*Happy Reading*Selepas kepergian Dokter Karina dan Mira. Aku hanya bisa menunggu sendirian di ruangan rawatku. Aku berharap Alan segera datang, agar bisa mengadu tentang kondisi Irfan. Sayangnya, sampai malam tiba pun, Alan tak kunjung datang. Membuat aku merasa kesepian sekali. Ke mana sih, pria itu? Kenapa tidak ada kabar?Padahal, dia ijinnya cuma beliin aku ponsel baru saja sebentar. Tapi, kok sudah malam begini gak datang juga. Dia beliin hpnya di mana? Langsung ke pabriknya? Atau, sekalian nyari bahan mentahnya dan ikut belajar merangkai benda pintar itu?Ah, kesel banget aku jadinya. Bahkan, Putra yang biasa bertukar kabar sehari puluhan kali pun tidak tahu. Saking tidak percayanya, aku cek sendiri ponsel Putra, dan mencoba menghubungi Alan. Akan tetapi, tidak diangkat. Aku mengirim chat pun, jangankan di balas, dibaca saja tidak. Aneh banget gak, sih? Aku jadi merasa dibuang. Padahal, dia tahu aku besok akan berang
Baca selengkapnya