Home / Rumah Tangga / Aku Tak Rela Dimadu / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Aku Tak Rela Dimadu: Chapter 151 - Chapter 160

215 Chapters

Bab 151 - Konspirasi

"Apakah Vivi sekertaris baru dari Theo?" Virni mencoba mengkonfirmasi kepada Zee."Apakah sekarang sekertaris Kak Theo bernama Vivi?" Zee pun bingung."Seingat mama, namanya Vivi.""Lalu dimana sekertaris lama Kak Theo?""Entahlah. Mungkin dipindah tugaskan." Virni menggedikkan bahunya. Ia memang tidak tahu tentang Vivi dan Theo. Ia hanya sekilas melihat Vivi, itupun karena harus meeting dengan Theo."Ya sudah. Terima kasih, Ma." Zee sudah tidak mau membahas lagi masalahnya dengan Theo. Lebih baik memang ia bertanya sendiri kepada pria yang kini sudah mengambil hatinya."Memangnya ada apa, Zee?" Sekarang malah giliran Verni yang penasaran."Tidak, Ma. Tidak ada apa-apa," ucap Zee berbohong. Ia tentu saja tidak mau membuat Verni khawatir. Biar masalahnya ia selesaikan sendiri tanpa orang lain terlibat. Sudah cukup masalahnya dengan Melvin membuat semua orang di dalam rumahnya pusing tujuh keliling."Baiklah, jika tidak ada yang kamu ingin tanyakan lagi, mama mau pamit ke kantor terlebi
last updateLast Updated : 2022-05-09
Read more

Bab 152 - Siasat Theo

Bapak penjaga itu terlihat ketakutan dengan ancaman Theo tentang pelaporan kepada pihak yang berwajib. Tapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Penjaga itu hanyalah orang kecil yang tidak memiliki kuasa apapun. Bagaimana caranya ia bisa memberikan jawaban atas pertanyaan dari Theo?Theo mengambil ponsel Pak Amir lalu berpura-pura menelepon ke kantor polisi."Halo dengan kantor polisi?" ucap Theo di telepon. Ia melakukan drama di hadapan penjaga itu agar penjaga itu tambah ketakutan dan mungkin saja ia akan mengatakan yang sebenarnya kepada Theo tentang apa yang terjadi kepada dirinya.Padahal Theo tadi hanya mematikan suara notifikasi dari ponsel Pak Amir dan juga membuat menjadi mode airplane karena ia takut ada telepon yang masuk." ... " "Begini, Pak. Aku mau melaporkan kasus penculikan dan aku korbannya." Theo menatap tajam kepada penjaga itu. Penjaga yang semakin terlihat resah dan ketakutan dengan tatapan mata Theo." ... ""Aku berada di puncak. Penginapan Mawar. Tadi malam a
last updateLast Updated : 2022-05-11
Read more

Bab 153 - Penyamaran Theo

Bapak penjaga penginapan itu mengantarkan Theo dan Pak Amir menuju ke rumah yang ditempati Pak Entis selama satu minggu. Terlihat hanya gubuk kosong yang tidak ada penghuninya sama sekali. Ya ... memang rumah itu terlihat tidak ada orang, jadi sepertinya benar apa yang dikatakan penjaga penginapan tersebut. "Pak ... bapak teh mencari siapa? Atau bapak teh sedang mencari kontrakan?" tanya seorang Ibu yang berjalan mendekati Theo dan Pak Amir yang sedari tadi melihat-lihat ke dalam rumah yang satu minggu ini ditempati oleh Pak Entis. Ibu itu adalah pemilik kontrakan yang ditinggali oleh Pak Entis."Aku mencari Pak Entis. Apakah ibu ingat?" tanya Theo dengan sangat sopan."Ah ... Pak Entis. Ingat atuh. Masa tidak ingat sih." Ibu pemilik kontrakan itu tersenyum sumringah. "Itu Pak Entis teh ... bayar satu bulan tapi ditempati cuma satu minggu. Habis itu teh ... dia bayar besar sekali lagi. Bagaimana Ibu tidak ingat?"Theo mulai bertanya di dalam hatinya. Artinya ada seseorang yang meren
last updateLast Updated : 2022-05-16
Read more

Bab 154 - Cara Roger

Theo akhirnya pulang bersama Pak Amir setelah ia mendapatkan nama orang yang sangat ia curigai. Vivi ... entahlah Vivi yang mana, yang pasti Theo akan mencari tahu."Pak Amir ...""Ya, Den.""Tolong jangan katakan apapun kepada mama. Aku ingin menyelidikinya terlebih dahulu.""Baik, Den."Pak Amir tentu saja akan menurut kepada Theo. Ia tahu bahwa Anita sangat menyukai Vivi, tetangga lama mereka. Jadi lebih baik Pak Amir tutup mulut sebelum kebenaran yang sesungguhnya terungkap. Vivi mana yang menculik Theo.Membutuhkan waktu hampir dua jam, akhirnya Theo dan Pak Amir sampai ke rumah. Untungnya perjalanan tidak macet dari Puncak ke Jakarta.Setelah sampai, Theo masuk ke dalam rumah dan ternyata sudah ada Anita dan Roger yang menungguinya di dalam."Assalamualaikum," sapa Theo saat masuk ke dalam rumahnya."Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh," jawab Anita dan Roger."Bagaimana keadaan kamu, Nak?" tanya Anita yang segera menghampiri Theo. Ia meraba tubuh Theo satu per satu, ta
last updateLast Updated : 2022-06-01
Read more

Bab 155 - Kerjasama Ayah dan Anak

Pagi sudah menjelang, sekarang Theo sudah bersiap-siap untuk berangkat ke sebuah cafe. Ia akan menemui detektif untuk menyelidiki tentang penculikannya."Theo ... apakah kamu tidak ke kantor sekarang?" tanya Roger penasaran. Rasanya sangat aneh melihat Theo hanya menggunakan kaos polo dan celana jeans.Theo menggeleng."Lantas apa yang akan kamu lakukan sekarang? Apakah kamu akan pergi ke rumah Zee?" Roger mencoba menebak.Theo segera menarik tangan Roger. Mengajak papa-nya itu ke arah balkon. Theo merasa Roger bisa dipercaya dan tidak berkomplot dengan Anita."Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Roger pelan. Ia merasa ada suatu rahasian yang Theo tidak ingin bagikan kepada Anita sehingga anaknya itu mengajaknya ke balkon."Pa ... saat aku di puncak, aku menemukan sesuatu.""Apa itu?""Ini ... bill hotel."Theo mengeluarkan bill hotel yang ia temukan di puncak dan memberikannya kepada Roger."Kenapa dengan bill hotel ini?" tanya Roger bingung. Ia tidak menemukan sesuatu yang aneh.
last updateLast Updated : 2022-06-02
Read more

Bab 156 - Smell Fishy

"Tidak ... tidak ada apa-apa, Ma," jawab Theo terbata-bata karena sangat kaget dengan kedatangan Anita yang tiba-tiba di saat ia berbicara rahasia dengan Roger."Aneh. Kalian pasti merencanakan sesuatu ya? Terus mama tidak boleh tahu! Apakah ini ada hubungan dengan Zee?" tanya Anita penuh curiga."Ini masalah pekerjaan, Ma," jawab Roger menengahi. Memang sebaiknya Anita tidak tahu apa-apa terlebih dahulu. Karena takutnya akan menghancurkan rencana penyelidikan yang akan dilakukan oleh Roger dan Theo."Hmm ... Smell fishy." Anita berpura-pura mencium sekitar, menunjukkan bahwa ia tidak percaya kepada Roger dan Theo."Pa , Ma ... Theo berangkat dahulu ya!" pamit Theo yang sudah tidak mau berbicara banyak lagi. Takut keceplosan."Kamu mau kemana? Ke rumah Zee?" tanya Anita penuh curiga."Tidak. Aku mau ke kantor polisi!" tegas Theo."Ya baiklah kalau begitu," ujar Anita. Memang seharusnya Theo pergi ke kantor polisi untuk melakukan penyelidikkan terhadap penculikan terhadap dirinya.Sete
last updateLast Updated : 2022-06-09
Read more

Bab 157 - Berpikir Bersama

"Membicarakan proyek lah. Selain itu juga Verni kan pengacara di kantor kita," jelas Roger. Ia sangat tahu Anita saat ini sedang sangat sensitif terhadap keluarga Zee sehingga apapun yang menyangkut nama Zee, Anita menjadi tidak suka."Lantas? Proyek apa?" Anita memicingkan matanya, penuh curiga terhadap Roger."Proyek masa depan anak kita dong, Ma!" Roger tersenyum sumringah."Ma-maksudnya bagaimana? Kita bertemu mereka untuk melamar Zee begitu?" tanya Anita panik. Ia merasa terjebak sendiri. Harusnya ia tidak ikut ke meeting aneh bersama Roger."Ya belum ke tahap itu. Begini ... mama kan sudah mengenal Verni. Sangat mengenal Verni. Masa mama tidak bisa melihat keluarga itu sangat baik dengan kita sih?""Verni memang baik. Tapi Zee ... Zee sudah membohongi mama!" jawab Anita ketus. Ia tidak terima dipermalukan di hadapan banyak orang, termasuk Rita, saudaranya."Itu salah siapa? Apa salah Zee?" Roger bertanya retoris dan sedikit menyindir kepada Anita."Itu salah Theo, sih," jawab An
last updateLast Updated : 2022-06-09
Read more

Bab 158 - Pertemuan Orang Tua

"Dengarkan saja nanti." Roger mengedipkan salah satu matanya kepada Anita.Anita hanya bisa menggerutu di dalam hatinya saja. Ia ikut dengan Roger, tapi ia tidak tahu apa yang akan dikatakan oleh Roger kepada orang tua Zee. Sungguh menyebalkan.Setelah sampai di depan hotel, Anita dan Roger turun bersama."Ingat jangan cemberut! Bersikaplah ramah!" tegas Roger kepada Anita."Iya ..." jawab Anita dengan wajah malasnya.Mereka beriringan masuk ke dalam sebuah ruangan yang memang sudah dipesan Roger untuk pertemuan ini. CEKLEK!Roger membuka pintu ruangan. Di sana sudah ada Verni dan Alex yang sedang menunggu kedatangan mereka."Hai ... Alex, Verni," sapa Roger ramah kepada orang tua Zee."Hai Roger, Anita," sapa Alex sambil tersenyum.Verni dan Anita sama-sama tersenyum. Mereka memang tidak memiliki masalah secara pribadi. Masalah mereka hanya dengan anak-anak.Roger menarik kursi untuk Anita, setelah itu, ia duduk di samping Anita.Sudah terdapat minuman dan kudapan lainnya di meja, s
last updateLast Updated : 2022-06-10
Read more

Bab 159 - Pertemuan Orang Tua 2

Verni dan Alex hanya bisa tersenyum melihat kegundahan hati dari Roger dan Anita. tentu saja mereka mengerti. Bagaimanapun, Theo adalah anak mereka satu-satunya. Pantas saja mereka mencemaskan nasib Theo."Mbak Anita dan Pak Roger tidak perlu khawatir. Zee memang sudah membulatkan tekadnya untuk menceraikan Melvin," ucap Verni sambil tersenyum ramah."Loh ... Zee kan sudah hilang ingatan. Bagaimana bisa kamu seyakin itu?" tanya Anita yang masih tidak percaya terhadap ucapan Verni."Hmm ... memang Zee masih hilang ingatan. Tapi dari buku harian Zee. Kami semua tahu bagaimana menderitanya Zee di keluarga Melvin. Dan atas segala pengkhianatan Melvin terhadap Zee, Zee juga sudah tidak bisa memaafkan mantannya itu," jelas Verni."Memangnya ... Zee itu menderita bagaimana di keluarga Melvin?" tanya Anita penasaran. Ia sungguh tidak tahu apa yang terjadi di dalam hidup Zee. Mungkin ini bisa menjadi bahan pertimbangan untuknya, menerima atau menolak Zee sebagai calon menantunya kelak."Hmm ..
last updateLast Updated : 2022-06-10
Read more

Bab 160 - Komitmen Orang Tua

"Kami hanya menginginkan yang terbaik untuk Theo," ucap Anita spontan. "Aku rasa semua orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya, bukan?"Verni mengangguk."Jika memang menurut Mbak Anita dan Pak Roger, Zee bukanlah yang terbaik untuk Theo. Maka ... aku akan meminta Zee untuk menjauhi Theo," ucap Verni dengan tegas. Ia tidak mau anaknya dipermainkan dengan ketidaktulusan dari keluarga Theo. Zee masih punya harga diri sebagai seorang wanita meskipun Zee adalah seorang janda."Tunggu ..." Roger menghentikan pembicaraan kedua wanita yang semakin memanas ini. "Aku rasa tidak begini sebaiknya.""Lalu sebaiknya itu bagaimana, Pak Roger? Menurutku, Verni betul." Sekarang giliran Alex yang membuka suaranya."Begini loh ... Kita semua tahu bahwa Theo sangat mencintai Zee. Jika memang Anita berniat menjodohkan Theo dengan wanita lain. Kita juga kan harus tahu ... apakah Theo mau dengan wanita yang dijodohkan oleh Anita. Nah ... dari yang aku lihat, Theo itu tidak menyukai Vivi," jelas R
last updateLast Updated : 2022-06-11
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
22
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status