Home / Fantasi / Pandu Kesatria Genda Yaksa / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Pandu Kesatria Genda Yaksa: Chapter 111 - Chapter 120

130 Chapters

Diam-diam Mustika Sari Mencintai Senapati Pandu

Dengan sorot mata dingin, Ki Bintara terus menyaksikan pertempuran hebat itu. Tapi dalam hatinya tumbuh sebuah perasaan yang tidak dapat dikatakan.'Para pendekar itu seharusnya berada di pihak kerajaan Genda Yaksa bukan di pihak pemberontak. Sangat disayangkan sekali,' ucap pria paruh baya itu dalam hati.Sejatinya, Ki Bintara memiliki kedudukan tinggi di dunia persilatan yang ada di wilayah itu. Seharusnya, ia pun bisa saja turut campur dalam persoalan tersebut untuk melerai pertikaian itu. Namun pertarungan tersebut sudah tidak dapat terelakkan lagi, karena kedua belah pihak tidak mungkin ada yang mau mengalah.Para pendekar itu tak ada henti-hentinya terus melakukan serangan terhadap Senapati Pandu dan Mustika Sari. Serangan itu merupakan serangan yang terhebat dan ganas sekali yang dilakukan oleh mereka.Beberapa saat kemudian, terdengar suara angin bergemuruh menyibak pohon-pohon yang ada di sekitar hutan tersebut, kemudian meluncur sebuah
last updateLast Updated : 2022-03-28
Read more

Kebersamaan Senapati Pandu dengan Mustika Sari

Mustika Sari diam sejenak, lalu menjawab pertanyaan dari sang senapati, "Aku pernah bertemu dengan Senapati di arena sabung ayam yang ada di kuta Duri Kepa."Senapati Pandu mengerutkan keningnya sambil terus memandangi wajah Mustika Sari. "Sungguhkah?" tanya sang senapati tampak ragu."Benar, Senapati. Jujur saja, semenjak itu aku terus mencari tahu tentang diri Senapati. Hingga pada akhirnya, aku mendatangi kediaman Ki Romut hanya untuk sekadar mencari informasi tentang Senapati," jawab Mustika Sari menuturkan.Senapati Pandu tersenyum lebar menyimak penuturan dari pendekar wanita berwajah cantik itu. Ia berpikir bahwa Mustika Sari sangat cocok jika diangkat menjadi seorang pemimpin prajurit wanita yang ada di barak. Saat itulah, muncul sebuah gagasan dalam diri Senapati Pandu untuk membentuk pasukan khusus wanita yang nantinya akan bertugas di barak prajurit dalam membantu keperluan para prajurit kerajaan.Apa yang ada dalam pikiran Senapati Pandu, terb
last updateLast Updated : 2022-03-29
Read more

Rasa yang Terpendam

Senapati Pandu segera meraih perbekalan makanan yang ia bawa dari barak. Kemudian, langsung melangkah dan duduk di bebalean yang ada di beranda saung tersebut sambil membuka perbekalan makanan yang ia bawa."Mustika!" panggil Senapati Pandu lirih."Iya, Senapati," sahut Mustika bergegas keluar dari dalam saung dan segera menghampiri sang senapati yang sudah menunggunya untuk makan bersama."Makanlah dulu! Aku bawa banyak makanan," kata Senapati Pandu berpaling ke arah Mustika Sari."Baik, Senapati." Mustika Sari langsung duduk di hadapan sang senapati. Ia tampak canggung dan malu-malu makan bersama dengan sang kesatria yang sangat dikaguminya itu.'Tidak kusangka dan tidak kuduga sebelumnya, aku bisa duduk dan makan bersama dengan seorang kesatria tampan yang selama ini aku kagumi,' kata Mustika Sari dalam hati.Senapati Pandu diam-diam terus memperhatikan gerak-gerik dan sikap wanita cantik yang ada di hadapannya. Dalam benaknya pu
last updateLast Updated : 2022-03-30
Read more

Gondira dan Gondaru

Mendengar suara tertawa itu, Senapati Pandu tampak kaget dan segera berpaling ke arah tempat kemunculannya. Tampak seorang pendekar tengah berdiri di atas tebing yang ada di pinggiran sungai tersebut."Siapa kau? Turunlah!" teriak Senapati Pandu meluruskan pandangannya ke arah pendekar tersebut."Baiklah, Senapati." Pendekar itu langsung meluncur terbang ke bawah menghampiri sang senapati yang berdiri tegak di tepi sungai.Tiba-tiba saja, pendekar itu berubah wujud menjadi sesosok makhluk berwajah merah menyeramkan. Ia mendarat sempurna di hadapan sang senapati. Makhluk itu tertawa sambil bertulak pinggang, "Hahaha...!"'Kenapa wujudnya berubah menjadi sesosok siluman?' kata Senapati Pandu dalam hati.Senapati Pandu menghela napas dalam-dalam, lantas bertanya kepada makhluk tersebut, "Siapa kau ini, tiba-tiba muncul dan merubah wujud hingga seperti ini? Apakah kau ingin menggangguku?!" bentak Senapati Pandu tampak gusar dan merasa heran.
last updateLast Updated : 2022-03-31
Read more

Ajian Pupuh Jurig

Senapati Pandu dan Mustika Sari saling berpandangan, mereka sama sekali tidak mengenali pemuda tersebut."Sebaiknya kau ikut saja dengan kami untuk menghadap sang raja di alam siluman! Sekalian ajak kekasihmu ini!" kata pemuda itu. "Kalau kau berubah pikiran, sudah tentu aku akan ingat persahabatan yang lalu, untuk menjamin keselamatan jiwamu," sambungnya disertai suara tertawa keras.Meskipun demikian, Senapati Pandu tidak lantas mempercayai perkataan dari pemuda itu. Demikian pula dengan Mustika Sari, ia tampak ragu dan sungguh tidak mempercayai ucapan pemuda tersebut."Aku yakin mereka bertiga ini adalah tiga para siluman jahat. Sudah barang tentu kedatangan mereka membawa tipu muslihat untuk kita, kau jangan percaya, Senapati!" bisik Mustika Sari penuh kecurigaan.Senapati Pandu hanya menganggukkan kepala pelan, tatapan matanya yang tajam terus mengamati gerak-gerik pemuda itu dan juga dua sosok siluman yang ada di belakangnya.'Aku harus m
last updateLast Updated : 2022-04-01
Read more

Kabar Kematian Sokara

Di tempat terpisah, tepatnya di kuta utama Dalam Genda. Panglima Rangga Wihesa pamit kepada Patih Wira Karma untuk mengunjungi desa Barangbang yang dulu merupakan tempat tinggalnya bersama Ki Durkakira dan Lasmana yang kini sudah tinggal di istana kerajaan. Dalam kesempatan itu, Panglima Rangga Wihesa menyempatkan diri untuk berkunjung ke kediaman Widiarti Puja—kekasih Rangga Wihesa. Namun, setibanya di kediaman sang kekasih, Panglima Rangga Wihesa tampak terheran-heran dengan sikap Widiarti Puja yang secara tiba-tiba berubah. Seakan-akan, Widiarti Puja tidak mempedulikan kehadiran Panglima Rangga Wihesa yang jauh-jauh datang untuk menyempatkan diri berjumpa dengan kekasihnya itu. "Ada apa denganmu, Widiarti?" tanya Panglima Rangga Wihesa lirih. "Apakah ada yang salah dengan kehadiranku?" sambungnya penuh rasa penasaran. Widiarti Puja menarik napas dalam-dalam, lantas membalikan badan menghadap ke arah Panglima Rangga Wihesa. Sikapnya terlihat jelas penuh ket
last updateLast Updated : 2022-04-01
Read more

Widiarti Puja Berduka

Mendengar perkataan dari pemuda tersebut, Widiarti Puja dan Panglima Rangga Wihesa terkaget-kaget, lantas Widiarti Puja kembali bertanya kepada Randu, "Sungguh! Kau tidak bohong?" Dua bola matanya menatap tajam wajah Randu, antara percaya dan ragu."Iya, Widiarti. Aku tidak berbohong, sebentar lagi jasadnya akan dibawa ke rumah ini. Para penduduk sudah mengevakuasi jasad Sokara," jawab Randu tampak bersungguh-sungguh."Kakang Sokara...!" Jerit tangis pun pecah seketika. Dunia seakan-akan menjadi gelap, tanah yang ia pihak pun terasa lembek, hampa dan kosong ketika mengetahui bahwa kakak kandung satu-satunya telah tewas.Widiarti Puja menangis histeris meratapi kematian sang kakak yang beberapa waktu lalu menghilang entah ke mana? Widiarti Puja tidak mengetahui kepergian Sokara, karena Sokara tidak pamit kepadanya ketika berangkat dari rumah. Kini, sang kakak ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa, tentu hal tersebut membuat Widiarti Puja sangat sedih dan mer
last updateLast Updated : 2022-04-02
Read more

Rencana dari Sang Senapati

Pagi harinya, Panglima Rangga Wihesa sudah kembali ke istana kepatihan. Sementara Widiarti Puja masih berada di kediamannya bersama beberapa prajurit pengawal yang ditugaskan oleh Panglima Rangga Wihesa untuk mengawal kekasihnya itu.Setibanya di istana kepatihan, Panglima Rangga Wihesa langsung menghadap sang patih yang kala itu tengah berada di pendapa bersama Jalamangkara dan Damara."Sampurasun, Paman," ucap Panglima Rangga Wihesa lirih."Rampes," jawab Patih Wira Karma dan kedua penasihat setianya itu.Panglima Rangga Wihesa langsung menjura Patih Wira Karma, Damara, dan juga Jalamangkara. Setelah itu, sang patih langsung memerintahkannya untuk segera duduk."Silahkan duduk, Raden!" ucap Patih Wira Karma lirih."Terima kasih, Paman," jawab Panglima Rangga Wihesa langsung duduk bersebelahan dengan Jalamangkara."Bagaimana dengan keadaan Widiarti Puja, Raden?" tanya Patih Wira Karma memulai perbincangannya dengan sang panglima.
last updateLast Updated : 2022-04-06
Read more

Kehadiran Ronggo Pati

Senapati Pandu tersenyum lebar menatap wajah Mustika Sari. Lantas, ia menjawab dengan lirih, "Benar, Mustika. Kita berangkat berdua saja, karena ini merupakan sebuah penyelidikan rahasia. Tidak boleh mengerahkan banyak orang untuk melakukannya." "Senapati memang tampan dan sangat cerdas," desis mestika Sari, ia berbicara refleks tanpa disadari ucapannya itu membuat Senapati Pandu tersanjung. Mendengar perkataan dari Mustika Sari, Senapati Pandu mengangkat alis tinggi. dia benar-benar merasa tersanjung dengan ucapan seorang wanita yang baru dikenalnya itu. "Kau ini berkata apa, Mustika?" tanya sang senapati tersenyum-senyum memandangi wajah Mustika Sari. 'Ya, ampun! Ternyata aku keceplosan berbicara,' kata Mustika Sari dalam hati. Melihat Mustika Sari hanya diam, Senapati Pandu pun kembali bertanya, "Kenapa kau diam? Apakah kau menyesal sudah berkata demikian?" "Maaf, Senapati. Aku hanya bergurau saja," jawab Mustika Sari berkelit. "Kau bergurau?" Senapati Pandu tak henti-hentiny
last updateLast Updated : 2022-04-27
Read more

Ronggo Pati Bergabung dengan Pasukan Genda Yaksa

Setibanya di pendapa barak, prajurit itu langsung menghampiri Senapati Pandu yang tengah berbincang dengan Panglima Durga dan beberapa orang prajurit senior.Lalu, prajurit itu segera melaporkan tentang kedatangan pendekar yang mengaku dirinya bernama Ronggo Pati kepada sang senapati."Benarkah dia mengaku sebagai Ki Ronggo Pati?" tanya Senapati Pandu menanggapi laporan prajuritnya"Benar, Gusti Senapati.""Lantas apa yang kalian lakukan terhadap Ki Ronggo?""Kami menghadangnya, kemudian kami bertarung dengannya."Senapati Pandu menghela napas dalam-dalam, lalu bertanya lagi, "Apakah kalian sudah menghajarnya?" Senapati Pandu meluruskan pandangannya ke wajah prajurit tersebut."Iya, Gusti Senapati. Kami sudah menghajar pendekar itu," jawab sang prajurit bersikap hormat terhadap sang senapati. Ia berkata dengan sejujurnya, mengakui bahwa dia dan kawan-kawannya sudah melakukan tindakan tegas terhadap Ronggo Pati."Aku mengenalnya, kenapa kalian menghajar Ki Ronggo Pati?""Maafkan hamba,
last updateLast Updated : 2022-05-15
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status