Home / Rumah Tangga / Aku Tak Rela Dimadu / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Aku Tak Rela Dimadu: Chapter 181 - Chapter 190

215 Chapters

Bab 181 - Takut

Motor ojek yang ditumpangi oleh Vina sudah sampai di depan rumah Zee. Rasanya Vina sangat takut untuk turun. Hatinya masih galau. Turun atau tidak turun? Pulang ke rumah atau maju terus ke rumah Zee?"Vina," panggil Zee yang memang sedari tadi menunggu Vina untuk datang ke rumahnya. Terus terang Zee khawatir dengan keadaan Vina yang terlihat ketakutan dan panik. Vina segera turun dari motor dan membayar tukang ojek tersebut dengan selembar uang dua puluh ribu rupiah. Kaki Vina masih lemas seperti jelly karena rasa takut yang teramat sangat.Zee mendatangi Vina dengan menjalankan kursi roda."Ada apa, Vin?" tanya Zee kepada Vina."Kak ... ayo kita masuk. Aku takut dengan Kak Melvin." Vina segera mendorong kursi roda milik Zee untuk masuk ke dalam rumah. Ia melihat sekitar dan Melvin ternyata tidak mengikutinya dari belakang. Sedikit nafas lega bisa Vina rasakan. Setelah masuk ke dalam rumah, Vina langsung mengunci pintu rumah Zee."Ada apa, Vin?" tanya Zee yang sangat penasaran."Ka
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

Bab 182 - Penuh Pura-Pura

Takut sekaligus tegang, itulah yang dirasakan oleh Zee dan Vina. Mereka takut jika Melvin yang datang ke rumah Zee sebelum Theo datang. Bagaimanapun, Zee harus menyembunyikan Vina dari Melvin. "Paket!" Suara seorang pria dari luar yang ternyata kurir.Zee dan Vina bernafas lega. Ternyata bukan Melvin. Tapi tetap mereka berdua harus waspada."Vin ... masuk ke kamar Kak Zidan yang ada di lantai dua. Kunci pintu rapat-rapat!" perintah Zee kepada Vina. Ia tidak mau kecolongan. Jika Melvin curiga dan ternyata ada di belakang kurir, bisa bahaya nanti Vina.Setelah Zee melihat Vina naik ke lantai dua dan mengunci pintu kamar Zidan, Zee segera menjalankan kursi rodanya ke arah pintu lalu membuka pintu itu.CEKLEK!"Dengan ibu Zee?" tanya kurir itu kepada Zee dengan tersenyum."Iya, Pak.""Ini kiriman untuk Ibu.""Terima kasih."Zee sama sekali tidak memesan barang, tapi cukup aneh karena ia mendapatkan kiriman barang. Zee segera melihat pengirimnya tapi tidak ada nama pengirim di paket terse
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

Bab 183 - Kode Kerjasama Zee dan Theo

Melvin melemparkan amplop berisi foto vulgar Theo dengan Vivian. Sekarang Melvin bertindak sebagai pembela Zee yang lemah. Tidak ada salahnya untuk berada di pihak Zee bukan? Sekalian menghancurkan Theo. Bukankah itu yang Melvin inginkan?Theo mengambil amplop itu dan melihat isinya. Betapa terkejutnya Theo karena melihat foto dirinya dengan Vivian. Ya ... artinya bukan Vivi, orang yang menjebaknya sewaktu di puncak. Sungguh bodoh Theo karena percaya dengan tipu muslihat dari Vivian yang mengarahkannya untuk menghukum Vivi, orang yang polos dan tidak bersalah."Masih mau membantah setelah bukti itu ada di tanganmu?" tanya Melvin dengan sangat puas."A-aku tidak tahu mengapa aku ada di sini, Zee," kilah Theo dalam memainkan sandiwara dengan Zee. Mereka sudah sehati dan klop. Tentu saja bermain sandiwara seperti ini tidaklah sulit untuk Theo."Tutup mulutmu! Pertanggungjawabkan perbuatanmu kepada wanita itu. Nikahi dia! Jangan test drive saja!" Melvin mencemooh Theo. Ia memang sengaja m
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

Bab 184 - Chat Bohong

Sekarang Zee mencari nomor kontak Zidan. Hanya Zidan yang bisa diminta tolong oleh Zee untuk membantu mengeluarkan Vina dari dalam rumah menuju ke tempat yang aman bersama dengan Theo."Assalamualaikum, Kak Zidan," sapa Zee."Wa'alaikumsalam. Ada apa, Zee?" tanya Zidan."Kak ... bisakah kakak pulang. Aku membutuhkan kakak untuk menyelamatkan seseorang.""Maksudmu?" Jantung Zidan berdetak kencang. Ia takut ada sesuatu terjadi dengan adiknya. "Menyelamatkan orang? Siapa yang harus diselamatkan?" lanjut Zidan yang masih tidak mengerti dengan perkataan Zee."Ini sangat urgent dan tolong izin terlebih dahulu dari kantor. Nanti aku jelaskan di rumah," mohon Zee. "Baiklah. Sekitar satu jam lagi aku mungkin sampai ke rumah.""Terima kasih, Kak." Zee menutup sambungan teleponnya dan tersenyum ke arah Vina."Ba-bagaimana, Kak?" Vina masih ketakutan."Kamu nanti akan pergi dengan Kak Zidan. Setelah itu, kamu akan dibawa oleh Kak Theo ke tempat yang aman," jelas Zee."Tapi bagaimana dengan kelu
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

Bab 185 - Kabur

Satu jam lebih sepuluh menit, Zidan baru sampai ke rumah dan memarkirkan mobilnya di depan rumah. Zidan tergesa-gesa masuk ke dalam rumah dan ternyata pintu di kunci."Assalamualaikum, Zee ..." panggil Zidan dari pintu rumah."Wa'assalamualaikum, Kak Zidan." Zee segera keluar dari dapur dan dibantu Vina yang mendorong kursi roda Zee."Vina?" Zidan kaget. Kenapa ada Vina di rumahnya? Apakah orang yang harus diselamatkan adalah Vina? Tapi kenapa? Semua pertanyaan itu ada di benak Zidan."Nanti aku jelaskan saat kita berada di mobil, Kak. Hmm ... apakah tadi kakak melihat Melvin di sepanjang komplek rumah kita?"Zidan menggeleng. "Aku tidak memperhatikan sekitar. Aku fokus untuk menyetir agar cepat sampai ke rumah. Tapi kenapa dengan Melvin?""Baiklah kalau kakak tidak melihat. Hmm ... ayo kita pergi ke mobil, Kak." "Apakah tidak masalah, Kak? Maksud aku ... bagaimana kalau Kak Melvin mengawasi kita?" Vina masih ketakutan dan selalu berasumsi bahwa Melvin memperhatikannya dari jauh."H
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

Bab 186 - Vina Galau

Mobil yang dikendarai oleh Zidan akhirnya bisa bertemu dengan mobil Theo di daerah Sentul dan sepertinya Melvin tidak mengikuti mereka sama sekali."Assalamualaikum, Kak," sapa Theo kepada Zidan."Wa'alaikumsallam, Theo," balas Zidan yang baru saja turun dari mobil diiringi oleh Zee dan Vina. "Jadi bagaimana rencana kita selanjutnya?" tanya Theo kepada Zee."Pertama-tama, kita harus menyembunyikan Vina terlebih dahulu. Apakah Kak Theo memiliki tempat yang aman?" tanya Zee sambil menatap Theo.Theo mengangguk, "Aku punya tempat itu. Aku memiliki rumah di daerah Sentul.""Baiklah, untuk sementara Vina dititipkan terlebih dahulu di rumah Kak Theo," putus Zee.Mereka masuk ke mobil masing-masing sementara Theo menunjukkan jalan dengan mobilnya sendiri. Vina menggigit bibirnya dan menekan kecemasannya di dalam mobil. Rasanya tidak mungkin sebagai seorang saudara kandung, Vina akan mampu melihat Melvin di penjara, jadi dengan sangat terpaksa dan hati berat Vina berbicara pada Zee dan Zid
last updateLast Updated : 2022-08-19
Read more

Bab 187 - Kemarahan Melvin

"Oh ya kartu ponselmu, sebaiknya kau ganti, Vin. Melvin mungkin bisa tahu lokasimu bila tetap aktif," ucap Theo memperingatkan VinaVina setuju dan memberikan ponselnya di tangannya"Aku akan keluar sebentar membelikan Vina nomor baru agar bisa kita hubungi," pamit Zee. Tadi ia sempat melihat ada toko yang menjual ponsel di depan komplek vila milik Theo."Baik,Hati-hati," ujar Zidan."Kak Theo, Kak Zee, dan Kak Zidan , terima kasih sudah menerimaku. Semoga aku tidak menjadi beban," lirih Vina.Tidak lama kemudian, Zee datang membawa nomor ponsel baru untuk Vina dan Theo langsung memasangkan kartu baru di ponsel milik Vina.“Ini ponselmu. Aku sudah memasukkan beberapa nomor ke ponselmu agar kamu bisa menghubungi kami,” ucap Theo memberikan ponselnya kepada Vina.“Hmm … ini juga ada uang untuk memenuhi kebutuhanmu selama di sini. Tentang pakaian. Zee akan mengirimkan pakaian untukmu. Aku akan menyuruh seseorang mengantar kesini satu jam lagi,” tambah Theo sambil mengeluarkan dua puluh l
last updateLast Updated : 2022-08-19
Read more

188 - Foto & Video Syur Tersebar

Vivian mengerenyitkan dahinya. Ia sangat malas di hubungi oleh Melvin. "Tidakkah sudah aku bilang kamu tidak perlu mencari aku lagi,” ucap Vivian kesal. “Ini sangat penting, Viv. Jika tidak penting, aku juga tidak akan menghubungi kamu,” balas Melvin terdengar sangat putus asa. “Baik, katakan hal penting apa yang bisa mengganggu acaraku." ujar Vivian yang sangat kesal dan malas berbicara dengan Melvin. "Aku ingin memberitahukanmu. Aku sudah merekam semua pembicaraan kita tentang menjebak Theo selain itu juga tentang videomu dengan Theo yang kita buat.” “BRENGSEK! Kamu mau memerasku, HAH!” umpat Vivian. Ia merasa salah bekerja sama dengan orang. Melvin bukanlah orang yang tepat untuk ia ajak kerja sama karena Melvin akan selalu mengancam dan memerasnya. Sungguh ... rasanya Vivian sangat bodoh. “Maaf. Aku memang salah dan tamak,” sesal Melvin. “Dimana semua barang bukti itu?” teriak Vivian histeris. “Aku menaruhnya di dalam flashdisk, tapi sekarang sudah hilang. Aku … aku tidak
last updateLast Updated : 2022-08-24
Read more

Bab 189 - Kehebohan di TH Pustaka

"Vin," Zee menelepon Vina.“Ya, Kak Zee …” Vina tahu, jika sudah tidak ada salam lagi dari Zee, artinya sesuatu yang buruk telah terjadi. Vina sendiri baru saja berselancar di dunia maya dan alangkah kagetnya ia karena mendapati berita tentang Theo. Sungguh … bukan Vina yang menyebarkan semua berita itu. "Aku ingin bertanya tolong jawab. Apa bukti yang kau berikan pada kami sebelumnya telah kau copy?"“Aku … aku menyalin nya di warnet. Tapi di gogle driv-ku saja kak. Tidak di folder di warnet. Aku yakin itu.”“Tapi kenapa semua itu bisa tersebar ya?” Zee seakan tidak percaya kepada Vina.“Uhmm … ah … aku ingat. Saat aku pergi ke warnet, karena melihat Kak Melvin, akhirnya aku terburu-buru pergi. Tapi saat di pintu, aku bertabrakan dengan seorang pria. Flashdisk-nya jatuh entah kemana. Tapi …”“Tapi apa, Vin?” Zee semakin penasaran.“Tapi … saat aku pergi ke warnet itu lagi, ada seorang pria yang memberikannya kepadaku lagi. Flashdisk yang hilang itu.” Vina mencoba mengingat-ingat.
last updateLast Updated : 2022-08-24
Read more

Bab 190 - Pertengkaran Ayah dan Anak

"Vivian berani sekali engkau datang ke tempatku. Apalagi di depan para pemegang saham! Aku tidak tahu siapa yang akan menjatuhkanku agar aku turun dari posisiku. Namun apabila mereka masih memberikan kesempatan padaku aku akan memberikan pembalasan kepadamu!“ ancam Theo berapi-api, “Kita lihat di meja hijau siapa yang akan memenangkan kasus ini dan bagaimana kebohongan akan terkuak oleh sebuah kebenaran."Vivian terperanjat oleh penjelasan dari Theo. Ia tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya bisa meneteskan air mata dan menangis serta berlalu dari tempat itu. Sebagian tampak iba dan menatap kesal pada Theo. Ancaman Theo benar-benar membuat gadis itu pucat. Sebenarnya apabila memang benar Theo membuka kebenarannya, rencananya ini akan menjadi bumerang yang menyakitkan bagi Vivian. Vivian harus melakukan sesuatu sebelum Theo memperpanjang masalah ini lebih dalam. Orang tua Theo, pikir licik Vivian. Kini keadan semakin tak terkendali karena video syur itu. Mungkin dengan mudah orang tu
last updateLast Updated : 2022-08-24
Read more
PREV
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status