "Ah, sudahlah, makin lama ucapanmu makin ngawur! Bekerja saja! Eh, tapi aku harus menyerahkan ini pada Kak Elvan, aku pergi dulu ya!" Selina langsung tersenyum tersipu sebelum ia segera melesat ke ruang kerja Elvan. Bora yang melihatnya pun mendadak berpikir serius. "Pak Dhexel atau Kak Elvan? CEO atau GM? Ah, sungguh kalau aku disuruh memilih, aku juga pasti bingung. Tapi bukankah tidak ada orang bodoh yang akan
Baca selengkapnya

Rasa Aneh Di Hatinya

Dhexel dan Marlo baru saja keluar dari lift saat tatapan Dhexel langsung menangkap Selina di sana yang sedang berjalan bersama Bora. Beberapa hari ini Dhexel terus meminta Selina menemaninya makan di kantor, tapi siang ini tidak karena Dhexel sangat sibuk sejak pagi. Dan rasanya menatap Selina di sana seolah menjadi angin segar untuk Dhexel. Dhexel pun masih menatap Selina di sana sampai seorang wanita tiba-tiba menghambur ke arahnya dan Dhexel begitu terkejut melihatnya. Belum sempat Dhexel berpikir lagi, namun wanita itu sudah langsung memeluknya dengan begitu erat. "Aku merindukanmu, Sayang!" Dhexel mematung dan ia sama sekali tidak membalas pelukan itu. Cukup lama Dhexel hanya mematung di sana sebelum akhirnya ia mengedipkan matanya dan jantungnya pun berdebar begitu hebat. Perlahan Dhexel mendorong lembut wanita itu. "H-Heidy, kau ...." "Surprise, Dhexel! Aku pulang bersama Darrel!" Heidy menoleh ke belakang dan terlihat Darrel yang baru saja masuk ke perusahaan sambil
Baca selengkapnya

Melihat Kemesraan Lagi

"Hmm, aku merindukan makanan Indonesia, ini enak sekali, Dhexel. Makanlah yang banyak, Sayang!" Heidy begitu bersemangat saat makan siang bersama Dhexel dan Darrel. Bahkan Heidy terus menyendokkan lauk untuk Dhexel walaupun Dhexel terus menolaknya. "Cukup, Heidy! Cukup! Aku sudah kenyang!" seru Dhexel. "Tapi kau terlihat makin kurus, Dhexel! Makanlah yang banyak ya!" Heidy terus tersenyum sumringah, tapi Dhexel sendiri makin merasa tidak nyaman, apalagi ada Darrel di sana. Tentu saja Darrel sendiri sudah biasa menahan perasaannya, namun Dhexel yang tidak bisa seperti ini pada adiknya itu. "Berikan saja pada Darrel, aku sudah kenyang, Heidy!" Heidy sempat melirik ke arah Darrel namun Darrel sendiri langsung menolaknya. "Aku juga sudah kenyang, Heidy! Aku makan banyak sekali siang ini," seru Darrel sambil langsung meneguk minumannya. Begitu juga dengan Dhexel yang buru-buru menyelesaikan makannya dan meneguk minumannya juga. "Ya ampun, kalian itu pria tapi kalian makan sedikit
Baca selengkapnya

Kekasih Pura-Pura

Dhexel dan Selina masih bertatapan di posisi mereka. Jantung keduanya berdebar begitu kencang namun Dhexel menunjukkan ekspresi yang begitu tenang. Berbeda dengan Selina yang sudah gelisah sendiri dan salah tingkah melihat Dhexel dan Heidy di sana. "Eh, Pak Dhexel!" sapa Bora duluan sambil melirik Selina. "Itu ... kami permisi dulu!" Kali ini Selina yang berbicara. Selina pun segera menarik Bora keluar dari sana, namun sebelum Selina bisa benar-benar pergi, Dhexel sudah menahannya. "Tunggu, Selina!" Sontak Selina menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Dhexel. "Aku ada perlu denganmu, ikut ke ruanganku sebentar!" "Eh, aku?" Selina membelalak kaget. "Ya, kau! Bora, tolong antar Nona Heidy ke mana saja yang dia mau karena aku tidak sempat menemaninya. Heidy, kau ditemani Bora dulu saja karena aku sangat sibuk!" "Apa? Tapi Dhexel ...."Heidy mencoba protes, namun Dhexel langsung melepaskan dirinya dari Heidy dan masuk ke dalam lift. Selina dan Bora masih tetap diam di tempa
Baca selengkapnya

Seperti Kencan Sungguhan

"Apa? Kekasih? Kau pasti sudah gila. Berakting sebagai kekasihmu? Bagaimana mungkin?" Selina memekik kaget mendengar ucapan Dhexel yang sangat tidak masuk akal. Namun reaksi Dhexel nampak biasa saja. "Apanya yang tidak mungkin? Tapi jangan halu dulu, bukan kekasih sungguhan, ini hanya akting saja untuk membuat Heidy menjauh dariku." Selina sampai mengernyit tidak mengerti. "Apa? Kau mau membuat Nona Heidy menjauh darimu? Tapi mengapa?" "Kau terlalu banyak tanya, Selina! Aku sudah bilang kalau aku tidak menyukai Heidy kan? Sudah lama dia mengejarku, aku juga sudah berkali-kali menolaknya, tapi dia tetap mengejarku, jadi kupikir dengan adanya kekasih di sampingku, dia akan berhenti melakukannya." "Tapi apakah itu masuk akal? Maksudku ... Nona Heidy itu sangat cantik dan sempurna jadi tidak mungkin kau menolaknya tapi kau bersamaku, itu sulit dipercaya." Dhexel menghembuskan napas panjangnya. "Kau itu terlalu banyak bertanya dan overthinking, Selina! Aku hanya memintamu beraktin
Baca selengkapnya

Dia Adalah Kekasihku

"Ya ampun, kau baik sekali, Pak Dhexel!" Aula menatap Dhexel dengan begitu sungkan saat Dhexel menemani Selina pulang ke rumah dan memberikan makan siang untuk Aula dan Juna. "Iya, Pak, kami sangat berterima kasih," timpal Juna sopan. "Tidak usah sungkan, tapi bagaimana kondisimu, Bu Aula?" "Kondisiku baik-baik saja. Terima kasih!" "Kapan kau harus periksa ke dokter lagi? Kalau kau butuh Selina menemanimu, katakan saja, aku pasti akan memberi ijin." "Astaga, kau baik sekali, Pak Dhexel, Selina beruntung sekali mendapatkan bos sepertimu." Aula melirik Selina dan Selina hanya bisa mengulum senyumnya. "Oh ya, Bu Aula, aku juga berterima kasih untuk sushinya, aku suka sekali!" "Benarkah itu? Syukurlah kalau kau menyukainya, Pak Dhexel, tapi kalau kau menginginkannya lagi, katakan saja, aku akan membuatkannya lagi untukmu.""Tidak perlu repot-repot, Bu! Terima kasih!" Lagi-lagi Dhexel dan Aula mengobrol dengan begitu akrab sampai Selina makin mengagumi Dhexel yang entah mengapa ma
Baca selengkapnya

Hinaan Tersirat

Heidy masih mematung menatap sosok yang diakui Dhexel sebagai kekasih, sosok wanita yang sama sekali tidak cantik dan tidak ada nilai plusnya. Begitu juga dengan Selina yang masih belum tahu apa yang terjadi, tapi Selina cukup kaget melihat Heidy di sana sampai Selina juga hanya bisa berdiri mematung di tempatnya. "Ini ... kekasih? Kau tidak salah kan, Dhexel?" seru Heidy akhirnya. "Apanya yang salah, Heidy? Selina adalah kekasihku. Dia bekerja sebagai karyawan di sini dan belum lama ini aku menjalin hubungan dengannya." Dengan langkah santai, Dhexel mendekati Selina lalu seenaknya saja memeluk pinggang Selina dari samping. Selina masih tetap diam saat tubuhnya sudah menempel dengan tubuh Dhexel, tapi Heidy yang melihatnya langsung membelalak tidak terima. "Tidak! Tidak! Pasti ada kesalahan di sini, Dhexel!" Heidy yang tadinya masih tersenyum dan masih sabar nampak langsung mengeluarkan taringnya. Suara Heidy mulai kasar dan sorot matanya sedikit berubah. "Tidak ada yang sala
Baca selengkapnya

Mulai Menghasut

Selina masih terdiam di tempatnya saat berhadapan dengan Heidy. Selina pun berusaha tidak menanggapi Heidy, bukan karena Selina takut, hanya saja Selina tidak mau membuat keributan. "Maaf, Nona Heidy, seperti kata Pak Dhexel, pantas atau tidaknya itu tergantung orang yang menjalaninya, jadi aku tetap menghargai pendapatmu tentang aku, tapi kalau tidak ada hal lain yang kau butuhkan, aku permisi dulu!" Dengan cepat Selina membalikkan tubuhnya, tapi Heidy terlihat masih belum puas melampiaskan rasa cemburunya. "Aku belum selesai bicara!" seru Heidy yang membuat Selina pun kembali menghentikan langkahnya dan menoleh menatap Heidy. "Ada lagi, Nona Heidy?" "Kalau kau bersama Dhexel hanya karena uang, aku bisa memberimu uang, tapi tinggalkan Dhexel karena kalian benar-benar tidak pantas!" Selina menahan napasnya sejenak dan mati-matian ia menahan dirinya. Selina sama sekali bukan wanita yang sabar dan Selina tidak pernah takut bahkan kalau harus berkelahi, tapi saat ini ia adalah seor
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status