Home / Rumah Tangga / Aku Tak Rela Dimadu / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Aku Tak Rela Dimadu: Chapter 81 - Chapter 90

215 Chapters

Bab 81 - Malu Atau Bekerja?

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Melvin melangkahkan kaki dengan sangat pelan ke rumah orang tuanya. Ia tidak mau membangunkan semua orang yang ada di dalam rumah, terutama papanya yang masih dalam pemulihan.Melvin membuka pintu rumah sangat pelan agar suara pintu tidak membuat berisik."Mel …" panggil Nina yang sedang duduk di ruang tamu menunggu kedatangan Melvin pulang."Loh … mama belum tidur?" Melvin menutup pintu rumah dan menyalakan lampu di ruang tamu. Keadaan rumah sangat gelap, Melvin pikir semua orang sudah tidur seperti biasanya saat ia pulang."Mama menunggu kamu pulang kerja.""Ada apa, Ma? Apakah penting sekali?" tanya Melvin pelan. Sesungguhnya ia sangat lelah hari ini, terlalu banya
last updateLast Updated : 2022-03-05
Read more

Bab 82 - Uang oh Uang

Nina menimbang-nimbang keputusannya untuk bekerja atau tidak. Sebenarnya Nina mau bekerja, tapi tidak untuk menjadi kasir. Apa kata teman-temannya jika suatu saat mereka melihat Nina yang seperti sosialita bekerja sebagai kasir. Hatinya tidak menyetujui pekerjaan itu, tapi kebutuhannya sudah mendesak. Lagipula sampai saat ini belum ada orang yang mau menerima Robert untuk bekerja. Selain itu, Virni, Mama dari Zee juga tidak mau memberikan uang sebanyak dua ratus juta yang waktu itu ia minta.Nina sadar ia keterlaluan untuk meminta uang kepada Virni, tapi ia juga membutuhkan uang itu untuk hidup, hidup seperti dulu seperti saat Zee masih menjadi menantunya.“Ma … Melvin mau jujur satu hal lagi kepada Mama.” Melvin mengatur nafasnya agar lebih tenang.“Apa itu, Mel?” Hati Nina menjadi ti
last updateLast Updated : 2022-03-05
Read more

Bab 83 - Jangan Meminta Uang Zee!

“Melvin cukup malu, Ma dengan Zee dan keluarganya jika kita harus meminta uang dari mereka,” tolak Melvin. Jika ia masih meminta uang dari Zee, artinya Zee akan semakin memandang rendah kepada dirinya dan menganggap Melvin tidak berguna sebagai pria karena hanya tahu meminta uang kepada Zee saja.“Tapi kebutuhan kita mendesak, Mel,” bujuk Nina. Ia sangat berharap Melvin menyetujuinya. Biarlah jika Melvin malu, ia sendiri yang akan memintanya kepada Zee.“Ma … biaya rawat inap di rumah sakit untuk papa saja kita masih meminta uang dari Zee. Mereka yang membantu kita melunasi semua biaya itu. Mama masih ingat kan?” tegas Melvin.“Mama ingat. Tentu mama ingat. Tapi kita …”“Sudah Ma, jangan minta uang lagi
last updateLast Updated : 2022-03-06
Read more

Bab 84 - Kamu yang Mandul atau Dia?

“Cara apa, Ma?” Melvin mulai tertarik dengan pembicaraannya dengan Nina. Rasa lelahnya tiba-tiba hilang jika membicarakan cara untuk mendapatkan Zee kembali.“Tidur dengan Zee lagi!” ucap Nina penuh percaya diri.“Ah … cara itu. Misya pernah memberitahukannya kepada Melvin dulu.” Melvin menjadi tidak tertarik dengan obrolannya. Cara itu adalah cara terakhir yang akan Melvin tempuh  jika sudah terpaksa dan tidak ada jalan lain untuk mendapatkan Zee.“Loh, koq bisa Misya memberikanmu ide seperti itu?” tanya Nina bingung, “Apakah Misya mau kamu rujuk lagi dengan Zee?Melvin hanya mengangguk saja.“Aneh …”
last updateLast Updated : 2022-03-06
Read more

Bab 85 - Air Mata Buaya Nina

Zee sudah bersiap untuk pergi ke kantor, hari ini ia mengenakan kemeja hitam dan rok putih selutut. Rambutnya sudah di gerai dan diberikan bando manik-manik berwarna putih yang membuat rambut hitam Zee semakin bersinar. Make up yang digunakan hanya standar saja karena pada dasarnya Zee sudah cantik alami tanpa make up."Zee … ada tamu di bawah," teriak Zidan dari lantai satu."Siapa kak?" "Tante Nina.""Hah … buat apa mama Nina datang ke rumah? Apa ada masalah dengan papa Robert?" Pikir Zee di dalam hati. Jarang sekali Nina datang ke rumah Zee."Iya, sebentar Zee turun," balas Zee.Ia segera merapikan dandanannya dan membuka pintu kamarnya. Sekarang sudah pukul
last updateLast Updated : 2022-03-07
Read more

Bab 86 - Menjilat Ludah Sendiri

Zee hanya bisa tersenyum saja mendengar perkataan Nina. Tepat perkiraan Zee, Nina memiliki maksud lain di kedatangannya kali ini.“Zee memang sudah memaafkan semua perbuatan Kak Melvin, tapi maaf, Zee tidak bisa menghentikan perceraian ini, Ma.”“Kenapa, Sayang?” Nina sedikit kecewa dengan Zee yang tetap teguh dengan pendiriannya.“Mungkin Misya itu memang suatu pertanda untuk Zee mengakhiri hubungan dengan Kak Melvin.”“Tapi Melvin sangat mencintai kamu Zee … dia setiap hari memikirkan kamu hingga tubuhnya semakin kurus dan tidak terawat,” ucap Nina bertambah sedih. Ia berusaha meyakini Zee masih ada cinta untuk Melvin.“Zee kan mandul, Ma. Zee tidak bisa memberika
last updateLast Updated : 2022-03-07
Read more

Bab 87 - Adu Bohong

“Ada apa, Ma?” “Be-begini, sebenarnya Mama agak malu mengatakan ini, tapi Mama sedang dalam kesulitan,” ucap Nina terbata-bata.“Apa yang bisa Zee bantu, Ma?” tanya Zee pura-pura bodoh. Ia tahu Nina pasti datang ke rumahnya sepagi ini untuk meminta uang.“Begini … Adik-adik Melvin belum membayar uang sekolah, dan Robert juga belum beli obat lagi, dan …” Nina sudah menghilangkan rasa malunya untuk meminta uang kepada Zee. Ia kepepet dan tidak ada jalan lain selain Zee untuk memberikannya uang cepat saat ini.“Tante butuh berapa? Jangan meminta kepada Zee karena Zee tidak bekerja. Jadi dia tidak memiliki uang,” potong Zidan dengan nada ketus.&ldquo
last updateLast Updated : 2022-03-07
Read more

Bab 88 - Gagal Total

“Bekerjalah, Tante. Minta Melvin bekerja lebih keras untuk menghidupi kebutuhan keluarga kalian,” balas Zidan kesal. Ia merasa seperti berbicara dengan orang yang bebal dan mata duitan.“Melvin sudah bekerja, Zidan. Ia sudah bekerja di dua tempat, bahkan setiap hari ia akan berangkat pukul enam pagi dan pulang jam dua belas malam. Tapi tetap saja gajinya kecil dan tidak mampu untuk membiayai adik-adiknya sekolah,” jelas Nina lagi. Ia ingin memberitahu kepada Zidan bahwa anaknya sudah bekerja keras, tapi hasilnya masih sangat sedikit.Zee sudah tidak tenang dengan perdebatan antara Nina dan Zidan. Waktu terus berputar. Sudah terlalu lama mereka berdebat dan hasilnya, Zee bisa terlambat pergi ke kantor.“Ma, Kak … bisakah kita lanjutkan perdebatan ini nanti? Zee harus melakukan int
last updateLast Updated : 2022-03-08
Read more

Bab 89 - Lepas dari Mulut Harimau, Masuk Kedalam Mulut Buaya

Zee menoleh ke arah orang yang memanggilnya, ternyata suara itu berasal dari Anita, Mama dari Theo.“Selamat pagi, Tante,” sapa Zee sopan sambil tersenyum ke arah Anita.“Koq TANTE? MAMA!” ucap Anita sambil berjalan mendekati Zee. Ia sangat senang bisa kebetulan bertemu Zee saat ini. Banyak yang ingin ia bicarakan dengan Zee mengenai hubungannya dengan Theo, walaupun ia pernah berjanji kepada Theo bahwa ia tidak akan mencampuri urusan percintaan Theo dengan Zee, tapi jiwa kepo Anita terus bergejolak meminta jawaban.“Eh iya, Ma.”“Kamu ada waktu luang, Zee?” Anita sudah merangkul tangan Zee.“Aku mau bekerja dulu, Ma.” Zee tersenyum kaku.
last updateLast Updated : 2022-03-08
Read more

Bab 90 - Publikasi Hubungan Dong!

“Mama ada dimana?” tanya Theo di sambungan telepon itu. Ia merasa gusar setelah mendapatkan pesan dari Zee, sesaat setelah ia menginjakkan kakinya di lobi kantor. Theo cukup kesal dengan Anita karena tindakan yang dilakukan oleh mama kesayangannya adalah hal yang semena-mena. Tentu saja selain hal itu, Theo cukup takut karena Zee sekarang bersama dengan orang yang paling berbahaya, apalagi jika Zee berkata jujur kepada mama tercintanya. Bisa runyam semua masalah percintaan Theo jika Anita bisa membongkar semua kebohongan Theo. “Mama sedang pergi jalan-jalan. Kenapa?”  “Apa Mama sedang bersama Zee sekarang?” Theo mencoba mengkonfirmasi. “Tidak …” jawab Anita berbohong. Anita tersenyum jahil ke arah Zee. Ia sangat senang bercanda dan mempermainkan Theo, anak kesayangannya.
last updateLast Updated : 2022-03-09
Read more
PREV
1
...
7891011
...
22
DMCA.com Protection Status