Beranda / Pernikahan / Aku Tak Rela Dimadu / Bab 152 - Siasat Theo

Share

Bab 152 - Siasat Theo

Penulis: Siez
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-11 20:53:13

Bapak penjaga itu terlihat ketakutan dengan ancaman Theo tentang pelaporan kepada pihak yang berwajib. Tapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Penjaga itu hanyalah orang kecil yang tidak memiliki kuasa apapun. Bagaimana caranya ia bisa memberikan jawaban atas pertanyaan dari Theo?

Theo mengambil ponsel Pak Amir lalu berpura-pura menelepon ke kantor polisi.

"Halo dengan kantor polisi?" ucap Theo di telepon. Ia melakukan drama di hadapan penjaga itu agar penjaga itu tambah ketakutan dan mungkin saja ia akan mengatakan yang sebenarnya kepada Theo tentang apa yang terjadi kepada dirinya.

Padahal Theo tadi hanya mematikan suara notifikasi dari ponsel Pak Amir dan juga membuat menjadi mode airplane karena ia takut ada telepon yang masuk.

" ... "

"Begini, Pak. Aku mau melaporkan kasus penculikan dan aku korbannya." Theo menatap tajam kepada penjaga itu. Penjaga yang semakin terlihat resah dan ketakutan dengan tatapan mata Theo.

" ... "

"Aku berada di puncak. Penginapan Mawar. Tadi malam a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 153 - Penyamaran Theo

    Bapak penjaga penginapan itu mengantarkan Theo dan Pak Amir menuju ke rumah yang ditempati Pak Entis selama satu minggu. Terlihat hanya gubuk kosong yang tidak ada penghuninya sama sekali. Ya ... memang rumah itu terlihat tidak ada orang, jadi sepertinya benar apa yang dikatakan penjaga penginapan tersebut. "Pak ... bapak teh mencari siapa? Atau bapak teh sedang mencari kontrakan?" tanya seorang Ibu yang berjalan mendekati Theo dan Pak Amir yang sedari tadi melihat-lihat ke dalam rumah yang satu minggu ini ditempati oleh Pak Entis. Ibu itu adalah pemilik kontrakan yang ditinggali oleh Pak Entis."Aku mencari Pak Entis. Apakah ibu ingat?" tanya Theo dengan sangat sopan."Ah ... Pak Entis. Ingat atuh. Masa tidak ingat sih." Ibu pemilik kontrakan itu tersenyum sumringah. "Itu Pak Entis teh ... bayar satu bulan tapi ditempati cuma satu minggu. Habis itu teh ... dia bayar besar sekali lagi. Bagaimana Ibu tidak ingat?"Theo mulai bertanya di dalam hatinya. Artinya ada seseorang yang meren

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-16
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 154 - Cara Roger

    Theo akhirnya pulang bersama Pak Amir setelah ia mendapatkan nama orang yang sangat ia curigai. Vivi ... entahlah Vivi yang mana, yang pasti Theo akan mencari tahu."Pak Amir ...""Ya, Den.""Tolong jangan katakan apapun kepada mama. Aku ingin menyelidikinya terlebih dahulu.""Baik, Den."Pak Amir tentu saja akan menurut kepada Theo. Ia tahu bahwa Anita sangat menyukai Vivi, tetangga lama mereka. Jadi lebih baik Pak Amir tutup mulut sebelum kebenaran yang sesungguhnya terungkap. Vivi mana yang menculik Theo.Membutuhkan waktu hampir dua jam, akhirnya Theo dan Pak Amir sampai ke rumah. Untungnya perjalanan tidak macet dari Puncak ke Jakarta.Setelah sampai, Theo masuk ke dalam rumah dan ternyata sudah ada Anita dan Roger yang menungguinya di dalam."Assalamualaikum," sapa Theo saat masuk ke dalam rumahnya."Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh," jawab Anita dan Roger."Bagaimana keadaan kamu, Nak?" tanya Anita yang segera menghampiri Theo. Ia meraba tubuh Theo satu per satu, ta

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-01
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 155 - Kerjasama Ayah dan Anak

    Pagi sudah menjelang, sekarang Theo sudah bersiap-siap untuk berangkat ke sebuah cafe. Ia akan menemui detektif untuk menyelidiki tentang penculikannya."Theo ... apakah kamu tidak ke kantor sekarang?" tanya Roger penasaran. Rasanya sangat aneh melihat Theo hanya menggunakan kaos polo dan celana jeans.Theo menggeleng."Lantas apa yang akan kamu lakukan sekarang? Apakah kamu akan pergi ke rumah Zee?" Roger mencoba menebak.Theo segera menarik tangan Roger. Mengajak papa-nya itu ke arah balkon. Theo merasa Roger bisa dipercaya dan tidak berkomplot dengan Anita."Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Roger pelan. Ia merasa ada suatu rahasian yang Theo tidak ingin bagikan kepada Anita sehingga anaknya itu mengajaknya ke balkon."Pa ... saat aku di puncak, aku menemukan sesuatu.""Apa itu?""Ini ... bill hotel."Theo mengeluarkan bill hotel yang ia temukan di puncak dan memberikannya kepada Roger."Kenapa dengan bill hotel ini?" tanya Roger bingung. Ia tidak menemukan sesuatu yang aneh.

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-02
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 156 - Smell Fishy

    "Tidak ... tidak ada apa-apa, Ma," jawab Theo terbata-bata karena sangat kaget dengan kedatangan Anita yang tiba-tiba di saat ia berbicara rahasia dengan Roger."Aneh. Kalian pasti merencanakan sesuatu ya? Terus mama tidak boleh tahu! Apakah ini ada hubungan dengan Zee?" tanya Anita penuh curiga."Ini masalah pekerjaan, Ma," jawab Roger menengahi. Memang sebaiknya Anita tidak tahu apa-apa terlebih dahulu. Karena takutnya akan menghancurkan rencana penyelidikan yang akan dilakukan oleh Roger dan Theo."Hmm ... Smell fishy." Anita berpura-pura mencium sekitar, menunjukkan bahwa ia tidak percaya kepada Roger dan Theo."Pa , Ma ... Theo berangkat dahulu ya!" pamit Theo yang sudah tidak mau berbicara banyak lagi. Takut keceplosan."Kamu mau kemana? Ke rumah Zee?" tanya Anita penuh curiga."Tidak. Aku mau ke kantor polisi!" tegas Theo."Ya baiklah kalau begitu," ujar Anita. Memang seharusnya Theo pergi ke kantor polisi untuk melakukan penyelidikkan terhadap penculikan terhadap dirinya.Sete

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-09
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 157 - Berpikir Bersama

    "Membicarakan proyek lah. Selain itu juga Verni kan pengacara di kantor kita," jelas Roger. Ia sangat tahu Anita saat ini sedang sangat sensitif terhadap keluarga Zee sehingga apapun yang menyangkut nama Zee, Anita menjadi tidak suka."Lantas? Proyek apa?" Anita memicingkan matanya, penuh curiga terhadap Roger."Proyek masa depan anak kita dong, Ma!" Roger tersenyum sumringah."Ma-maksudnya bagaimana? Kita bertemu mereka untuk melamar Zee begitu?" tanya Anita panik. Ia merasa terjebak sendiri. Harusnya ia tidak ikut ke meeting aneh bersama Roger."Ya belum ke tahap itu. Begini ... mama kan sudah mengenal Verni. Sangat mengenal Verni. Masa mama tidak bisa melihat keluarga itu sangat baik dengan kita sih?""Verni memang baik. Tapi Zee ... Zee sudah membohongi mama!" jawab Anita ketus. Ia tidak terima dipermalukan di hadapan banyak orang, termasuk Rita, saudaranya."Itu salah siapa? Apa salah Zee?" Roger bertanya retoris dan sedikit menyindir kepada Anita."Itu salah Theo, sih," jawab An

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-09
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 158 - Pertemuan Orang Tua

    "Dengarkan saja nanti." Roger mengedipkan salah satu matanya kepada Anita.Anita hanya bisa menggerutu di dalam hatinya saja. Ia ikut dengan Roger, tapi ia tidak tahu apa yang akan dikatakan oleh Roger kepada orang tua Zee. Sungguh menyebalkan.Setelah sampai di depan hotel, Anita dan Roger turun bersama."Ingat jangan cemberut! Bersikaplah ramah!" tegas Roger kepada Anita."Iya ..." jawab Anita dengan wajah malasnya.Mereka beriringan masuk ke dalam sebuah ruangan yang memang sudah dipesan Roger untuk pertemuan ini. CEKLEK!Roger membuka pintu ruangan. Di sana sudah ada Verni dan Alex yang sedang menunggu kedatangan mereka."Hai ... Alex, Verni," sapa Roger ramah kepada orang tua Zee."Hai Roger, Anita," sapa Alex sambil tersenyum.Verni dan Anita sama-sama tersenyum. Mereka memang tidak memiliki masalah secara pribadi. Masalah mereka hanya dengan anak-anak.Roger menarik kursi untuk Anita, setelah itu, ia duduk di samping Anita.Sudah terdapat minuman dan kudapan lainnya di meja, s

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-10
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 159 - Pertemuan Orang Tua 2

    Verni dan Alex hanya bisa tersenyum melihat kegundahan hati dari Roger dan Anita. tentu saja mereka mengerti. Bagaimanapun, Theo adalah anak mereka satu-satunya. Pantas saja mereka mencemaskan nasib Theo."Mbak Anita dan Pak Roger tidak perlu khawatir. Zee memang sudah membulatkan tekadnya untuk menceraikan Melvin," ucap Verni sambil tersenyum ramah."Loh ... Zee kan sudah hilang ingatan. Bagaimana bisa kamu seyakin itu?" tanya Anita yang masih tidak percaya terhadap ucapan Verni."Hmm ... memang Zee masih hilang ingatan. Tapi dari buku harian Zee. Kami semua tahu bagaimana menderitanya Zee di keluarga Melvin. Dan atas segala pengkhianatan Melvin terhadap Zee, Zee juga sudah tidak bisa memaafkan mantannya itu," jelas Verni."Memangnya ... Zee itu menderita bagaimana di keluarga Melvin?" tanya Anita penasaran. Ia sungguh tidak tahu apa yang terjadi di dalam hidup Zee. Mungkin ini bisa menjadi bahan pertimbangan untuknya, menerima atau menolak Zee sebagai calon menantunya kelak."Hmm ..

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-10
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 160 - Komitmen Orang Tua

    "Kami hanya menginginkan yang terbaik untuk Theo," ucap Anita spontan. "Aku rasa semua orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya, bukan?"Verni mengangguk."Jika memang menurut Mbak Anita dan Pak Roger, Zee bukanlah yang terbaik untuk Theo. Maka ... aku akan meminta Zee untuk menjauhi Theo," ucap Verni dengan tegas. Ia tidak mau anaknya dipermainkan dengan ketidaktulusan dari keluarga Theo. Zee masih punya harga diri sebagai seorang wanita meskipun Zee adalah seorang janda."Tunggu ..." Roger menghentikan pembicaraan kedua wanita yang semakin memanas ini. "Aku rasa tidak begini sebaiknya.""Lalu sebaiknya itu bagaimana, Pak Roger? Menurutku, Verni betul." Sekarang giliran Alex yang membuka suaranya."Begini loh ... Kita semua tahu bahwa Theo sangat mencintai Zee. Jika memang Anita berniat menjodohkan Theo dengan wanita lain. Kita juga kan harus tahu ... apakah Theo mau dengan wanita yang dijodohkan oleh Anita. Nah ... dari yang aku lihat, Theo itu tidak menyukai Vivi," jelas R

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-11

Bab terbaru

  • Aku Tak Rela Dimadu   Extra Part 2

    Setiap pagi wajah Theo datang dengan cerah. Wajahnya berbahagia. Kali ini ponsel di tangannya masih aktif. Kakinya menapaki lantai dari lift menuju ruangannya melewati receptionis. "Sayang, aku sudah sampai Kantor. Aku akan pulang jam 5 sore. Kita makan malam ya? Aku tak sabar menunggu malam lagi" Theo terkekeh. Semenjak bersama Zee, jiwa romantisnya seakan tidak ada habisnya saja. Setiap hari, Theo selalu ingin cepat pulang dan bertemu dengan Zee.Theo mendengar jawaban lawan bicara di ponselnya, ia yakni Zee sedang mengecup mesra di ponselnya walau hanya kecupan di udara sambil mengatakan "Zee, aku sangat mencintaimu." Zee juga bahagia, "Terima kasih Kak Theo untuk semua hal yang indah sejak kamu menjadi suamiku. Aku juga mencintaimu.""Bye, Sayangku. I love you."Theo tak menyadari Vivi berada di belakangnya juga keluar dari lift. Hati Vivi tersayat. Vivi tahu bahwa Theo akan selalu menelepon istrinya dengan ucapan yang sangat manja dan penuh cinta sementara dulu Theo bukanlah o

  • Aku Tak Rela Dimadu   Extra Part 1

    Vivi merenung masih memikirkan Theo. Mamanya Melani masuk ke kamarnya. "Waktunya bagimu meninggalkan perusahaan Theo. Dia tidak mencintaimu. Kita punya perusahaan, Sayang. Kau harus belajar memimpin perusahaan ayahmu."Vivi menggeleng. "Aku lebih suka masak, Ma. Aku tidak berminat pada usaha Papa.""Hfff..." Melani menarik nafas berat. Vivi anaknya memang keras kepala. "Maksudmu? tetap menjadi sekretaris Theo, seorang bawahan. Diperintah sana dan sini?" Melani kecewa pada putrinya. "Mama mendampingi Papamu agar perusahaan kita maju. Kami berharap Kamu juga berjuang bersama kami agar kita tetap sejahtera.""Mama masih mengerti dengan bisnis Choco chipmu yang kini punya banyak cabang di mall-mall. Iseng-iseng untuk belajar memulai bisnis besar. Mama masih mengerti kamu melamar pekerjaan sekretaris padahal lulisan Hardvard. Untuk mengejar Theo orang yang sudah lama kamu sukai."Vivi acuh mendenagar omelan Mamanya. Melani menarik nafasnya kesal. "Tetapi tolong sudahi main-mainnya kamu

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 213 - Kesempurnaan ( Ending )

    Virny dan Alex menyambut haru kedatangan Zee. Virny menangis memeluk putrinya. Jangan pergi lagi sayang, Mama rindu" "Zee juga rindu, Ma. Zee baik-baik saja, Ma. Jangan menangis." Zee memang merindukan Mamanya. Alex juga memeluk putrinya. Zidan menaruh semua tas di kamar Zee. Semua berbahagia untuk kedatangan Zee.Zee melihat pada Theo. Virny tersenyum pada Theo, "Bagaimana kamu bisa menemukan tempat persembunyian Zee, Theo?""Selama ini selalu bilang baik-baik saja. Tidak mau memberi alamatnya dengan alasan ingin menenangkan diri?" Virny penasaran."Setahun lebih mencari Zee, Tante. Terombang ambing tak menentu, Theo tidak ingin lagi kehilangan dia."Semua tersenyum, memandang dua sejoli ini. "Sebenarnya Zee hanya memintamu menyelesaikan masalahmu dengan Vivian. Itu langkah yang tepat, lihatlah kasusmu usai kita bisa berkumpul lagi." ujar Alex mengerti jalan pikiran Zee."Om, Tante perkenankan Theo tidak membuang waktu terlalu lama. Theo meminta restu kalian berdua. Theo ingin mel

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 212 - Pulang Ke Jakarta

    Siang ini sepertinya semua bunga dibumi ini tumbuh hanya untuk Theo, dipetik dan dicurahkan begitu saja untuk hatinya. Kehadiran Zee siang ini memasak makananya tak diperkenankan olehnya. "Aku akan memasak untuk Kak Theo" ujar Zee bersiap ke dapur. Dipikirannya di kulkas ada banyak bahan untuk dimasak."Jangan Zee kita pesan makanan on line saja, aku tak mau kamu meninggalkanku bahkan hanya ke dapur. Aku takut Zee"Zee tertawa tak percaya, Theo seperti anak kecil yang takut ibunya pergi, Theo tak perduli. Ia tetap mengenggam tangan Zee. Bahkan Zee kesulitan untuk menggapai ponselnya. Zee membalas genggaman Theo. Memandang Theo. "Kak aku berjanji padamu, bersedia menjadi istrimu. Besok kita kerumah orang tuaku. Maafkan aku pernah meninggalkanmu. Tolong percayai aku." kedua netra mereka beradu. Theo melihat kesungguhan dan tatapan kerinduan pada netra Zee yang indah itu. Theo tersenyum. "Maafkan aku, Zee. Kamu benar, aku percaya padamu, Zee. Kita pesan on line dan makan berdua ya, Z

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 211 - Pertemuan Zee dan Theo

    Theo hari ini merekah. Hatinya bak dilingkari pelangi. Ia tak dapat menangisi Zee lagi, Robin telah menemukan keberadaan Zee."Bos, Aku berhasil menemukan Zee." Robin sumringah menyampaikan laporannya. "HAH? Jangan bohongi aku. Aku butuh buktinya." tantang Theo tak percaya."Buka file yang kukirim. Ini Zee yang Bos maksud kan?"Theo membuka email, dan melihat file pdf yang terkirim dengan hati berdebar . Tampaklah gambar seorang wanita. 'Zee?' wajahnya cantik natural seperti biasanya tanpa make up berlebih, berbulu mata lentik, putih, rambutnya kini panjang kecoklatan. Zee mengecat rambutnya. Zee semakin cantik. Theo tak sanggup berkata, menyentuh gambar itu dengan hati berdebar. 'Zee.... Kamu cantik, sayang. Aku suka menatapmu dan mengetahui kamu baik-baik saja.' Batinnya bergemuruh."Katakan dimana foto ini diambil, Robin?" Suara Theo bergetar menahan sesuatu yang hangat yang seakan ingin tumpah dari matanya. Theo tak dapat mengendalikan perasaannya."Ada apa Bos? Dia Zee, atau Ze

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 210 - Tidak Ada Wanita Lain Selain Zee

    "Melvin bangu...un, buka matamu. Bangun nak!! Lihat Mama!" Teriak Nina mengguncang bahu anaknya. Dokter Adrian menggeleng lemah. "Ikhlaskan Nyonya," kata Dokter itu iba melihat histetis Nina. Robert mencoba meraih tangan istrinya.Nina menggeleng. "Pa, dokter ini bohong. Kita jangan mau percaya." Tangan Nina melepas tangan Robert yang berusaha menggengamnya. Wajah Melvin ditutup kain putih oleh Suster."Tidaaaak .... Hiks. Anakku, tidak. Apa yang kalian lakukan? Kamu pikr dia mati? Dia memang bersalah, tapi dia anakku, dia berhak mendapat maaf dari siapapun percayalah dia anak baik, Suster!" tegas Nina. Vina memeluk anaknya. Metadang dan mengamuk pada siapa saja. "Ma... Tenanglah Ma, jangan seperti ini." Rio menenangkan Nina. Wajahnya juga sendu.Vina membiarkan Suster itu melaksanakan tugasnya. Menutup wajah Pasien "Vina, apa ini maksudnya?" tanya Nina pada anak perempuannya. Vina menangis. Terisak menjawab, "Kak Melvin tiada, Ma." Rio mengangguk meyakinkan Mamanya lagi. "Hu ...

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 209 - Akhir Vivian dan Melvin

    Sudah 3 kali sidang dilakukan untuk pembacaan tuntutan dan pengumpulan bukti. Lelah terus-menerus hadir dan ingin segera mendengar putusan hakim. Itulah yang dirasakan semua tersangka, yakni Melvin, Vivian, Devan, Entis pada kasus Video porno ini. Vivian sudah dua kali ijin sakit untuk sekedar menghirup udara diluar penjara. Om Bram pengacaranya, sudah tak bisa membantunya lagi karena itu sudah batas maksimal ijin sakit. Vivian nanti dianggap belum dipenjara sudah sering melarikan diri dengan banyak alasan. Vivian mendengus kesal, ia tak suka Sel, tak suka jeruji hitam, lantai penjara bahkan semua hal tentang penjara. Sebanyak apapun ia membayar sipir agar bisa memabawa ponsel, laptop, dan semua kemudahan-kemudahan lain, penjara tetaplah penjara. Tak akan jadi istana. Vivian kini menyesali nasibnya. Berungkali Mama dan Papa menengoknya dan semua makin berat buat Vivian. Vivian ingin bebas. Air matanya menetes tak henti. Rasanya hidupnya pengap tetap disini. Ketika Bu Ivony, salah

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 208 - Tersangka

    Penangkapan Melvin di sebuah desa terpencil menjadi trending topic informasi di dunia maya, dan televisi. Kepolisian seakan menunjukkan bahwa mereka masih punya kinerja terbaik. Para warganet dan rakyat penyimak berita cukup puas dengan hasil kinerja kepolisian mereka menyanjung kepolisian yang sanggup mengungkap kasus ini dengan cepat.Bram Sirait selaku orang yang sudah menyinggung Bripka Anggara dalam suatu kesempatan bahwa kepolisian tidak akan bisa maksimal mencecar Vivian karena mereka juga punya kesalahan tidak bisa menangkap pelaku utama sampai saat ini kini hanya bisa diam menunduk kesal dan menyusun rencana terbaik untuk seluruh anggota timnya agar Vivian tidak mendapat hukuman penjara maksimal. "Om Bram, Vian sudah lelah dipenjara kok sekarang malah Melvin tertangkap aku takut Om, hiks.""Ah, Vian, jangan nangis gitu. Nanti Papamu akan marah sama Om. Om bisa usahakan supaya kamu dirawat di rumah sakit, dengan alasan sakit nanti kita atur itu, lumayan bisa seminggu sampe 10

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 207 - Melvin Tertangkap

    Sementara guru mengaji Celine dan Vivian disisi Celine yang terisak. Celine berusaha memegangi tangan anaknya, padahal disisi kanan kiri anaknya ada dua polisi. Tiba-tiba Mereka terhenti sejenak dan terperangah... Didepan pintu rumah mereka ratusan wartawan menutup jalan hingga polisi harus berhenti.Flash... Flash.. Flash... Suara kamera dan cahaya silaunya keluar tak terhenti menyorot Vivian. "Vivian... Vivian sejak kapan anda berhijab?""Vivian... Vivian... Vivian...""Vivian, apa komentar anda?"Semua wartawan berebut, mengambil gambar Vivian. Mengabadikan tangan Vivian yang di borgol, hijab Vivian yang menggetarkan dan paduan busana dan wajah Vivian yang memang cantik. Vivian menutup wajahnya. Bram Sirait langsung membuat pagar untuk Vivian agar tak ada tangan iseng yang menarik, memaksa memotret dan sebagainya untuk Vivian."No Comment, tak ada komentar." ucap Bram Sirait menghalau mike dan pertanyaan-pertanyaan. Dua Bodyguard di sisi Vivian, Vivian diam menunduk justru pengaca

DMCA.com Protection Status