Rosie tahu siapa di balik semua ini, tidak lain adalah Ethan, adiknya yang pengangguran itu. Jadi, saat jam pulang, Rosie yang pertama keluar ruangan, dia buru-buru pulang ke rumah. “Selamat pulang, Kak Ros!” sapa Ethan tanpa menoleh ke arah kakaknya dan asik bermain game pada smartphonenya. Rosie merebut ponsel dari tangan Ethan. “Kak, apaan sih?” Ethan kesal karena sedikit lagi dia hampir menang dalam game perang itu. “Balikin!” Ethan mencoba merebut ponsel dari tangan Rosie, tapi Rosie mengangkatnya tinggi-tinggi. “Kamu kan yang melakukannya?” tanya Rosie. “Apaan?” “Survey!” “Survey ap-,” Ethan melengos seraya mengembukan napas. “Ah, survey itu. Kenapa memangnya?” Ethan memiringkan kepala memandang wajah Rosie yang ditekuk seakan tidak senang. Namun, beberapa detik kemudian, bulan sabit terbentuk di bibir Rosie. “Kerja bagus!” Rosie mengembalikan smartphone Ethan seraya mengacak-acak rambut adiknya itu. “Bisa senyum juga?” ledek Ethan. Seketika, ekspresi Rosie k
Read more