Home / Fantasi / Pandu Kesatria Genda Yaksa / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Pandu Kesatria Genda Yaksa: Chapter 91 - Chapter 100

130 Chapters

Wira Karma Kedatangan Kawan Lamanya

Menjelang malam, Rangga Wihesa, Radipati, dan Ki Durpala sudah tiba di barak tempat tinggal Wira Karma. Kedatangan mereka disambut hangat oleh Wira Karma dan semua yang ada di barak tersebut."Sampurasun, Paman," ucap Rangga Wihesa menjura kepada Wira Karma, Jalamangkara, dan Damara serta Senapati Pandu yang saat itu sedang berkumpul di beranda barak tersebut."Rampes," jawab mereka serentak."Lihatlah, Paman! Siapakah yang datang ini?" kata Ranga Wihesa berpaling ke arah Ki Durpala yang berdiri di sampingnya."Durpala?!" Wira Karma bangkit, dua bola matanya terus memandangi wajah Ki Durpala yang sudah berdiri di hadapannya."Iya, Wira. Aku Durpala sahabat lamamu," sahut Ki Durpala tersenyum lebar."Senang sekali bisa berjumpa denganmu Durpala." Wira Karma tampak bahagia sekali menyambut kedatangan kawan lamanya itu.Ki Durpala balas tersenyum dan langsung memeluk erat tubuh kawannya. "Kau dari dulu selalu bernasib baik, dan beruntung
last updateLast Updated : 2022-03-23
Read more

Wira Karma Resmi Menjadi Pemimpin Kuta Utama Dalam Genda

Pagi harinya, menjelang matahari terbit. Para prajurit sudah berkumpul di halaman istana kerajaan Genda Yaksa, mereka bersiap untuk mengamankan acara pelantikan Wira Karma menjadi seorang pemimpin di wilayah kuta utama Dalam Genda. Di depan istana kerajaan, sudah hadir ribuan penduduk dari berbagai kadipaten yang ada di wilayah kuta utama Dalam Genda. Mereka datang pagi-pagi buta. Bahkan ada di antara mereka yang datang malam harinya dan menginap di depan istana, karena ingin menghadiri acara tersebut, meskipun mereka tidak mendapatkan izin masuk ke dalam istana kerajaan. Namun, mereka sangat antusias dalam menyambut pemimpin baru mereka. "Aku sangat bahagia mendengar kabar bahwa Ki Wira akan menjadi seorang pemimpin kita," desis salah seorang penduduk yang sudah ada di antara ribuan penduduk lainnya yang sudah memenuhi halaman depan istana. "Ya, aku pun demikian. Semoga Ki Wira bisa memberikan yang terbaik untuk kita semua," sah
last updateLast Updated : 2022-03-23
Read more

Bertemu Empat Orang Pendekar Teratai Emas

Tiga hari setelah menjabat sebagai Patih, Wira Karma langsung menugaskan para prajuritnya untuk melakukan penyelidikan terkait kasus pembunuhan terhadap tiga orang penduduk yang ada di sebuah desa tidak jauh dari istana kepatihan kuta utama Dalam Genda."Apakah kau yakin, jika pelaku pembunuhan itu merupakan para pendekar dari kelompok pemberontak?" tanya Patih Wira Karma kepada Damara yang kini menjabat sebagai dewan kehormatan kuta utama Dalam Genda untuk istana kerajaan."Aku pikir bukan mereka pelakunya," jawab Damara lirih."Lantas siapa pelakunya yang kau curigai, Damara?" tanya Patih Wira Karma menatap wajah sahabat baiknya itu."Orang dalam di pemerintahan kadipaten Luhur!" jawab Damara tampak yakin sekali. "Sebaiknya, Patih tugaskan Wandalika untuk menyelidiki kasus tersebut! Aku yakin, Wandalika mampu menjalankan tugas dengan baik!" sambung Damara memberikan saran kepada sang patih.Patih Wira Karma terdiam sejenak, seakan-akan tengah men
last updateLast Updated : 2022-03-24
Read more

Pertarungan di Depan Klenteng

Mendengar tantangan dari pendekar itu, Wandalika menjawab sambil tertawa dingin."Aku peringatkan kepada kalian wahai para pendekar Teratai Emas! Aku Wandalika seorang punggawa kerajaan Genda Yaksa, aku bukanlah orang pengecut yang mudah kalian hina!" seru Wandalika tampak semakin gusar melihat sikap jemawa para pendekar itu. "Aku siap bertarung dengan kalian! Aku tidak peduli apa akibatnya yang akan terjadi lagi!"Rangga Wihesa tercengang mendengar perkataan dari Wandalika, ia tampak kagum akan keberanian kawannya itu dalam menghadapi empat orang pendekar yang memiliki kemampuan tinggi dalam hal ilmu kanuragan.Salah seorang dari mereka yang bernama Ki Jonggrang mendongakkan kepala sambil tertawa lepas, "Hahaha!""Kau telah membuat kekacauan di klenteng ini, hingga puluhan murid-muridku tewas di tanganmu, Andaresta! Apa kau masih belum puas dan berani masuk lagi untuk kedua kalinya? Apa kau berpikir kami akan diam saja?! bentak Ki Jonggrang penuh kegusar
last updateLast Updated : 2022-03-24
Read more

Kehebatan Rara Wulan

Sejatinya, Wandalika hanya bermaksud hendak membela diri saja. Setelah berhasil mengalahkan lawannya, ia langsung mundur dua langkah, kemudian langsung meloncat tinggi dan mendarat sempurna di hadapan Rangga Wihesa dan Rara Wulan. "Hebat sekali kau, Wanda," puji Rangga Wihesa tersenyum lebar menatap wajah kawannya yang baru saja mengalahkan dua orang pendekar Teratai Emas. Baru saja ia menginjakkan kaki, serangan tersebut kembali datang dari dua orang pendekar lainnya. Kali ini, Rara Wulan yang langsung bertindak menghalau serangan dua orang pendekar itu. Rara Wulan berputar-putar di atas udara sambil tertawa nyaring. Seakan-akan mengejek dua orang lawannya itu, kemudian melayang turun ke tanah. Tiba-tiba saja, dua orang pendekar datang lagi menghampiri kawan mereka yang tengah berhadap-hadapan dengan gadis cantik itu. "Hai, Gadis kecil! Kau sebaiknya mundur saja, jangan ikut campur dalam urusan ini! Apakah kau tidak sayang dengan nyawamu?" bentak sal
last updateLast Updated : 2022-03-24
Read more

Akhir dari Sebuah Pertarungan

Mendengar seruan dari Rangga Wihesa, seketika itu Rara Wulan langsung menghentikan tindakannya. Ia mundur beberapa langkah ke belakang. Namun, dua orang pendekar lainnya justru balas melakukan serangan terhadap Rara Wulan, mereka jengkel melihat kawannya terluka para oleh gadis itu. Dua orang pendekar itu kembali menyerang dengan menggunakan tipu serangannya yang selama ini pertama kali digunakan, namun dengan sangat cepat Rangga Wihesa maju untuk melindungi Rara Wulan. Dengan gerakan yang sangat cepat Rangga Wihesa telah melakukan serangan terhadap dua pendekar tersebut. "Berhati-hatilah, Kakang!" teriak Rara Wulan mengkhawatirkan keselamatan Rangga Wihesa. Rangga Wihesa sedikit berpaling dan tersenyum lebar ke arah Rara Wulan. Kemudian kembali menggempur pertahanan para pendekar tersebut. Ternyata serangannya ini mengandung kekuatan yang sangat luar biasa hebat. Ki Jonggrang menjadi korban pertama keganasan jurus yang dikeluarkan oleh Rangga Wihesa.
last updateLast Updated : 2022-03-24
Read more

Senapati Pandu dan Para Prajuritnya Tiba di Desa Terpencil

Hari itu, Senapati Pandu tengah melakukan penelusuran di wilayah perbatasan kerajaan Genda Yaksa dengan wilayah kerajaan Purba Yaksa.Tiba di jalan setapak yang di arah kirinya terdapat tebing tinggi, Senapati Pandu menghentikan langkah kudanya. Kemudian memberikan isyarat kepada pasukannya dengan mengangkat tangan tinggi agar para prajurit berhenti sejenak.Jaka Tira segera memacu derap langkah kudanya mendekati sang senapati. Lalu bertanya, "Ada apa, Senapati?"Senapati Pandu berpaling ke arah Jaka Tira, lalu menjawab lirih, "Di tempat ini, kita harus berhati-hati! Ada kemungkinan bahaya sedang mengancam kita!"Setelah itu, Senapati Pandu kembali memacu derap langkah kudanya. Baru beberapa langkah saja kudanya berlari, Senapati Pandu kembali memperlambat laju kudanya. Ia bersikap penuh kewaspadaan dan sangat berhati-hati dalam melewati jalur tersebut."Kita sudah masuk ke dalam wilayah kedaulatan kerajaan Purba Yaksa, kalian bersiaplah untuk meng
last updateLast Updated : 2022-03-24
Read more

Memburu Ki Bahu Sujiwo

Senapati melihat jelas pergerakan seorang pria mengenakan penutup wajah di balik pohon besar yang ada di samping rumah tersebut. Senapati Pandu yakin bahwa orang itu merupakan anak buah Bahu Sujiwo yang tengah ia buru di desa tersebut. Orang tersebut sengaja membunuh pria paruh baya itu, agar tidak menunjukkan tempat tinggal Ki Bahu Sujiwo.Para prajurit langsung berlarian mengejar pelaku yang telah melepaskan anak panahnya hingga menewaskan pria paruh baya yang tengah dimintai keterangan oleh sang senapati.Beberapa warga yang menyaksikan detik-detik kematian pria paruh baya itu, segera menghampiri dan langsung mengangkat tubuh pria paruh baya itu, dan segera dibaringkan di atas bebalean rumah tersebut."Siapa keluarga pria paruh baya ini?" tanya Senapati Pandu kepada para penduduk tersebut.Para penduduk itu hanya diam saja, seakan-akan mereka takut dengan kehadiran Senapati Pandu dan
last updateLast Updated : 2022-03-24
Read more

Dihadang Puluhan Prajurit Purba Yaksa

Menjelang malam tiba, Senapati Pandu langsung mengajak Jaka Tira dan para prajurit lainnya untuk segera kembali ke barak. Karena saat itu proses pemakaman Ki Dawilan sudah selesai dilaksanakan.Senapati bertanggung jawab sepenuhnya atas tewasnya pria paruh baya itu, peristiwa tersebut terjadi karena kedatangannya ke desa itu, sehingga Ki Dawilan menjadi korban kekejaman anak buah Ki Bahu Sujiwo."Desa Barung memang berada di bagian wilayah kedaulatan kerajaan Purba Yaksa. Namun, desa Barung ini adalah bagian dari kerajaan Genda Yaksa!" tegas sang senapati berbicara di hadapan ratusan para penduduk desa tersebut. "Kalian jangan khawatir! Tiga hari yang akan datang aku akan mengutus dua ratus prajurit untuk membantu kalian dalam mengamankan wilayah ini. Terutama desa Barung, desa Jongka, dan desa Barung Timur yang selama ini terisolasi!" sambung sang senapati."Terima kasih, Gusti Senapati. Kami pun berharap demikian, karena selama ini kami terhimpit di antara pih
last updateLast Updated : 2022-03-25
Read more

Suasana Tegang di Perbatasan

Keesokan harinya, di istana kerajaan Purba Yaksa telah digegerkan dengan kabar tewasnya puluhan prajurit kerajaan tersebut. Panglima Jokara sudah melaporkan bahwa tindakan itu dilakukan oleh pasukan prajurit Genda Yaksa.Berdasarkan informasi dari Panglima Jokara, maka sang pemimpin kerajaan tersebut tampak geram dan langsung mengutus beberapa orang prajurit untuk menarik duta agung mereka yang bertugas di wilayah kerajaan Genda Yaksa sebagai perwakilan dari pihak kerajaannya."Kita tidak akan tinggal diam, kita harus segera melakukan pembalasan atas tindakan keji yang telah dilakukan oleh para prajurit kerajaan Genda Yaksa. Aku bersumpah, bahwa aku tidak akan pernah mau bergabung lagi dengan pihak kerajaan Genda Yaksa!" tegas Prabu Muriadaka geram dan penuh kegusaran.Prabu Muriadaka tidak mengetahui jika peristiwa itu terjadi buntut dari tindakan konyol yang dilakukan oleh Panglima Jokara dan pasukannya yang sudah melakukan serangan mendadak terhadap para praj
last updateLast Updated : 2022-03-25
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status