Home / Fantasi / Pandu Kesatria Genda Yaksa / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Pandu Kesatria Genda Yaksa: Chapter 81 - Chapter 90

130 Chapters

Dihadang Orang Tidak Dikenal

Keesokan harinya....Senapati Pandu dan Reksa Pati sudah melakukan perjalanan untuk kembali ke istana. Karena tujuh hari ke depan akan ada acara penting di istana kerajaan Genda Yaksa, yakni pelantikan Wira Karma sebagai patih di wilayah kuta utama Dalam Genda."Sebenarnya ada acara apa yang hendak Senapati hadiri di istana? Kenapa mendadak sekali?" tanya Reksa Pati sambil memacu kudanya sejajar dengan Rabuta—kuda yang ditunggangi oleh sang senapati.Senapati Pandu sedikit memperlambat laju kudanya. Lantas berpaling ke arah Reksa Pati, kemudian menjawab pertanyaan dari pengawalnya itu, "Tujuh hari lagi, ramaku akan dilantik menjadi seorang patih menggantikan posisi Patih Dwiroka yang sudah mengundurkan diri karena mengalami sakit yang berkepanjangan."Reksa Pati tampak terkejut mendengar perkataan dari Senapati Pandu. "Sungguh?! Senapati tidak bergurau?"Senapati Pandu tersenyum lebar sambil terus memacu Rabuta—kuda kesayangannya. Ia ti
last updateLast Updated : 2022-03-20
Read more

Pertarungan di Ujung Desa

Reksa Pati tampak geram mendengar perkataan dari pria yang ada di hadapannya itu."Jika kau tidak menyingkirkan diri dari hadapan kami, maka aku sendiri yang akan menyingkirkanmu dari tempat ini!" bentak Reksa Pati penuh kegusaran. Sorot matanya yang tajam terus menatap wajah pria yang ada di hadapannya."Lakukan saja, Prajurit!" tantang pria tersebut sambil tertawa dingin."Bedebah kau!" Reksa Pati membentak keras penuh kegusaran. "Kau jangan bersikap jemawa di hadapanku! Karena aku tidak mungkin akan takut terhadapmu," sambung Reksa Pati.Ia dan Senapati Pandu berkeinginan untuk segera menolong seorang pria paruh baya yang tengah dianiaya oleh beberapa orang tidak dikenal itu. Meskipun mereka tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan pria paruh baya itu, akan tetapi Senapati Pandu dan Reksa Pati memiliki kewajiban untuk membantunya. Walau bagaimanapun, pria paruh baya itu merupakan rakyat kerajaan Genda Yaksa yang wajib dilindungi."Sudah aku katak
last updateLast Updated : 2022-03-21
Read more

Pertarungan Para Pendekar Sakti

Gerakannya sangat cepat, sehingga sang senapati tidak dapat menghindari serangan tersebut. Satu sentuhan kaki kiri Warnaka hinggap dengan sempurna di bagian dada sang senapati, akibatnya tubuh Senapati Pandu terpental beberapa tombak ke belakang."Hahaha!" Warnaka tertawa lepas merayakan keberhasilannya yang sudah menjatuhkan Senapati Pandu dengan mudah.Senapati Pandu menatap wajah Warnaka sambil meringis menahan sakit. 'Kemampuan bela diri yang dimiliki oleh pria itu sangat hebat sekali,' kata Senapati Pandu dalam hati.Meskipun demikian, Senapati Pandu dan Reksa Pati sudah melakukan perlawanan dengan baik terhadap para pendekar itu. Mereka sudah dapat mengimbangi kekuatan para pendekar dari kelompok pemberontak itu. Meskipun, kemampuan yang dimiliki oleh kedua orang tersebut di atas kemampuan yang dimiliki oleh Senapati Pandu dan Reksa Pati.Beberapa saat kemudian, terdengar suara aneh dari dalam perkebunan yang ada di pinggiran jalan tersebut
last updateLast Updated : 2022-03-21
Read more

Kehadiran Ki Romut

Setelah berkata demikian, Senapati Pandu langsung memejamkan matanya. Tiba-tiba tubuhnya memutar kencang dan melesat deras ke atas dengan diiringi suara angin yang bergemuruh, lalu tubuh Senapati Pandu kembali meluncur ke bawah, dan langsung menerjang Raspata yang sudah bersiap hendak hendak melakukan serangan terhadap sang senapati.Belum sempat melakukan pergerakan, Raspata sudah mendapatkan pukulan yang sangat keras dari Senapati Pandu, telak mengenai kepalanya. Sehingga ia pun kembali jatuh ke tanah dengan luka yang sangat parah, kepala Raspata hancur sebagian, dan nyawanya pun sudah tidak dapat tertolong lagi. Raspata mengembuskan napas terakhirnya karena pukulan tenaga dalam yang sangat dahsyat dari Senapati Pandu.Warnaka yang hendak turun tangan menyerang Senapati Pandu tampak ragu dan gentar, ketika menyaksikan kejadian itu. Ia hanya berdiri ternganga sambil terus memperhatikan gerak-gerik Senapati Pandu.'Ya, Dewata! Betapa saktinya punggawa itu,'
last updateLast Updated : 2022-03-22
Read more

Senapati Pandu dan Reksa Pati Kembali Melanjutkan Perjalanan

Ki Rondu dan Warnaka tampak sudah bersiap menghadapi tantangan dari sang prajurit pengawal itu. Demikian pula dengan Jenang, ia sudah melakukan ancang-ancang untuk melanjutkan kembali pertarungan mereka dengan Senapati Pandu dan Reksa Pati."Apakah kau yang akan lebih dulu maju?" tanya Warnaka mengarah kepada Jenang.Jenang menarik napas dalam-dalam, ia tak lantas menjawab pertanyaan tersebut. Dalam benaknya berpikir, 'Jika aku menghadapi mereka seorang diri, tidak mungkin aku akan bisa mengalahkan mereka. Terpaksa aku harus bergabung dengan dua pendekar ini.'"Hai! Kenapa kau diam?" bentak Warnaka.Dengan demikian, Jenang langsung menyahut, "Sebaiknya kita gempur mereka secara bersama-sama, agar kita cepat mengakhiri hidup kedua punggawa itu! Setelah itu, barulah kita bersaing untuk mendapatkan kepala mereka!" jawab Jenang bersikap sinis terhadap Warnaka dan Ki Rondu."Baiklah, jika itu yang kau inginkan," sahut Warnaka.Demikianla
last updateLast Updated : 2022-03-22
Read more

Senapati Pandu dan Reksa Pati Tiba di Istana

Kedua punggawa kerajaan itu, kembali melanjutkan perjalanan mereka berpacu kencang meninggalkan desa tersebut. Tiba di sebuah hutan yang berada di wilayah kademangan Suradana, Senapati Pandu dan Reksa Pati langsung menghentikan laju kuda mereka. "Sebentar lagi akan gelap, sebaiknya kita beristirahat sejenak di hutan ini!" kata Senapati Pandu langsung turun dari kudanya. "Kita lanjutkan perjalanan esok pagi saja! Aku sudah kelelahan," sambung sang senapati. "Baiklah, kita harus membuat saung untuk tempat tidur kita malam ini!" sahut Reksa Pati turun dari kudanya. Setelah turun dari kudanya, Senapati Pandu langsung membuka bekal makanan yang dibelinya di sebuah warung sebelum mereka masuk ke dalam hutan tersebut. "Makanlah dulu, Reksa! Nanti saja membuat saungnya setelah kita makan!" ajak Senapati Pandu mengarah kepada Reksa Pati yang sudah menebang pohon bambu yang ada di sekitaran tempat terseb
last updateLast Updated : 2022-03-22
Read more

Ki Durkakira Menerima Tawaran dari Sang Raja

Keesokan harinya....Senapati Pandu langsung berangkat dari istana menuju kediaman Ki Durkakira di sebuah desa yang ada di pinggiran wilayah kademangan Suradana, dengan maksud hendak menyampaikan pesan Prabu Surya Darma Wihesa yang meminta Ki Durkakira untuk tinggal di istana. Karena sang raja berkeinginan untuk mengangkat Ki Durkakira sebagai penasihat istana mendampingi Mpu Mandalika.Senapati Pandu memacu derap langkah kudanya dengan kecepatan tinggi agar segera tiba di tempat tujuan."Hiya! Hiya!"Rabuta berlari sangat kencang meluncur deras dari Kuta utama Dalam Genda menuju wilayah perbatasan kepatihan Merba Yaksa.Setelah tiba di kediaman Ki Durkakira—gurunya Rangga Wihesa, Senapati Pandu langsung turun dari kudanya dan melangkah menuju beranda rumah yang berdiri kokoh di pinggiran hutan yang ada di ujung desa tersebut. Kemudian, Senapati Pandu langsung mengucapkan salam, "Sampurasun.""Rampes," sahut sang pemilik rumah bergegas
last updateLast Updated : 2022-03-23
Read more

Senapati Pandu Jatuh Cinta

Sepulangnya dari kediaman Ki Durkakira, Senapati Pandu langsung beristirahat di beranda barak sembari menikmati sejuknya udara sore.Saat itu, Wira Karma, Damara, dan Jalamangkara sedang tidak ada di barak. Mereka masih beraktivitas di ladang tidak jauh dari lokasi barak tersebut."Susah lama aku tidak bertemu dengan Puri Andini, dan juga Puji Saraswati. Bagaimana keadaan mereka sekarang?" desis Senapati Pandu dalam kesendiriannya.Tampak dari kejauhan Wandalika dan Reksa Pati tengah berjalan menuju barak tempat Senapati Pandu sedang beristirahat. Setibanya di hadapan sang senapati, kedua prajurit itu langsung menjura hormat."Silahkan duduk!" ucap Senapati Pandu lirih."Terima kasih, Senapati," jawab kedua prajurit itu serentak.Meskipun mereka itu memiliki hubungan dekat dengan Senapati Pandu—sebagai sahabat baik. Namun, sikap Reksa Pati dan Wandalika sangat hormat terhadap sang senapati, karena jabatan yang disandang oleh sahabatnya
last updateLast Updated : 2022-03-23
Read more

Wira Karma dan Damara

Belum sempat Senapati Pandu menjawab perkataan dari Reksa Pati, Wira Karma, Damara, dan Jalamangkara saat itu sudah tiba di barak. Mereka baru saja pulang dari ladang yang ada di area belakang barak tersebut."Ramaku sudah datang, sebaiknya kau diam! jangan bicara masalah Puri Andini lagi!" bisik Senapati Pandu meminta agar Reksa Pati tidak membahas tentang Puri Andini.Sebagimana yang sudah diketahui oleh Senapati Pandu, bahwa ayahnya itu sudah menyetujui hubungannya dengan Puji Saraswati. Sehingga, ia tidak mau jika ayahnya marah karena tahu dirinya menyukai Puri Andini."Iya, Senapati tenang saja!" sahut Reksa Pati langsung menutup rapat mulutnya.Wira Karma dan Damara duduk di samping Senapati Pandu, sementara Jalamangkara sudah masuk ke dalam barak."Rama kira, kau ini belum kembali ke sini," kata Wira Karma lirih."Aku tidak lama berada di kediaman Ki Durkakira, hanya menyampaikan pesan sang raja saja, Rama," jawab Senapati Pandu bersi
last updateLast Updated : 2022-03-23
Read more

Ki Durpala dari Kelompok Rajawali

Pada sore itu, Rangga Wihesa dan Radipati tengah berhadapan dengan seorang pria paruh baya tidak dikenal di sebuah desa yang ada di pinggiran kuta utama Dalam Genda. Rangga Wihesa dan Radipati tengah melakukan tindakan tegas terhadap seorang pria paruh baya yang mereka anggap sebagai seorang pendekar penyusup dari kelompok pemberontak pimpinan Ki Kusumo. "Sebaiknya kau diam saja! Biarkan aku yang akan menghadapi pendekar ini!" pinta Rangga Wihesa kepada Radipati. Dengan demikian, Radipati segera mundur beberapa langkah untuk memberikan ruang bagi Rangga Wihesa dalam menghadapi pria paruh baya itu. "Aku rasa, sangat tidak tepat sekali jika Ki Sanak memaksa diri untuk masuk ke wilayah kuta ini!" bentak Rangga Wihesa. "Tunggu dulu! Dengarkan penjelasanku!" pinta pria paruh bay itu. Namun, Rangga Wihesa sudah tidak mau mendengar perkataan dari pria paruh baya tersebut. Sehingga dirinya langsung mengerahkan kekuatan untuk melancarkan serang
last updateLast Updated : 2022-03-23
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status