Semua Bab Status Facebook Tetangga: Bab 31 - Bab 40

52 Bab

31. Klop, deh!

  Part 31   #StatusFacebookTetangga ______________________   Akhirnya pembawa acara oleh Mama Idos. Sementara itu ibu-ibu yang lain tidak fokus, mereka berbisik-bisik dan sempat aku dengar mereka membicarakan Mama Azzah.    Acara berlangsung lancar sampai pengocokan arisan dilaksanakan. Ternyata yang dapat adalah Mama Rena, jadi bulan depan di kediaman Mama Rena.    Setelah itu, aku dibantu oleh beberapa ibu-ibu membagikan kue dan nasi kotak.    “Makasih ya, Mama Adit kue sama nasi kotaknya. Nggak kayak bulan lalu, omongnya doang tapi nggak ada nasi berkatnya,” ujar Mama Idos. Ia menyalamiku dan pamit.    Kemudian di susul oleh
Baca selengkapnya

32. Klarifikasi

Part 32#StatusFacebookTetanggaYang belum subscribe ceritaku, subscribe dulu ya, juga follow akunku, makasih ....___________________  Astaghfirullah, apakah Mama Adel cerita ke Mama Azzah tentang semua orang yang menggosipkannya?Bagaimana ini?Sebenarnya kesal juga membaca Status mama Azzah seolah dia itu tidak bersalah. Coba saja semisal ibu-ibu kompleks yang sudah tahu gosipnya itu kemudian mendatangi dan konfirmasi dengannya lalu apa yang akan ia katakan?Apakah ia akan berdalih seperti kemarin-kemarin dan mengatakan bahwa akulah sebenarnya yang terlalu mengejar-ngejar suaminya dahulu?Ah sudahlah pusing memikirkan Khamila itu.Kring ... Kring ... Kring ....“Dari Khamila?” Kaget!Angkat, apa tidak, ya. Eh, udah dimatikan.Kring ... Kring ... Kring ....Khamila menelpon kembali. Mending langsung kuangkat, langsung kutekan tombol warna hijau.
Baca selengkapnya

33. Pilihan RT

  #StatusFacebookTetangga ____________________  “Biarkan saja, Bude, nggak usah dengerin. Sekarang saya mau tutup kuping saja.”   Setelah dilayani, aku langsung pulang. Sesampainya di rumah, rupanya mereka belum pada bangun.    Biarkan saja, malah enak, mau ngerjain apa-apa nggak ada yang gangguin. Biasanya Papa minta bikinin kopi, minta ini dan itu. Belum lagi Adit yang rewel.    Aku membereskan rumah, bersih-bersih dan memasak nasi. Sudah jam tujuh, beli sayur aja dulu ke Bang Sar, jam segini pasti masih komplit.   Hari ini mau masak apa, ya.Bingung mau masak apa, kayaknya sayur asem, sambel terasi dan pecak ikan, pasti enak. Makanan kesukaan Mas Adnan.   &
Baca selengkapnya

34. Pak RT

 Part 34#StatusFacebookTetangga__________________________Kulirik Khamila, bangga sekali sepertinya. Sengaja aku mendorong dan mendukung Mas Adnan untuk mencalonkan diri menjadi ketua RT adalah agar dapat memecah suara Burhan dan Pak Warsito. Pokoknya salah satu dari keduanya jangan sampai terpilih. “Kepada seluruh warga RT empat, sebentar lagi di mulai. Monggo tentukan pilihan. Kami ada empat calon, yaitu Bapak Warsito, Bapak Topik, Bapak Burhan dan Bapak Adnan.” Pak Rahmat mengumumkan para calon ketua RT, diiringi tepukan warga. bahkan ada yang menggaungkan nama-nama calon RT.“Pak Burhan, Pak Burhan,” teriak Mama Adel, beberapa orang yang mendukung Burhan ikut berteriak menyebut namanya. Wow, rupanya Mama Adel mendukung si Burhan. Tidak apa-apa. Kulihat Khamila senyum-senyum. Melihat Mama Adel memberikan dukungan ke Burhan, Bu Umroh dan beberapa ibu-ibu yang lain berteriak. &ldqu
Baca selengkapnya

35. RT BARU

 Part 35#StatusFacebookTetangga ====================== Subscribe dan subrate ya, Mak ....------------------------------------------------  Oh my God, Mas Adnan menang.  Bu Umroh dan ibu-ibu yang lain berpelukan. Lebay, hihi. Aku tidak menyangka kalau Mas Adnan bakalan menang. Aku tidak menyangka jika suaranya Pak Topik dan Pak Warsito bakalan ke Mas Adnan, tetapi kenapa, ya? Ini perlu aku selidiki.  Kulihat Mama Azzah merengut, terpancar dari wajahnya ada rasa kecewa.  "Bapak-bapak dan ibu-ibu, akhirnya perolehan suara terbanyak diraih oleh Pak Adnan," ujar panitia. "Hore!" seru para warga disertai tepuk tangan.  "Selamat kepada Pak Adnan. Kami mohon dengan hormat, silakan memberikan sambutannya," Pinta Pak RW. 
Baca selengkapnya

36. Problematika

PART 36#SatusFacebookTetangga========================== "Begini, Pak, saya ke sini mau minta tolong. Suami saya selingkuh dengan orang yang ada di komplek sini. Namun, ia tidak mau mengakuinya. Saya ingin menggrebek mereka," ujar Bu Ning membuat aku dan Mas Adnan melongo.  "Ma, maaf Bu Ning, njenengan jangan bikin isu," ucapku tidak percaya.  "Bu Dania, kalau njenengan tidak percaya, nanti akan saya tunjukkan buktinya. Astaghfirullah, masalah apa ini. Barusan Khamila datang mengeluhkan Mama Adel, eh, ini Mama Adel mengeluh juga.  "Sebaiknya Mama Adel tabayun dulu, takut jadi fitnah," ucap Mas Adnan, aku mengangguk tanda setuju. Aku nggak mau kejadian Khamila terulang.  "Eh, ini bener, Pak RT, ini buktinya." Mama Adel menunjukkan foto di mana dalam foto itu ada Bu Umroh yang sedang turun dari mobil dam milik Pak Dayat.  
Baca selengkapnya

37. Terungkap

Part 37#StatusFacebookTetangga---------------------- Kuutarakan maksud kedatanganku. Kuceritakan kejadian kali ini di pos. Mendengar ceritaku, Pak Dayat kaget. Segera ia mngikutiku menuju pos ronda.  Di pos ronda masih ramai akibat keributan antara Bu Ning dengan Bu Umroh. Melihat keramaian yang terjadi di pos ronda, Pak Dayat kaget.  "Astaghfirullah, Ma! ada apa? ah, malu-maluin Papa saja," ujar Pak Dayat sembari menarik tangan Bu Ning untuk pulang.  "Pak Dayat, tunggu!" cegah suamiku. "Kita selesaikan masalah ini secara baik-baik. Kalau seperti ini, tidak akan ada penyelesaian." "Tapi, Pak, saya malu," ujar suaminya Bu Ning. "Benar, Pak RT, saya ingin menyelesaikan persoalan di sini, biar semua warga tahu semua kebusukan Bu Umroh sama Papa!" sengit Mama Adel sembari melirik ke Bu Umroh.  "Sudahlah, Ma
Baca selengkapnya

38. Sabar

Mama Idos mengirim status gambar kami saat di pos ronda. Di postingan tersebut, terlihat Bu Ning sedang marah dan menunjuk ke arah Bu Umroh. "Salah sangka, bermaksud menunjukkan kebusukan orang, eh kebusukannya terbongkar, wkwkwk dasar!" Itulah status dari Mama Idos.  Setelah semuanya selesai akhirnya kami membubarkan diri, aku dan mas Adnan pulang. "Eh mas, bukankah bu Ning itu juga utang sama Khamila? aku jadi lupa," ucapku kepada Mas Adnan. Kuingatkan kembali saat Khamila datang ke rumah dan meminta bantuan.  Kami mengobrol ketika perjalanan pulang dari pos ronda. "Eh iya ya, Ma, harusnya tadi sekalian dibahas. Namun nggak baik juga bahas di forum, cukup Bu Umroh saja," ujar Papa. ..Sampai juga kami di rumah. Ku buka pintu pagar, kemudian Mas Adnan memarkir motornya.  Baru saja selesai memarkir motor, ponsel Mas
Baca selengkapnya

39. Tambah Pening

Akhirnya mereka didudukkan bersama untuk menyelesaikan permasalahan.  "Mama Adel, kira-kira kapan mau bayar utangnya," tanya Papa kepada Mama Adel yang masih cemberut.  Siapa yang hutang, siapa yang cemberut. Aneh Mama Adel itu.  "Ehm, Pak RT, aku pasti akan bayar, tetapi tidak sekarang. Mana ada duit sekarang, Pak," jawab Mama Adel sambil melirik Khamila. Khamila pun masih terlihat amat sangat kesal.  "Suamiku aja ngasihnya nggak tentu. Kadang cukup buat makan sehari, kadang malah kurang. Makanya aku ngutang ke tukang sayur juga." Bu Ning mengeluh. Antara percaya dan tidak, sebab kalau dilihat dari keseharian, Bu Ning termasuk orang yang terbilang berada. Kehidupannya tidak seperti orang-orang yang kekurangan. Ada kalung dan anting. Beli lauk saja hampir tiap hari ayam atau ikan.  "Bohong Pak RT, orang kalau ke rumahku saja seri
Baca selengkapnya

40. Ada sesuatu

Aku berjalan ke depan. Kutengok dari jendela. Aku terbelalak ketika kulihat yang datang adalah dia.  "Monggo, Pak, silakan masuk," pintaku pada lelaki itu yang ternyata adalah Pak Dayat--suaminya Bu Ning. Kupersilakan untuk duduk di ruang tamu. Aduh, ada apa lagi ini. Baru saja selesai persoalan istrinya dengan Khamila. "Maaf Mbak Dania, apakah ada Pak RT?" tanya Pak Dayat.  "Iya Pak, sebentar, ya, aku panggilkan." Aku masuk ke dalam dan memanggil suamiku yang sedang di dapur.  "Pa, ada Pak Dayat," ucapku. Mas Adnan kaget.  "Apa? Pak Dayat? Mau apa lagi?" "Ih, kok tanya aku, sih, coba temui dulu," ujarku. Papa melangkah menuju ke ruang tamu dan aku mengekor di belakangnya. Aku ingin tahu ada apa ke sini.  "Eh, Pak Dayat," sapa Mas Adnan sambil menyalaminya. "Ada apa, ya?" Aku duduk di samping
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status