Home / Pernikahan / Suami Kontrak / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Suami Kontrak: Chapter 111 - Chapter 120

146 Chapters

Seorang Pria Harus Tegar

Semalam-malaman Edward mengajak Inez bercinta hingga hampir pagi. Hingga ketika terakhir kalinya, Inez benar-benar kesal dan tubuhnya tak berdaya."Mas Edward, beli sex toy saja. Inez nggak sanggup kalau harus melayani Mas semalaman seperti ini," ujar Inez dengan lemas terbaring di bawah tubuh Edward yang menindihnya.Edward tergelak mendengar ucapan Inez. Dia mendengkus lalu berkata, "Aduh ngambek deh jadinya. Ululu ... Sayangnya Mas. Itu tadi yang terakhir kok. Yuk Mas gendong ke kamar mandi, pasti kamu capek."Diapun menggendong tubuh Inez hingga sampai ke kamar mandi lalu mendudukkannya di kloset. Dengan telaten Edward membersihkan bagian intim milik Inez dengan sprayer. Kemudian dia mengecup bibir Inez dengan lembut sekali. "Sudah bersih, Sayang. Ayo kita tidur. Maafin Mas yang terlalu heboh malam ini ya?" ujar Edward berlutut di hadapan Inez yang duduk di kloset.Inez menganggukkan kepalanya. "Jangan diulangi, Mas. Kita ini manusia buka
Read more

Keterkejutan Clara

Manager yang ditugaskan untuk mengkoordinasi agenda kerja Mario adalah seorang pemuda berusia 25 tahun blasteran Indonesia-Inggris, namanya Jonas Flyn Santoso.  Mamanya berkebangsaan Inggris dan papanya orang asli Indonesia. Saat ini dia berkebangsaan Inggris mengikuti mamanya dan sudah 15 tahun terakhir menetap di London.Jonas lulus cum laude dari studi master bidang Hubungan Internasional. Organisasi Mister International telah 2 tahun ini mempekerjakannya sebagai asisten sekaligus manager juara 1 ajang tersebut. Pemenang Mister International tahun sebelumnya berasal dari Singapura, George Damian Kim, profesinya selebriti fitness juga seperti Mario di negara asalnya. Jonas juga yang mengurusi pria itu semasa setahun penuh mengemban tugas dari organisasi Mister International."Mas Mario, maaf bila mengganggu istirahatmu. Aku hanya ingin mendiskusikan beberapa tawaran pekerjaan dan konferensi pers yang harus dijalani dalam waktu dekat, apa boleh?" ujar Jonas denga
Read more

Welcome to Amsterdam

Kereta api Eurostar yang dinaiki oleh Edward dan Inez telah sampai di Stasiun Kota Amsterdam. "Mas, kenapa pilih ke Amsterdam sih?" tanya Inez ketika dia turun dari kereta api digandeng tangannya oleh Edward.Edward menatap mata Inez yang berwarna coklat tua itu lalu mengecup bibir Inez dengan lembut dan dalam. "Kota ini cocok untuk penyuka seni klasik seperti kamu dan aku. Dan hotel tempat kita menginap juga sangat romantis, Sayangku," jawab Edward.Alis Inez berkerut, dia heran bagaimana Edward bisa tahu kalau dia penyuka seni, bahkan Mario saja tidak mengetahui hal itu. "Kok Mas Edward tahu sih kalau Inez suka seni klasik?" tanyanya.Mereka masuk ke mobil yang menjemput mereka berdua di depan stasiun kota Amsterdam, sebuah mobil sedan Lexus hitam mengkilap. Edward memberi instruksi agar sopir mengantar mereka ke House of Rembrandt. Dia tersenyum misterius melirik ke wajah Inez. "Aku pemujamu, Inez Sayang. Tentu saja aku
Read more

Kembalikan Aku ke Mas Mario!

Bibir Edward mengecup ceruk leher Inez dari belakang. Dia berbisik, "Jawab pertanyaanku, Sayang ... aku tidak akan marah kalaupun jawabannya tidak.""Tidak. Itu jawabanku, Mas," sahut Inez datar.Edward pun terkekeh. Cintanya ditolak, permintaannya memiliki anak juga ditolak, sedih amat, batinnya."Nez ... Nez ... kamu senang sekali membuat aku kecewa. Padahal tidak ada satupun orang yang berani menolak setiap permintaanku selama aku hidup hingga sekarang. Ini minta diapain ya enaknya? Istri yang pembangkang seperti kamu, hehh?!" ujar Edward setengah mengancam dengan nada santai.Inez menyeringai menghadap ke arah Edward. "Jangan dong, Mas. Maafin Inez aja ya?" jawabnya polos."Nggak bisa begitu dong! Kamu ngeselin, tahu nggak, Nez?!" omel Edward.Inez pun menggigit bibir bawahnya dengan cemas. "Mas, kalau mau buang Inez ke sungai juga nggak papa. Inez ikhlas ...," balas Inez."Tsskk ... enak aja dibuang ke sungai. Bikin aku tambah me
Read more

Suatu Pagi di Amsterdam

Selepas tengah malam saat Inez tertidur lelap di atas ranjang, Edward berjalan keluar kamar untuk merokok di balkon kamar hotel. Dia selalu merokok ketika pikirannya sedang kacau. Apa yang terjadi sore ini memaksanya bertindak kasar pada Inez secara seksual. Dan dia sangat menyesalinya.Bibirnya mengepulkan asap putih itu ke udara sembari duduk bertumpang tali di sofa balkon depan kamar Wellness Suite itu. Cuaca di Amsterdam malam itu bisa dibilang menyenangkan, tidak bersalju ataupun berkabut seperti di London. Dari tempat dia duduk dapat terlihat sungai yang mengalir di seberang jalan. Kota-kota di Belanda memang posisinya lebih rendah dari perairannya sehingga membuat arsitektur bangunannya unik dikelilingi bendungan air.Edward merancang tentang rencana perjalanan keliling Eropa bersama Inez. Dia sudah mempelajari catatan di wall Friendster Inez yang berhasil dia gali datanya dengan kemampuan hacker yang dia miliki. Mungkin Inez pun mulai curiga, tapi
Read more

Titik Terang Perceraian Mario-Inez

Setelah kedatangan Pak Rudi Antareja, Clara mengajak Max untuk keluar dari ruang kerja mamanya itu. Dia tidak ingin mengganggu Mario untuk berbicara dengan notaris itu."Silakan duduk, Pak Rudi," ujar Mario mempersilakan notaris itu duduk di seberang meja kerja Inez."Boleh saya tahu keperluan pertemuan ini apa ya, Mas Mario?" tanya Pak Rudi penasaran karena kliennya biasanya adalah Inez.Mario menghela napas lalu mulai berbicara, "Jadi Pak Rudi, saya ingin bertanya isi file perjanjian pernikahan kontrak saya dengan Inez kenapa bisa bocor keluar ya? Hal itu membuat saya berada dalam bahaya berkali-kali. Bahkan, kemarin saat di London, seseorang memaksa saya menceraikan Inez karena mengetahui perjanjian kawin kontrak itu."Pria itu pun terkejut mendengar perkataan Mario. Dia pun berpikir sejenak. Bukan dia yang membocorkan file rahasia tersebut. Berarti Bintoro, sekretarisnya yang menjadi tersangka. Hanya dia dan sekretarisnya yang mengetahui mengenai perj
Read more

Dunia Baru Mario

Hari berikutnya, pagi-pagi benar Jonas sudah mengunjungi Mario di kediamannya. Dia tidak tahu bahwa itu rumah Inez, tetapi Jonas memilih untuk tidak banyak bertanya mengenai hal itu."Selamat pagi, Mas Ganteng. Sudah siap berangkat 'kan? Jadwal hari ini padat merayap sampai malam, kuharap kamu siap menjalani dunia barumu, oke?" ujar Jonas menyambut Mario yang sudah dalam penampilan setelan jas hitam dengan kemeja hitam juga. "Pagi, Jonas. Aku siap, ayo berangkat. Kau tahu 'kan kalau jalanan Jakarta selalu macet," balas Mario sembari berjalan ke arah teras bersama Jonas dimana sebuah mobil Alphard hitam menunggunya.Para bodyguard bertugas melayani dan mengawalnya dengan sikap siaga. Mario tersenyum tipis pada kepala bodyguard yang membukakan pintu mobil Alphard itu untuknya lalu naik ke mobil.Sepanjang perjalanan Mario banyak mendiskusikan jadwalnya bersama Jonas, termasuk rencana tanding MMA yang ingin dia ikuti."Jonas, aku ingin bertanya
Read more

Selebriti Terkenal yang Naik Daun

Acara talkshow eksklusif yang dipandu oleh Alvin Bernardi dan Verlita Velope dengan bintang tamu Mario Chandra, pemenang Mister International tahun ini mendapat antusiasme pemirsa  televisi. Banyak komentar positif bernada kekaguman akan sosok Mario yang dikirim melalui live chat program TV itu yang ditampilkan di running text bagian bawah layar televisi.Sebagian besar kaum Hawa mengatakan bahwa Mario sosok pria idaman yang tampan, gagah, ucapannya begitu halus dan simpatik. Sepertinya Mario akan menjadi idola baru di Indonesia.Seusai acara talkshow itu, Jonas segera mengajak Mario meninggalkan studio TV 1 menuju ke Kantor Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Mereka harus menemui bapak menteri untuk membincangkan mengenai pesan dari pemerintah Indonesia kepada organisasi internasional itu. Biasanya akan ada privillege sebagai negara asal pemenang Mister International dari aspek promosi pariwisata dan  kebudayaan asli Indonesia ke luar neg
Read more

Pertunjukan Balet di Stopera

Petang itu di Amsterdam, Edward mengajak Inez untuk makan malam lebih awal karena mereka akan menghadiri pertunjukan balet Belanda.Penampilan Inez begitu cantik dalam balutan gaun satin warna merah dengan model off shoulder sepanjang mata kaki dengan belahan kanan setinggi setengah paha."Kamu cantik sekali, Inez Sayang," puji Edward sembari membelai pipi Inez. Wanita itu membalas pujian itu dengan senyuman tipis di wajah cantiknya.Mereka berada di dalam mobil sedan Lexus hitam yang menuju ke Stopera di sungai Amstel. Semenjak perjalanan di Eropa, tubuh Inez semakin kurus. Dia hanya makan untuk hidup, sementara gairah kehidupannya menguap perlahan. Terkadang Edward sampai harus memaksa Inez makan dengan menyuapinya karena kuatir dengan porsi makan Inez yang terlalu sedikit.Permintaan Inez untuk menelepon Clara masih belum mendapat lampu hijau dari Edward. Pria itu mengatakan akan mengizinkan Inez menghubungi Clara setelah mereka sampai di Wina, Austria
Read more

Sebuah Senja di Venesia

Seusai sarapan pagi berdua di restoran hotel Inntel Amsterdam Landmark. Edward pun mengajak Inez berangkat ke stasiun kereta untuk naik kereta api Eurostar lagi menuju ke Venesia. Dia ingin mengajak Inez berkeliling kota terapung itu kemudian naik gondola melalui kanal-kanal yang romantis di Venesia.John, pengawal Edward naik mobil Lexus melalui jalur darat bersama sopir menuju ke Verona.  Edward tidak menginap di Venesia, dia memutuskan untuk mampir saja di sana lalu melanjutkan perjalanan ke Verona dengan kereta cepat Freccia Argento nanti dari stasiun kereta Venesia.Pukul 10.30 waktu Italia, mereka berdua pun sampai di Venesia. Edward mengajak Inez ke Pantai Lido yang menghadap ke Laut Adriatik. Ombaknya kecil karena pantainya dangkal, banyak turis yang berenang di tepi Laut Adriatik dan berjemur di sepanjang garis pantai itu. Mereka bergandengan tangan berjalan di sepanjang garis pantai di siang hari yang tidak terlalu terik."Aku jadi teringat ketika
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status